Sydney (ANTARA) - Kurs dolar AS nyaris datar di perdagangan Asia pada Selasa pagi, karena investor menunggu data tentang manufaktur China dan ekonomi Eropa untuk mengukur denyut pertumbuhan ekonomi global.
Indeks pembelian manajer (PMI) resmi China diperkirakan akan bertahan di 50,5 pada April setelah memantul pada Maret dalam apa yang diperkirakan analis adalah bukti bahwa stimulus kebijakan mendapatkan traksi dalam perekonomian.
Laporan yang kuat dapat mendukung aset-aset berisiko dan mata uang yang mempengaruhi pertumbuhan China, termasuk dolar Australia, sementara menekan mata uang safe haven yen.
Angka-angka untuk pertumbuhan ekonomi di zona euro yang akan keluar dalam sesi nanti diperkirakan menunjukkan kenaikan moderat 0,3 persen pada kuartal pertama, tetapi setidaknya itu akan naik dari kuartal sebelumnya dan dapat diambil sebagai petunjuk stabilisasi.
Bahkan pertumbuhan sementara seperti itu dapat menekan spekulan yang telah mengumpulkan posisi jangka pendek besar di euro, senilai 14,8 miliar dolar AS dalam seminggu hingga 23 April.
Untuk saat ini, euro stabil pada 1,1184 dolar AS, setelah naik tipis dari terendah hampir dua tahun pada 1,1110 dolar AS yang dicapai minggu lalu.
Dolar AS macet di 111,67 yen, setelah diperdagangkan dalam kisaran yang sangat ketat karena Jepang sedang libur panjang. Resistensi berada di garis atas tertinggi baru-baru ini 112,39 yen, dengan dukungan di 111,37 yen dan 110,83 yen.
Terhadap sekeranjang mata uang, dolar AS sedikit lebih lembut di 97,856, setelah turun dari dekat puncak dua tahun 98,330 minggu lalu.
Rintangan utama untuk dolar AS tetap pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve yang berakhir pada Rabu (1/5/2019) waktu setempat dengan pernyataan dan konferensi pers oleh Ketua Jerome Powell.
Diperkirakan tidak ada perubahan kebijakan, tetapi pasar ingin mendengar bagaimana Powell menyelesaikan perbedaan antara pertumbuhan ekonomi yang kuat dan inflasi yang melambat.
Data AS semalam menunjukkan belanja konsumen menikmati rebound tertajam dalam 9,5 tahun pada Maret, namun inflasi inti masih melambat ke level terendah 14-bulan.
Indeks pengeluaran konsumsi pribadi inti, ukuran inflasi favorit The Fed, melambat menjadi 1,6 persen dan jauh dari target bank sentral sebesar dua persen.
"Akselerasi yang berkelanjutan dalam inflasi inti tetap sulit dipahami dan berkontribusi terhadap ekspektasi inflasi yang rendah," kata ekonom ANZ Felicity Emmett. "Ini bukan hanya masalah bagi FOMC, ini adalah masalah nyata bagi bank sentral utama lainnya."
"Kami perkirakan nada dovish dari bank-bank sentral akan terus berlanjut di masa mendatang," tambahnya. "Mengingat bukti pemulihan dalam pertumbuhan, ini sangat positif bagi aset-aset berisiko."
Dolar AS tunggu data China untuk mengukur denyut pertumbuhan global
Selasa, 30 April 2019 9:07 WIB 936