Pematangsiantar, 2/9 (Antara) - Petani gula aren di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, mengeluhkan penjualanan hasil panen tanaman nira dalam kurun waktu satu bulan terakhir.
Sejumlah petani di Nagori Delik Raya, Kecamatan Raya, Rabu mengaku hasil produksi yang dipasarkan di selama Agustus 2015 tidak habis terjual seperti sebelumnya.
"Meski pun harga jual kami tawarkan lebih murah, masyarakat dan pedagang pengumpul hasil komoditas pertanian itu tetap mengurangi jumlah pembelian," kata Atan Saragih diiyakan Jandi Sinaga, warga setempat.
Kedua petani gula aren ini mengaku tidak mengetahui penyebab menurunnya daya beli, hanya saja berharap kondisi demikian tidak berlangsung lama.
Edi Syahrul Damanik, pengumpul gula aren di Kecamatan Raya menyebutkan, saat masa normal mampu menjual gula aren sebanyak satu ton per minggu.
Warga Kota Pematangsiantar ini mengatakan, pasca melemahnya rupiah terhadap dollar, penjulanan mengalami penurunan mencapai 10-20 persen.
Untuk mensiasati kerugian, Edi mengurangi pembelian dari petani, karena gula aren hanya bisa bertahan selama tiga minggu, lewat masa ini akan berjamur dan meleleh.
"Kami harapkan pemerintah segera melakukan langkah strategis untuk mengatasi kondisi (lemahnya ekonomi) ini, supaya tidak berdampak lebih luas kepada petani dan masyarakat," kata Edi.
Petani Gula Aren Di Simalungun Keluhkan Penjualanan
Rabu, 2 September 2015 8:53 WIB 4794
Meski pun harga jual kami tawarkan lebih murah, masyarakat dan pedagang pengumpul hasil komoditas pertanian itu tetap mengurangi jumlah pembelian