Padangsidimpuan (Antaranews Sumut) - Pengerajin seni ukir becak vespa yang menjadi ikon Kota Padangsidimpuan mengharapkan peran pemerintah daerah dalam mengembangkan kesenian ukir kayu baik modal dan pasarnya khususnya ikon Kota Padangsidimpuan seperti vespa.
M Akhir Nasution yang merupakan kreator seni ukir tersebut, mengatakan bahwa saat ini untuk produksi hasil kerajinan jenis becak vespa, cangkir dari bahan baku batok kelapa sudah lebih dari cukup artinya, bahan baku sangat tersedia, kemudian kami mengalami kendala seperti pendanaan dan pangsa pasarnya, katanya di Padangsidimpuan, ucapnya Selasa di Padangsidimpuan.
Akhir Nasution yang juga sebagai pendamping desa, Sigulang, Purbatua, Salambue, Pal IV, Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, menerangkan bahwa hasil kerajinan kita selalu menjadi bahan pameran dibeberapa stand sebagai pengisi hasil kerajinan binaan UMKM Pemkot Padangsidimpuan, akan tetapi pembinahan secara berkelanjutan jauh dari harapan, katanya.
Sementara itu pengerajin Sahdan Efendi Siregar, sudah 2 tahun kerajinan ini kami kerjakan, secara mandiri tanpa bantuan dari pemerintah, dan hasil kerajinan ini otodidak murni hasil karya tangan, baham baku pun sangat sederhana seperti kayu jati untuk membuat kerajinan becak vespa, kemudian batok kelapa saya sulap menjadi bahan yang bernilai ekonomis, kemudian dipamerakan pada acara pergelaran kerajinan tangan di bali, dan di Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) di Medan setiap tahunnya.
Cangkir batok buatan kami juga telah tembus sampai ke Negara Malaysia akan tetapi tidak berkelanjutan dalam arti pangsa pasarnya tidak tetap, kami mengharapkan peran pemerintah daerah, katanya.
Harapan kami selaku pengerajin kecil kepada pemerintah saat ini sudah mengajukan permohonan audensi untuk ketemu dengan Walikota Padangsidimpuan sudah ampir seminggu belum ada jawaban dari pemerintah, terangnya.