Bengkulu (ANTARA) - Sejumlah warga pesisir laut di Desa Rawa Indah Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu mengungsi ke desa tetangga yang lebih jauh dari pantai pascagempa dengan magnitudo 7,4 yang berpusat di Banten pada Jumat, malam.
“Ada 25 kepala keluarga yang memutuskan mengungsi malam ini ke desa tetangga yang lebih tinggi,” kata Jayak, salah satu warga yang mengungsi saat dihubungi dari Kota Bengkulu.
Ia mengatakan warga memutuskan mengungsi setelah pemerintah lewat BMKG mengumumkan bahwa gempa yang berpusat di Banten tersebut berpotensi tsunami.
Apalagi kata Jayak, gempa terjadi pada malam hari sehingga anggota keluarga terutama anak-anak dan orang lanjut usia memerlukan ketenangan untuk istirahat.
“Cari aman saja jadi kami mengungsi ke Desa Tanah Abang yang topografinya lebih tinggi dari desa kami yang sangat dekat dengan laut,” ucapnya.
Baca juga: Gempa berkekuatan 7.4 SR guncang Banten berpotensi tsunami
Baca juga: PVMBG: Gempa M 7,4 di lempeng Indo-Australia ke lempeng Eurasia
Guncangan gempa yang berpusat di Banten dirasakan warga cukup kuat hingga ke wilayah Kota Bengkulu.
Pantauan di wilayah Kelurahan Pondok Besi, Kota Bengkulu, goyangan gempa membuat warga sampai berlari ke luar rumah.
“Awalnya guncangan terasa pelan tapi lama-kelamaan seperti dalam perahu di laut terasa kencang, kami pun ke luar rumah,” kata Atrina, warga Kelurahan Pondok Besi, Jumat malam.
Wilayah Bengkulu yang cukup sering dilanda gempa membuat warga terbiasa beranjak meninggalkan rumah bila guncangan gempa mulai kencang.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa yang berpusat di Garis Lintang : 7.54 LS, Garis Bujur : 104.58 BT dengan kedalaman 10 kilometer itu berpotensi tsunami.
Baca juga: Warga Jakarta panik rasakan gempa berkekuatan 7,4 SR
Baca juga: Balawista Banten pastikan pantai Selatan Banten masih aman
Warga pesisir Bengkulu mengungsi pascagempa magnitudo 7,4
Jumat, 2 Agustus 2019 21:08 WIB 1035