Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengimbau masyarakat apabila tidak dalam kondisi darurat agar tidak berhenti di bahu jalan tol karena dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan menurunkan efektivitas lalu lintas di jalan tol.
"Kami semua secara intensif mengimbau masyarakat untuk tidak berhenti di bahu jalan tol, apabila tidak dalam kondisi darurat. Jika ingin beristirahat, mereka bisa keluar ke kota-kota terdekat di sepanjang jalur utara," ujar Menhub dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Dia mengatakan, Sabtu dan Minggu ini diprediksi menjadi puncak arus balik dan berdasarkan riset, dari arah Jogja dan Solo menjadi daerah yang terbanyak pemudik yang akan pulang kearah Barat atau Jakarta.
Pada Sabtu (8/6), dilaporkan sudah terjadi lonjakan kendaraan yang signifikan, yang masuk melalui Gerbang Tol Banyumanik, Semarang.
Karena itu, Menhub mengimbau kepada masyarakat yang akan melakukan perjalanan pada arus balik agar dapat merencanakan perjalanannya dengan baik.
“Katakanlah kita berangkat dari Solo dengan kondisi yang sudah cukup tidur atau istirahat. Di perjalanan bisa berhenti di Kendal atau Semarang untuk mengisi bensin hingga penuh," katanya.
Kemudian melanjutkan perjalanan. Jika dalam perjalanan harus mengisi bensin atau istirahat, bisa keluar tol dan memanfaatkan kota-kota besar untuk mengisi bahan bakar dan istirahat agar lebih bugar atau bisa sekalian sambil berwisata, menikmati kuliner dan oleh-oleh seperti di Pekalongan, Tegal, atau Brebes, kata Menhub.
Menhub mengungkapkan, telah berkoordinasi dengan Kementerian PU, Korlantas, Jasa Marga dan pemangku kepentingan terkait untuk menjadikan area istirahat di jalan tol sebagai fungsi darurat.
"Kita sarankan sebagai salah satu langkah manajemen lalu lintas di jalan tol, rest area menjadi tempat berhenti emergency saja. Kalau memang harus mampir baru ke sana," katanya.
Lebih lanjut, Menhub minta masyarakat untuk menjaga kebersihan di area istirahat ataupun di jalan tol agar tidak ada sampah yang berserakan.
Ia juga mengatakan pihaknya mengutamakan bis atau angkutan umum dalam arus mudik.
"Kita pelan-pelan sedang melakukan edukasi sebenarnya yang diutamakan adalah angkutan umum. Saya sampaikan kepada teman-teman angkutan umum itu harus diutamakan untuk arus mudik," lanjutnya.
Selain itu Menteri PUPR Basuki Hadi Moeljono dan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek juga sepakat masyarakat harus mengubah perilaku untuk menjaga kebersihan.
Pasalnya, manajemen kebijakan yang baik akan kurang berhasil jika tidak ada kesadaran prilaku dari masyarakat.
"Saya di sini akan melihat dan mengevaluasi apa yang perlu diperbaiki ke depannya. Managemennya bagus, perilakunya tidak mengikuti ya sama saja pasti ada yang kurang," kata Menteri PUPR Basuki.
Senada dengan hal tersebut, Menkes Nila menyebut kedisiplinan terkait kebersihan harus ditingkatkan.
Karena jika banyak sampah maka akan banyak penyakit yang datang.
"Perilaku yang berhenti di rest area atau bahu jalan kebersihannya kurang dijaga. Ini bisa jadi menimbulkan penyakit, angka kesehatan seperti diare angkanya tinggi karena kebersihannya kurang dijaga," katanya.