Semarang, 17/5 (Antara) - Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie yang akrab disapa Ical mengatakan pencalonan dirinya sebagai calon presiden pada 2014 dikembalikan kepada rakyat sebagai pemilih.
"Saya tidak pernah punya cita-cita jadi presiden dari kecil, sampai jadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian," katanya usai seminar "Membangun Generasi Muda Calon Pemimpin Bangsa" di Semarang, Jumat.
Namun, kata dia, Allah SWT telah memberikan kesempatan begitu banyak kepadanya, mulai sebagai ketua umum insinyur, ketua umum pengusaha, ketua umum partai, Menko Perekonomian, hingga Menko Kesra.
Ditanya kontribusinya kepada bangsa Indonesia yang mendorongnya maju sebagai capres, Ical menjelaskan mulai dari kontribusinya sebagai pengusaha yang saat ini membawahi sekitar 70 ribu karyawan.
"Ketika ayah saya meninggal (Achmad Bakrie, red.), beliau memiliki sekitar 10 ribu karyawan. Sekarang, saya memberikan lapangan pekerjaan kepada sekitar 70 ribu karyawan. Itu satu kontribusi meski kecil," katanya.
Selain itu, kata dia, ketika dirinya dipercaya sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia membuat posisi dunia usaha bergengsi karena Kadin memiliki peran setingkat dengan pemerintah.
"Siapa yang membayar gaji presiden? Yang membayar gaji pegawai negeri sipil (PNS)? Itu dari pajak yang dibayar masyarakat, terutama kalangan pengusaha," kata pria kelahiran Jakarta, 15 November 1946 itu.
Saat menjadi Menko Perekonomian, ia menceritakan pernah melakukan renegosiasi pengelolaan Blok Cepu yang mampu menekan hak pengelolaan Exxon menjadi hanya 3,5 persen, padahal semula 15 persen.
"Berunding seperti itu bukan proses yang mudah, apalagi Exxon adalah perusahaan terbesar di dunia saat itu. Tetapi, Exxon akhirnya dapat 3,5 persen, Pertamina 3,5 persen, sementara pemerintah 93 persen," katanya.
Ical mengaku saat dirinya menjadi Menko Kesra juga membuat tiga kluster penanggulangan kemiskinan, kemudian menyempatkan bertemu secara langsung dengan masyarakat yang tinggal di puncak pegunungan Papua.
Kunjungannya ke puncak pegunungan Papua itu, kata dia, untuk memberi pengertian agar kehidupan mereka lebih modern, dan saat itu tidak ada pemberontakan bersenjata di daerah itu karena masyarakat merasa diberi kehidupan.
"Kalau Allah telah memberikan kesempatan begitu banyak, apakah kemudian saya tidur 'aja' sekarang? Apakah kemudian saya pensiun momong cucu saja sekarang? Tentu harus dikembalikan pada rakyat," kata Ical.(KR-ZLS)
Ical: Saya Kembalikan Pada Rakyat Soal Capres
Jumat, 17 Mei 2013 18:27 WIB 1369