Gubernur Sumatera Utara Bobby Afif Nasution menegaskan penanganan usai bencana banjir dan longsor kini difokuskan kepada pemenuhan air bersih dan percepatan perbaikan infrastruktur, terutama jalan serta jembatan di wilayah Sumut.

Bobby menjelaskan, bahwa fase awal bencana kebutuhan di seluruh daerah terdampak relatif sama, yakni percepatan distribusi logistik.

"Pada awalnya kebutuhan di daerah terdampak bencana masih seragam, yaitu percepatan logistik karena akses terputus. Tapi hari ini berjalannya waktu, kebutuhan daerahnya masing-masing sudah berbeda," ungkap Bobby di Medan, Sumatera Utara, Selasa.

Gubernur menyebutkan sejumlah daerah, seperti Kabupaten Tapanuli Tengah, dan Kabupaten Tapanuli Selatan membutuhkan percepatan pembukaan akses jalan.

Sementara kabupaten/kota di Sumut lainnya, lanjut dia, memerlukan suplai air bersih karena jaringan air rusak meski wilayahnya tidak lagi terendam banjir.

"Ada yang membutuhkan air bersih, karena daerahnya sudah tidak terlalu terdampak, tapi akses air bersihnya tidak ada. Ini yang perlu kita suplai," ujar Bobby.

Pihaknya juga menekankan pentingnya percepatan perbaikan infrastruktur, khususnya jembatan agar tidak memperparah dampak bencana.

"Kalau jembatan tidak diperbaiki dalam waktu dekat, airnya masuk terus. Jadi otomatis menjadi daerah terdampak bencana. Yang paling utama membuka akses infrastruktur, jembatan-jembatan secara cepat," tegas Bobby.

Gubernur juga menyampaikan, hingga saat ini masih terdapat 84 orang yang belum ditemukan akibat keterbatasan alat berat, dan menjadi kendala utama di beberapa wilayah terisolir.

"Personel sudah masuk, dan pencarian tetap dilakukan. Tapi kalau hanya pakai personel, bisa butuh lima hari. Kalau alat berat masuk, mungkin hanya dua hari. Ini yang kita percepat membuka akses," jelasnya.

 

Bobby juga mengungkapkan, bahwa total kerugian akibat bencana hidrometeorologi di wilayah Sumut kini terus bertambah yang ditaksir menjadi Rp17 triliun dari sebelumnya mencapai Rp9,98 triliun.

"Kerugiannya sudah lebih dari Rp17 triliun. Itu termasuk jembatan putus, sawah gagal panen, sekolah, rumah sakit, termasuk alat kesehatannya yang terendam," papar dia.

Ia memastikan, bahwa pemerintah daerah juga telah mengantisipasi potensi kenaikan harga pangan, dan gangguan distribusi menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

Terutama di beberapa kabupaten/kota di Sumut yang menjadi jalur logistik utama, seperti Sibolga dan Tapanuli Tengah.

"Kami sudah kirimkan logistik untuk menghindari kenaikan harga yang mendadak tinggi. Memang di beberapa daerah sudah terjadi kenaikan, dan itu yang kita intervensi," kata Bobby.

 

 

 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gubernur Sumut tegaskan fokus air bersih dan perbaikan infrastruktur

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2025