New York (Antaranews Sumut) - Kurs dolar AS memperpanjang kenaikan terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena euro sebagian besar tertekan oleh kekhawatiran atas potensi pelambatan pertumbuhan ekonomi di zona euro.
Indeks Pembelian Manajer (PMI) Jerman dan zona euro tampak lebih lemah dari yang diperkirakan, menyeret turun euro, menurut Reuters.
Para analis mengatakan data suram akan meningkatkan keraguan tentang apakah ekonomi Eropa akan "rebound" untuk sisa tahun ini.
Selain itu, harga minyak pada Jumat (23/11) merosot ke level terendah dalam lebih dari setahun, dengan minyak mentah AS menetap di posisi terendah baru 50,42 dolar AS per barel selama hampir dua bulan.
Analis mengatakan, penurunan tajam harga minyak mendorong lebih banyak penghindaran resiko di kalangan investor, menambah nilai terhadap dolar AS sebagai mata uang "safe-haven".
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1329 dolar AS dari 1,1405 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2808 dolar AS dari 1,2876 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7226 dolar AS dari 0,7253 dolar AS.
Dolar AS dibeli 112,88 yen Jepang, lebih rendah dari 112,95 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9974 franc Swiss dari 0,9943 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3230 dolar Kanada dari 1,3195 dolar Kanada.
Dolar AS menguat karena kekhawatiran pelambatan pertumbuhan ekonomi zona euro.
Sabtu, 24 November 2018 7:41 WIB 1741