Medan, 25/6 (Antara) -PT.PGN (Persero) memastikan pasokan gas Arun melalui pipa perusahaan itu akan segera masuk dan dijual ke industri.
"Pasokan gas untuk industri yang direncanakan Juni atau Juli diharapkan terealisasi. Semua pihak terkait pengaliran gas Arun itu sama-sama berkomitmen untuk bisa mempercepat realisasi gas itu termasuk ke industri," kata Regional Head Distibution III PGN, Sabaruddin di Medan, Kamis.
Sabaruddin yang baru menjabat sebagai Regional Head Distribution III awal Juni itu mengakui, dewasa ini semua pihak terkait sedang dan masih terus melakukan pembicaraan/pembahasan terkait proyek tersebut dengan target realisasi secepatnya.
"Jadi saya tidak bilang Juni atau Juli atau kapan. Yang pasti kami ingin secepatnya," katanya.
Keinginan gas Arun mengalir secepatnya mengingat krisis gas di industri Sumut masih terus berlangsung.
Dewasa ini, kata dia, pasokan gas yang terus berkurang ke PGN menyebabkan distribusi/penjualan ke pengusaha juga menurun atau tinggal sekitar 5 MMSCFD.
Sabaruddin tidak bersedia mengomentari soal harga jual yang direncanakan naik dari harga PGN sebelumnya yang sekitar 8,7 dolar AS per MMBTU.
"Soal harga lihat nanti kalau gas sudah ada.Tetapi tentunya harga jual diperhitungkan dari pembelian Arun, Aceh dan biaya lainnya," katanya.
Yos juga tidak bisa memastikan jumlah pasokan gas Arun.
Namun, kata dia, pasokan dari Arun itu bisa memenuhi permintaan industri.
PGN sendiri sudah menginformasikan dan meminta pengusaha mengajukan permohonan permintaan gas itu ke PGN agar bisa di data.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pengguna Gas (Apigas) Johan Brien, mengatakan, pengusaha tetap meminta harga gas dari Arun itu tidak mahal dari harga dewasa ini.
"Pengusaha tidak setuju kalau harga 14 hingga 16 dolar AS per MMBTU seperti yang diisyaratkan, " katanya.
Pemerintah harus mempertimbangkan masalah gas di Sumut yang terjadi akibat ketidakberpihakan Pemerintah Pusat ke Sumut.
Pembangunan Terminal Gas Terapung di Belawan yang direncanakan bahkan sudah mulai dibangun PGN dibatalkan dan dialihkan ke daerah lain.
Menurut dia, harga gas yang mahal sama saja dengan menyulitkan pengusaha khususnya menyambut era masyarakat ekonomi ASEAN yang dimulai akhir tahun ini.
Harga gas di luar negeri sangat murah bahkan di Singapura hanya sekitar 3,87 dolar AS per MMBTU dan di Malaysia sebesar 3,52 dolar AS per MMBTU.
Johan menegaskan, pasokan gas yang tinggal sekitar 5 MMSCFD dari kebutuhan minimal 22 MMSCFD bagi 54 perusahaan selama ini sudah sangat mengganggu.***1***
(T.E016/B/Subagyo/C/Subagyo)