Balige, Sumut, 28/1 (Antara) - Kalangan petani di Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara mengaku resah dengan kebijakan Pemerintah mengurangi kuota pupuk bersubsidi jenis Urea dan ZA di daerah tersebut, sebab dikhawatirkan mempengaruhi hasil panen mereka.
"Jika kuota pupuk terus dikurangi, tentu akan menimbulkan keresahan bagi petani, karena hasil produksi bisa menurun secara signifikan," ujar Pardomuan Siahaan, petani di Desa Hinalang, Kecamatan Balige, Kabupaten Tobasa, Selasa.
Menurut dia, pengurangan kuota pupuk bersubsidi berdasarkan kebijakan Pemerintah itu harus dapat diantisipasi dengan baik oleh instansi terkait di daerah setempat, sehingga tidak sampai menimbulkan terjadinya kelangkaan atau kekurangan pupuk dalam menghadapi musim tanam mendatang.
Pardomuan berharap, pihak Pemerintah dapat melakukan langkah tepat dengan melaksanakan monitoring dan pengawasan terhadap pengadaan dan penyaluran serta harga pupuk bersubsidi agar sampai ke tingkat petani dengan baik.
Dengan demikian, lanjutnya, para petani bisa menggunakan pola pemupukan berimbang seiring dengan berkurangnya alokasi pupuk Urea dan ZA bersubsidi tahun 2014 di Kabupaten tersebut.
"Pemerintah harus benar-benar memperhatikan masalah ketersediaan pupuk, sebab pola pemberian pupuk berimbang akan berdampak pada pertumbuhan tanaman padi dan berkurangnya hasil panen dapat merugikan para petani," kata Pardomuan.
Hal senada disampaikan Nai Rotua Panjaitan, petani desa Soposurung, Kecamatan Balige, yang mengeluhkan seringnya kekosongan stok pupuk Urea bersubsidi di sejumlah kios pupuk resmi di daerah tersebut, terutama pada saat musim tanam.
Dia berharap, Pemerintah daerah setempat dapat menerapkan kebijakan bersama produsen pupuk bersubsidi untuk mengatasi persoalan kelangkaan pupuk, karena kekurangan penggunaan pupuk dapat mempengaruhi produksi tanaman padi di wilayah dimaksud.
"Kelangkaan pupuk bersubsidi sering terjadi, terutama menjelang musim tanam, sehingga cukup membingungkan bagi petani, bahkan terkadang harus mencari pupuk di luar kecamatan," sebut Nai Rotua.
Sementara itu, Kabag Perekonomian Setdakab Tobasa, Arifin Silaen mengaku, kuota pupuk Urea bersubsidi pada 2014 untuk sektor pertanian di Kabupaten tersebut mengalami penurunan sebesar sembilan ton atau sekitar 0.28 persen.
Namun, kata dia, meski pengurangan kuota itu tidak terlalu signifikan, Pemerintah daerah setempat akan tetap mengantisipasi terjadinya kelangkaan atau kekurangan pupuk bersubsidi dalam menghadapi musim tanam mendatang.
Ia menjelaskan, total kebutuhan pupuk Urea bersubsidi pada 2014, sebesar 3.165 ton dari sebelumnya 3.174 ton pada tahun anggaran 2013.
Diakuinya, kuota pupuk Urea bersubsidi sejumlah 3.174 ton tersebut, sudah beberapa kali mengalami pengurangan pada tahun anggaran 2013, dengan adanya realokasi dari sebelumnya 3.625 ton.
Bahkan sebelumnya, jelas Arifin, kuota dimaksud mengalami pengurangan pada realokasi kedua sebesar 500 ton dari sebelumnya 4.125 ton hingga menjadi 3.625 ton.
"Kita akan terus melaksanakan monitoring dan pengawasan terhadap pengadaan dan penyaluran serta harga pupuk maupun pestisida bersubsidi agar sampai ke tingkat petani dengan baik," kata Arifin. ***2***
(T.KR-JRD)
Nurul H
(T.KR-JRD/B/N. Hayat/N. Hayat)
Petani Tobbasa Resah Kuota Pupuk Bersubsidi Dikurangi
Selasa, 28 Januari 2014 17:52 WIB 1528