TebingTinggi, 21/9 (Antarasumut)- Lesunya perekonomian akibat dari melemahnya rupiah terhadap dollar, berpengaruh terhadap para pedagang di Pasar Gambir I dan II Kota Tebing Tinggi, mengeluh karena sepinya pembeli.
160 pedagang di pasar tersebut yang menjual berbagai jenis dagangan, pakaian, sepatu, sandal dan tas ransel merasakan dampak dari krisis ekonomi global itu, bahkan terpaksa membayar gaji pekerja dari modal yang ada.
Fauzi (37) yang berdagang pakaian Senin (21/9) katakan kini setiap harinya hanya mampu laku terjual sepotong pakaian karena tak ada pembelinya, mau merubah dagangan lain juga kondisinya sama.
Fauzi mengakui melemahnya ekonomi ini banyak pedagang yang merugi, kami datang kekedai duduk-duduk saja seharian sambil merenung berupaya mencari solusi terbaik,kita harus berupaya dan tidak boleh putus asa, ujarnya.
Syaharial pedagang berbagai macam jenis tas, menceritakan dagangannya sehari ini senin (21/9) hingga kedainya mau ditutup hanya 1 buah tas yang laku terjual dan hasilnya habis untuk biaya makan saja.
Sepertinya sulit sekali untuk bisa menjual dagangannya, kami dipasar ini berharap yang berbelanja adalah masyarakat hinterland Tebing Tinggi yang umumnya adalah para petani kebun, gimana mereka mau belanja, jika tak ada penghasilan,ujarnya.
Saya punya langganan warga sei-langgei kab.simalungun petani sawit, mengatakan ianya tidak memanen sawitnya, karena harganya sangat murah sekali, dan tak punya pendapatan apapun dari panen sawitnya.
Hasil sawit yang dipanen jika dijual kepada pembeli hanya memperoleh hasil pas-pasan untuk biaya upah buruh pemanen saja, itupun nasib-nasibpan katanya.
Dikatakan Syahrial kami pedagang di pasar gambir I dan II ini adalah pengusaha yang tergolong dalam kelompok UMKM, dan jika kondisi semacam ini lama berlanjut, pasti nanti banyak pengusaha yang gulung tikar (bangkrut), Ironisnya gimana membayar kreditan.
Ir.Joko Sosilo Kabag Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang), katakan Tebing Tinggi kotanya kecil sulit untuk mengukur berapa besar inflasi dan defaluasi.
Jokokatakan TPID Tebing Tinggi mencatat sejumlah kebutuhan pokok, diantaranya cabai, sayur, beras dan beberapa kebutuhan pokok mengalami penurunan sekitar 30 persen.
Dan yang disangsikan akan terjadi PHK besar-besaran dan berakibat jelek terutama pengusaha kelompok besar, dan di Tebing Tinggi mudah-mudahan tidak terjadi, dan Pemerintah Kota terus melakukan survei dilapangan, katanya.