Kemarau memang memicu penurunan produksi tandan buah sawit)di wilayah Sumut, tetapi belum terlalu besar, ujar Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut Setia Dharma Sebayang di Medan, Rabu.
Meski penurunan belum terlalu besar atau di bawah lima persen, namun mengkhawatirkan perkebunan.
"Mudah-mudahan kemarau tidak berkepanjangan karena curah hujan sudah mulai ada di akhir Februari," ujarnya.
Baca juga: 232 hektare sawit siap diremajakan
Dengan adanya hujan, diharapkan tidak terjadi penurunan produksi yang besar seperti di 2015 dan 2016 yang mencapai di kisaran 5-10 persen akibat kala itu terjadi kemarau dan titik panas akibat kebakaran lahan/hutan.
Anomali cuaca di Sumut memang biasnaya tidak berdampak besar pada seluruh sentra produksi sawit di Sumut, karena tipikal daerahnya masing-masing berbeda-beda," katanya.
Dengan adanya hujan, diharapkan tidak terjadi penurunan produksi yang besar seperti di 2015 dan 2016 yang mencapai di kisaran 5-10 persen akibat kala itu terjadi kemarau dan titik panas akibat kebakaran lahan/hutan.
Anomali cuaca di Sumut memang biasnaya tidak berdampak besar pada seluruh sentra produksi sawit di Sumut, karena tipikal daerahnya masing-masing berbeda-beda," katanya.
Baca juga: Asian Agri paparkan pentingnya peningkatan produktivitas sawit
Dia mengakui akibat produksi kurang bagus, harga jual sawit bertahan bagus,
Dengan bagusnya TBS harga crude palm oil atau CPO juga cukup tinggi atau di kisaran Rp7.900 hingga Rp8ribuan per kg.
"Mudah-mudahan harga CPO terus bertahan bagus hingga mendekati masa panen puncak di kisran September." katanya.
Setia mengakui harga CPO dipengaruhi banyak faktor mulai dari produksi, permintaan hingga harga minyak mentah.
Dia mengakui akibat produksi kurang bagus, harga jual sawit bertahan bagus,
Dengan bagusnya TBS harga crude palm oil atau CPO juga cukup tinggi atau di kisaran Rp7.900 hingga Rp8ribuan per kg.
"Mudah-mudahan harga CPO terus bertahan bagus hingga mendekati masa panen puncak di kisran September." katanya.
Setia mengakui harga CPO dipengaruhi banyak faktor mulai dari produksi, permintaan hingga harga minyak mentah.