Jakarta (ANTARA) - Perempuan Iran untuk pertama kalinya setelah hampir empat dasawarsa diizinkan ke stadion untuk menonton pertandingan-pertandingan olahraga secara langsung menyusul ancaman sanksi dari FIFA kepada negara Asia itu terkait aturan ketat di stadion.
Ancaman sanksi dikeluarkan oleh FIFA menyusul insiden meninggalnya Sahar Khodayari, seorang perempuan yang membakar dirinya sendiri di luar pengadilan karena takut akan hukuman penjara yang menantinya akibat ia menyaksikan sebuah pertandingan sepak bola di stadion langsung.
Laga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia antara tim nasional Iran melawan Kamboja yang berlangsung pada Kamis (10/10) menjadi penanda kembali hadirnya sosok perempuan di tribun penonton stadion.
Dilansir AFP, sekira 4.500 perempuan hadir di antara lebih kurang 10.000 penonton yang menyaksikan langsung pertandingan tersebut di Stadion Azadi, Teheran, Iran.
Sorak sorai para perempuan juga terdengar cukup lantang tiap kali nama-nama pemain Iran dibacakan dari pengeras suara, meski dilaporkan banyak perempuan yang cukup kecewa karena tak sempat mendapatkan tiket yang diburu sebagai penanda era baru itu.
Secara teknis sebetulnya itu bukan kali pertama perempuan hadir menyaksikan pertandingan sepak bola di Iran sebab sebelumnya juga ada kaum hawa yang memang diizinkan menonton tentunya sepersetujuan dari otoritas setempat.
Namun, untuk laga kali ini untuk pertama kalinya perempuan diizinkan membeli tiket menonton langsung.
"Saya sudah berusia 18 tahun dan selama 14 tahun terakhir bermimpi bisa menonton langsung di stadion. Namun sayang tidak dapat tiket," kata Guelareh.
Izin bagi para perempuan tak hanya jadi kabar baik bagi mereka, tetapi juga dari kalangan pria.
"Sungguh menyenangkan akhirnya bisa berada di sini bersama-sama. Kami harap ini bisa terus berlanjut untuk masa mendatang," ujar salah seorang penonton pria.
Kegembiraan itu juga kian dilengkapi dengan kemenangan telak 14-0 atas Kamboja dalam laga yang memantapkan posisi Iran di puncak klasemen itu.