Tapanuli Selatan (Antaranews Sumut) - Universitas Sumatera Utara - PT.Norht Sumatera Hydro Energy - Pemkab Tapanuli Selatan menandatangani pejanjian kesepakatan atau MoU percepatan pembangunan PLTA Batangtoru selaras dengan wawasan lingkungan.
Bupati Tapanuli Selatan, Syahrul M.Pasaribu SH dalam keterangan Persnya di Sipirok, Selasa (11/9/2018), usai sekembalinya menandatangani MoU tersebut di biro Rektor USU, Kampus USU, Medan pada Senin (10/9/2018) bersama Rektor USU Prof. Dr. Runtung SH MH M.Hum - Direktur PT. NSHE Sarimuddin Siregar.
Syahrul mengatakan, Rektor USU Runtung menyambut baik MoU yang melibatkan Perguruan Tinggi untuk mensukseskan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air sebagai bagian Energy baru terbarukan (Energy yang ramah lingkungan). Apalagi, ini juga bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi tentang penelitian dan pengabdian masyarakat.
"Dalam penelitian serta pengabdian masyarakat nanti para pihak dengan fakultas terkait dapat bekerja secara rinci dan detail, sehingga Hydro Power yang ramah lingkungan ini segera dapat terwujud, dengan harapan dapat menjadi penyangga Energy Listrik di Sumatera Utara, serta turut meningkatkan taraf hidup masyarakat."
Rektor mengharapkan dengan PLTA ini kekayaan keanekaragaman hayati seperti Pongo Tapanuliensis (Orangutan Tapanuli) dan Ekosistem Batangtoru semakin terjaga dengan baik. Karenanya, Rektor juga meminta bagi para Dekan yang hadir untuk menindaklanjuti MoU tersebut dengan NSHE maupun Pihak lainnya.
Seratus persen area APL
Lebih specifiknya lagi, tujuan MoU tersebut menurut Syahrul, agar terbangun sebuah sinergitas percepatan pembangunan infrastruktur kelistrikan dengan didukung kelestarian lingkungan demi pembangunan yang berkelanjutan.
"Lokasi pembangunan PLTA Batangtoru yang dibangun PT.NSHE seratus persen berada di Areal Penggunaan Lain (APL) merupakan bahagian proyek Strategis Nasional berkapasitas 510 MW yang nantinya bisa menjawab kebutuhan listrik di Sumatera Utara utamanya saat beban puncak,"ujarnya.
Kawasan objek wisata Air Terjun Silima-lima di Kecamatan Marancar atau disekitaran Lokasi PLTA yang tutupannya masih sangat baik sekali, " beberapa waktu lalu saya juga sudah paparkan ini ke salah satu stasiun televisi swasta (DAATV) dan Conservation International Indonesia (CII) pada saat Kunjungan Lapangan ke Ekosistem Batangtoru,"ungkap Syahrul.
Disinggung melibatkan USU, Syahrul mengatakan, karena USU merupakan Universitas terkemuka di Sumatera Utara yang memiliki banyak pakar, peneliti dan pemerhati lingkungan. "Karenanya, kepada semua pemerhati lingkungan agar mau meluangkan waktunya datang dan melihat secara langsung pengaruh pembangunan PLTA ini hubungannya dengan Ekosistem,"pintanya.
"PT.NSHE juga kita minta ketika dalam membuka Access Road dan Fasilitas lainnya dilokasi Proyek supaya seminimal mungkin menebang Pohon, walaupun kewajiban PSDH/ DR sudah dipenuhi kepada Pemerintah. Semua itu, demi tetap terjaganya kenyamanan Lingkungan"tambah Syahrul.
Komisi VII akan kawal NSHE
Ketua Komisi VII DPR RI H. Gus Irawan Pasaribu SE Ak MM yang hadir dalam MoU tersebut kata Syahrul, mengatakan, akan mengawal terus percepatan pembangunan PLTA Batangtoru agar lingkungan tetap terjaga.
Kegetolan itu, mengingat bumi Marancar sendiri yang merupakan tanah leluhur Gus Irawan yang disitu katanya ada sebuah kearifan lokal (Local Wisdom) yang sampai saat ini masih terjaga dengan baik yaitu HATABOSI ( Haunatas, Tanjung Rompa, Bonan Dolok Dan Siranap), dimana kearifan lokal tersebut mengandung makna air adalah sumber kehidupan, dan air berasal dari hutan.
"Untuk itu warga sampai sekarang masih terus menjaga untuk tidak menebang pohon walaupun di lingkungan APL."
NSHE tengah membangun PLTA Batangtoru yang berteknologi cukup canggih yang di desain irit lahan dengan hanya memanfaatkan badan sungai seluas 24 Hekatare (Ha) dan lahan tambahan di lereng yang sangat curam (200 - 300 meter) dari dasar sungai yang seluas 66 Ha sebagai kolam harian untuk menampung air.
Efisiensi lahan
"Selain ramah lingkungan, PLTA Batangtoru sangat efisien dalam penggunaan lahan jika dibandingkan dengan Waduk Jatiluhur di Jawa Barat yang membutuhkan lahan penampungan air seluas 8.000 Ha lebih untuk membangkitkan tenaga listrik berkapasitas 150 MW,"kata Agus pihak NSHE.
Dalam MoU tersebut katanya, turut dihadiri Ketua Majelis Wali Amanat USU Panusunan Pasaribu MM, Direktur Dharma Hydro Nusantata-Holding PT. NSHE Anton Sugiono, Sekretaris Bappeda Sumut Munir Tanjung, Pendiri Masyarakat Ekowisata Indonesia Sumatera Utara yang juga Mantan Presidium WALHI Sumatera 1983-1989 Ir. H Soekirman.
Kemudian Kepala BLH Sumut Dr. Binsar Situmorang, Kepala DPMPPTSP Tapsel, Wakil Rektor III, IV, V dan Sekretaris USU, Ketua dan Sekretaris Lembaga Penelitian USU, Ketua dan Sekretaris LPM USU, Dekan dan Wakil Dekan III Fak Tekhnik, Dekan Kehutanan, Dekan Hukum, Dekan FISIP, Dekan Ekonomi dan Bisnis USU, Ka Prodi Teknik Lingkungan Fak Teknik USU.
Tambah, Kepala Bappeda Tapsel Abadi Siregar, Kadis Naker Amros Karangmatua, Staf Ahli Syahgiman, Kaban Kesbang Hamdy S Pulungan, Kabag Humas & Protokol, Kabag Pembangunan Tapsel.