Pematangsiantar, Sumut, 15/1 (antarasumut). Ratusan pedagang kaki lima (PKL) yang di relokasi dari Jalan Sutomo, Jalan Sudirman dan lapangan Haji Adam Malik Pematangsiantar demo ke rumah dinas Walikota Hulman Sitorus SE, Selasa malam sekitar pukul 21.00 WIB.
Kedatangan para PKL ini untuk meminta pertanggungjawaban Walikota menyusul sikap arogan Satpol PP yang merusak dagangan seorang pedagang di Jalan Sutomo, Ningsih warga Kelurahan Banjar Kecamatan Siantar Barat sekitar pukul 20.00 WIB.
Ningsih yang saat itu rehat usai melayani pembeli dikagetkan dengan kedatangan Satpol PP mengendarai 4 unit mobil. Tanpa basa basi langsung menyita seng, bangku dan meja jualan serta membuang dagangan berupa mie ke tanah.
Ningsih menjelaskan, membuka dagangan di lokasi yang dilarang pemko karena telah ada kesepakatan yang didukung anggota DPRD untuk menunda pemindahan lokasi pedagang ke Siantar Walk di belakang Siantar Hotel.
“Saya juga sudah minta persetujuan untuk berjualan malam ini saja karena telah sempat belanja, awalnya mereka setuju tapi tiba-tiba saja menyita dagangan saya,” ujarnya.
Pedagang lain yang menunggu di Balai Bolon segera ke lokasi saat menerima kabar, sehingga terjadi tarik menarik dan adu mulut dengan Satpol PP. Saat aksi mengarah ke anarkis, personil Polres Pematangsiantar terpaksa melepaskan tembakan peringatan sebanyak satu kali ke atas.
Setelah petugas Satpol PP meninggalkan lokasi, para PKL pun berjalan kaki ke rumah dinas Walikota. Setengah jam berorasi, namun tidak digubris Walikota, akhirnya para PKL ke Mapolres Pematangsiantar membuat laporan atas tindakan Satpol PP yang merusak dagangan tersebut. Usai membuat laporan para PKL membubarkan diri sekitar pukul 22.00 WIB. (Waristo)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013
Kedatangan para PKL ini untuk meminta pertanggungjawaban Walikota menyusul sikap arogan Satpol PP yang merusak dagangan seorang pedagang di Jalan Sutomo, Ningsih warga Kelurahan Banjar Kecamatan Siantar Barat sekitar pukul 20.00 WIB.
Ningsih yang saat itu rehat usai melayani pembeli dikagetkan dengan kedatangan Satpol PP mengendarai 4 unit mobil. Tanpa basa basi langsung menyita seng, bangku dan meja jualan serta membuang dagangan berupa mie ke tanah.
Ningsih menjelaskan, membuka dagangan di lokasi yang dilarang pemko karena telah ada kesepakatan yang didukung anggota DPRD untuk menunda pemindahan lokasi pedagang ke Siantar Walk di belakang Siantar Hotel.
“Saya juga sudah minta persetujuan untuk berjualan malam ini saja karena telah sempat belanja, awalnya mereka setuju tapi tiba-tiba saja menyita dagangan saya,” ujarnya.
Pedagang lain yang menunggu di Balai Bolon segera ke lokasi saat menerima kabar, sehingga terjadi tarik menarik dan adu mulut dengan Satpol PP. Saat aksi mengarah ke anarkis, personil Polres Pematangsiantar terpaksa melepaskan tembakan peringatan sebanyak satu kali ke atas.
Setelah petugas Satpol PP meninggalkan lokasi, para PKL pun berjalan kaki ke rumah dinas Walikota. Setengah jam berorasi, namun tidak digubris Walikota, akhirnya para PKL ke Mapolres Pematangsiantar membuat laporan atas tindakan Satpol PP yang merusak dagangan tersebut. Usai membuat laporan para PKL membubarkan diri sekitar pukul 22.00 WIB. (Waristo)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013