Tapanuli Selatan 12/3 (Antarasumut) - Produksi buah jeruk keprok terus menurun, akhir-akhir ini, membuat sebahagian para petani jeruk keprok di Desa Situmba Kecamatan Sipirok, Tapsel mulai beralih bertanam kopi ateng.
Selain masa panenya tergolong singkat sekira 2 tahun pemasarannya juga memberikan harapan. Keluhan seperti itu diutarakan sejumlah petani jeruk keprok Desa Situmba, Kecamatan Sipirok kepada wartawan, Jum'at.
Saprin Harahap (58), salah satu petani jeruk keprok mengatakan sejak beberapa bulan terakhir produksi jeruk keprok terus menurun bahkan sekarang lagi tidak musim.
Guna meganntisipasi hal itu kata Sarpin aad sebagain petani mulai melirik bertanam kopit ateng dan bila hal itu terus berkembang dikhawatirkan jeruk keprok akan ditinggalkan petani
Sebenarnya, dengan bertani jeruk keprok ini Saprin Harahap mengakui telah berhasil menjadikan dua anaknya menjadi sarjana dan yang paling bungsu sekarang sedang kuliah di Unimed semester 5.
Dia berharap agar Pemkab Tapanuli Selatan membantu petani demi meningkatkan kembali produksi jeruk keprok di Desa Situmba tersebut.
Pun demikian dirinya bertekad, selagi masih mampu bersama masyarakat Desa Situmba Kecamatan Sipirok akan tetap memperjuangkan penignkatan produksi Jeruk Keprok tersebut karena jeruk keprok merupakan icon Desa.
Diakui Sarpin bertani jeruk keprok, merupakan sumber pendapatan masyarakat Situmba yang konon katanya bertani jeruk keprok tersebut merupakan usaha yang diwariskan orang tua secara turun temurun, yang sampai sekarang sudah generasi ketiga.
Produksi jeruk keprok kian hari, terus menurun membuat sebahagian petani jeruk keprok ini beralih ke kopi ateng, selain bercocok tanamnya singkat yaitu 2 sudah panen pemasarannya juga bagus,"bebernya.
Ditempat terpisah Mariam (40) warga yang sama, salah satu dari sekian pedagang buah jeruk keprok yang di pajang dipinggir jalan lintas Sipirok mengaku memilih tidak berjualan selagi jeruk keprok tidak musimnya.
Kita jualan kalau lagi musim, kalau belum musim saya berjualan kecil - kecilan di rumah," katanya sembari menyebutkan dia sudah pernah mencoba menjual jeruk yang lain, tetapi sepi pembeli.
Mariam juga menjelaskan selama ini jeruk keprok yang di jualnya merupakan hasil dari kebun sendiri, ditambah dari kebun tetangga.
Kalau lagi musim, kita menjual di kisaran Rp 15 ribu-Rp 18 ribu perkilonya,"ujar ibu yang telah dikaruniai tiga anak ini.
Sementara, Kadis Pertanian Tapsel H. Ir Bismark Muaratua Siregar dikonfirmasi wartawan menyebutkan pihaknya sementara ini melakukan survei dulu daerah mana yang berpotensi untuk tanaman jeruk keprok tersebut.
Kalau di Desa Situmba kita sudah bekerja sama dengan kelompok tani Mekar jaya, dan kita akan berusaha untuk tetap membuat Desa Situmba menjadi penghasil jeruk keprok, apalagi masyarakat disana sudah menciptakan pemasaran sendiri jeruk keprok ini, dan ini akan lebih bagus lagi nantinya apabila di bantu Disperindag Dan Koperasi," jelasnya.