Medan, 24/2 (Antara) - Pakar hukum Universitas Sumatera Utara Dr Pedastaren Tarigan SH menilai pihak kepolisian perlu memeriksakan kejiwaan tersangka SM (40) yang membunuh balita Shello Alpiano Nababan (4), warga Desa Pagar Jati, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang.
"Kejiwaan wanita yang menculik dan membunuh bocah tak berdosa itu perlu diperiksa untuk mengetahui perkembangan kejiwaan tersangka," kata Kepala Laboratorium Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) itu di Medan, Minggu.
Peristiwa yang dilakukan ibu beranak satu itu, menurut dia, tergolong sangat sadis dan keji, karena hanya gara-gara tersangka dendam dinasehati Kasma boru Manurung (ibunda korban).
Perbuatan tersangka itu, tidak selazimnya dilakukan terhadap anak-anak yang masih berusia empat tahun, apalagi tersangka dengan korban juga tetangga dan disebut-sebut ada hubungan famili.
"Semestinya tersangka ikut menjaga dan melindungi korban yang masih kecil dan bukan sebaliknya diculik dan dianiaya hingga akhirnya Shello meninggal dunia," ucap dia.
Pedastaren mengatakan, penganiayaan yang dilakukan tersangka terhadap korban dengan menutup mulutnya dengan lakban juga terkesan tidak manusiawi dan melanggar hak asasi manusia (HAM).
Cara-cara yang seperti ini, tidak mencerminkan sebagai seorang orang tua yang santun dan baik terhadap anak kecil, melainkan perbuatan yang sangat biadab.
"Tersangka pembunuh ini diduga memiliki penyakit psikis (kejiwaan) yang tiba-tiba bisa saja berubah menjadi pemarah yang lepas kontrol, sehingga dendam dengan orang yang pernah menyakiti hatinya," ujarnya.
Selain itu, jelasnya, yang sangat mengherankan bagi tersangka, bahwa dirinya saat ini juga mempunyai anak masih kecil berumur delapan bulan, namun kenapa ia tega menghilangkan nyawa korban yang tidak tahu apa-apa itu. "Jadi, ahli psikolog perlu didatangkan untuk memeriksakan kelainan kejiwaan tersangka SM, sehingga dapat diketahui penyakit atau permasalahan yang sedang dialami pembunuh anak tersebut," kata Pedastaren.
Sebelumnya, Sello tiba-tiba menghilang Senin, 17 Februari 2013, saat dirinya bermain bersama tiga temannya, kemudian korban yang merupakan anak dari Sahar Nababan dan Kasma Br Manurung ditemukan tewas, Selasa (19/2) sekitar pukul 22.00 WIB dalam karung goni dalam kondisi telanjang di dekat rumahnya. ***2*** (Edy M Ya'kub) (T.M034/B/E.M. Yacub/E.M. Yacub) 24-02-2013 05:39:20
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013
"Kejiwaan wanita yang menculik dan membunuh bocah tak berdosa itu perlu diperiksa untuk mengetahui perkembangan kejiwaan tersangka," kata Kepala Laboratorium Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) itu di Medan, Minggu.
Peristiwa yang dilakukan ibu beranak satu itu, menurut dia, tergolong sangat sadis dan keji, karena hanya gara-gara tersangka dendam dinasehati Kasma boru Manurung (ibunda korban).
Perbuatan tersangka itu, tidak selazimnya dilakukan terhadap anak-anak yang masih berusia empat tahun, apalagi tersangka dengan korban juga tetangga dan disebut-sebut ada hubungan famili.
"Semestinya tersangka ikut menjaga dan melindungi korban yang masih kecil dan bukan sebaliknya diculik dan dianiaya hingga akhirnya Shello meninggal dunia," ucap dia.
Pedastaren mengatakan, penganiayaan yang dilakukan tersangka terhadap korban dengan menutup mulutnya dengan lakban juga terkesan tidak manusiawi dan melanggar hak asasi manusia (HAM).
Cara-cara yang seperti ini, tidak mencerminkan sebagai seorang orang tua yang santun dan baik terhadap anak kecil, melainkan perbuatan yang sangat biadab.
"Tersangka pembunuh ini diduga memiliki penyakit psikis (kejiwaan) yang tiba-tiba bisa saja berubah menjadi pemarah yang lepas kontrol, sehingga dendam dengan orang yang pernah menyakiti hatinya," ujarnya.
Selain itu, jelasnya, yang sangat mengherankan bagi tersangka, bahwa dirinya saat ini juga mempunyai anak masih kecil berumur delapan bulan, namun kenapa ia tega menghilangkan nyawa korban yang tidak tahu apa-apa itu. "Jadi, ahli psikolog perlu didatangkan untuk memeriksakan kelainan kejiwaan tersangka SM, sehingga dapat diketahui penyakit atau permasalahan yang sedang dialami pembunuh anak tersebut," kata Pedastaren.
Sebelumnya, Sello tiba-tiba menghilang Senin, 17 Februari 2013, saat dirinya bermain bersama tiga temannya, kemudian korban yang merupakan anak dari Sahar Nababan dan Kasma Br Manurung ditemukan tewas, Selasa (19/2) sekitar pukul 22.00 WIB dalam karung goni dalam kondisi telanjang di dekat rumahnya. ***2*** (Edy M Ya'kub) (T.M034/B/E.M. Yacub/E.M. Yacub) 24-02-2013 05:39:20
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013