Medan,11/3 (Antara) - Dewan Minyak Sawit Indonesia menepis isu bahwa harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di pasar internasional akan turun dengan perhitungan stok yang tidak banyak di negara produsen dan permintaan yang lumayan banyak.

"Dalam Konferensi Tinjauan Harga Minyak Sawit dan Minyak Laurat di Kuala Lumpur 6 Maret lalu, saya menegaskan bahwa harga CPO tidak akan turun seperti yang disebut-sebut di luar negeri," kata Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Derom Bangun di Medan, Senin.

Ia justru menegaskan bahwa harga CPO (CIF Rotterdam) bakal naik lagi hingga mencapai 940 dolar AS per metrik ton di pertengahan semester II tahun ini
Dalam Annual Palm and Lauric Oils Conference & Exhibition Price Outlook 2013/2014 (POC 2013) di Kuala Lumpur yang dihadiri sekitar 2.000 peserta dari 50 negara produsen dan konsumen, Derom mengaku bahwa menepis isu banjirnya stok CPO di Indonesia yang membuat adanya prakiraan di pasar internasional bahwa harga CPO akan turun.

Stok CPO Indonesia yang dihitung dari sekitar 600 pabrik kelapa sawit, termasuk yang berada di tangki timbun di pelabuhan-pelabuhan Indonesia maksimum hanya 3,5 juta ton dari yang sebelumnya disebut-sebut pasar internasional ada 5.000.000-an ton sehingga bisa memicu turunnya harga jual.

"Maka, dengan stok yang maksimum hanya 3,5 juta ton di tengah terjadi permintaan yang meningkat dari dalam dan luar negeri, DMSI memperkirakan harga jual CPO bisa naik," katanya.

Pertengahan tahun ini, harga CPO diperkirakan sudah berada di kisaran 870--900 dolar AS per MT dari 850an dolar AS per metrik ton posisi dewasa ini.

Kemudian, harga bisa naik lagi di semester II menjadi sekitar 900--940 dolar AS per metrik ton.

"Prakiraan harga yang naik itu juga mengacu pada tinjauan pasar bahwa harga CPO telah turun ke tingkat terendah pada bulan November 2012 dengan harga 780 dolar AS per metrik ton," katanya.

Kalaupun nanti ada fluktuasi harga saat panen puncak pada bulan September, harga jual tidak akan jatuh jauh karena tren permintaan relatif cukup bagus dari India dan China menyusul membaiknya krisis di negara Amerika Serikat (AS) dan China.

"Harga semakin diprediksi membaik karena perhitungan menunjukkan permintaan CPO lebih tinggi dari produksi," katanya.

Permintan pada tahun ini mencapai 55,25 juta ton, sedangkan produksi hanya 54,53 juta ton.

Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Anizar Simanjuntak mengakui bahwa tren membaiknya harga tandan buah sawit (TBS) di dalam negeri.

Harga TBS di pabrikan berkisar Rp1.350--Rp1.390 per kilogram karena harga CPO di Belawan/Dumai di kisaran Rp7.603/kg.

Produksi TBS juga cenderung meningkat meski tidak terlalu banyak akibat cuaca ekstrem.

***3***
D.Dj. Kliwantoro
(T.E016/B/D. Kliwantoro/D. Kliwantoro)

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013