Simalungun, 29/9 (Antara) - Pemutusan bergilir arus listrik PLN ke instalasi pelanggan di Kabupaten Simalungun dan Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, hingga kini masih berlanjut.
"Sudah memasuki pekan ke empat, pemutusan masih terjadi. Berbagai desakan dan kritikan bahkan demo dari elemen masyarakat ke kantor PLN, tidak mengubah keadaan," ujar Ngatimin, warga Nagori (Desa) Purbasari Kabupaten Simalungun, Minggu.
Hal senada disampaikan Winar, warga Kelurahan Sinaksak, Kecamatan Tapian Dolok, Saparuddin.
Warga yang ditemui di tempat berbeda itu menyebutkan dalam sehari semalam sedikitnya tiga kali terjadi pemutusan arus listrik ke rumah-rumah penduduk dengan waktu yang berbeda di setiap daerah.
"Seperti makan obat saja, tiga kali sehari dengan kurun waktu dua sampai empat jam setiap pemadaman. Alasan mereka (PLN) turbin rusak sehingga daya kurang, yang korban ya kami-kami (pelanggan)," kata Winar.
Pemutusan arus listrik itu bukan saja mengganggu aktivitas warga, tetapi juga berdampak pada kerusakan barang-barang elektronik dan menurunnya penghasilan seperti pengusaha internet.
"Biaya operasional usaha jadi bertambah untuk perbaikan komputer dan bahan bakar genset sedangkan yang main berkurang. Kita harapkan pemerintah punya solusi masalah klasik ini," kata Anto, pengusaha Avatar Net di Jalan Seram Atas Kota Permatangsiantar.
Effendi Lubis, seorang tokoh pemuda kota ini, mengusulkan agar pemerintah membuka peluang investasi bagi pihak swasta di bidang penyediaan listrik.
"Pemerintah melalui PLN sampai saat ini tidak mampu menyediakan daya yang cukup untuk kebutuhan listrik, ditandai dengan pemutusan yang terjadi dari tahun ke tahun," kata Effendi.
***4***
Kaswir
(T.KR-WRS/B/Kaswir/Kaswir)
