Medan, 1/3 (Antara) - Sumatera Utara masih mengalami inflasi 0,78 persen pada Februari 2013, lebih rendah dibanding Januari.

"Masih tetap inflasi sebesar 0,78 persen walau lebih rendah dari Januari yang mencapai 1,39 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Suharno di Medan, Jumat.

Inflasi di Sumut yang masih tinggi itu akibat semua kota yang dijadikan indeks harga konsumen (IHK) yakni Medan, Pematang Siantar, Sibolga, dan Padang Sidempuan masih juga mengalami inflasi.

Inflasi di Sumut itu dipicu kenaikan harga berbagai bahan kebutuhan mulai beras, cabai merah, bawang merah, ikan kembung, dan tarif listrik.

Di Medan yang inflasinya mencapai 0,80 persen pada Februari itu dipicu kenaikan harga cabai merah hingga 47,70 persen, bawang merah 12,43 persen, ikan kembung 10,85 persen dan beras 0,94 persen.

Akibat masih inflasinya Sumut di Februari secara kumulatif inflasi juga semakin tinggi atau 2,19 persen dari posisi Januari yang masih 1,39 persen.

"Secara YoY ( year on year), inflasi Sumut juga cukup besar karena mencapai 5,17 persen," katanya.

Suharno menyebutkan, pada awal tahun, memang biasanya inflasi lebih tinggi,
"Buktinya di Sumatera, 16 kota IHK-nya juga mengalami inflasi dengan tertinggi di Lhokseumawe 1,78 persen dan terendah terjadi di Sibolga 0,12 persen," katanya
Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sumut, Ivan Iskandar Batubara menyebutkana, inflasi harus ditekan terus karena bisa mempengaruhi geliat bisnis di daerah itu.

Dia mengakui, harga beragai barang yang naik dewasa ini masih sangat dipengaruhi faktor cuaca ekstrem, seperti harga sayur-mayur yang naik karena panen terganggu dampak curah hujan yang tinggi.

"Tetapi jangan sampai gejolak harga semakin besar akibat adanya aksi spekulasi pedagang.Itu yang harus dijaga ketat jangan sampai terjadi,"katanya.***3***
yuliastuti
(T.E016/B/N. Yuliastuti/N. Yuliastuti)

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013