Banjir bandang yang melanda Desa Kota Tua dan Desa Simaninggir, Kecamatan Tano Tombangan Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan, Rabu (18/12) sekitar pukul 16.00 WIB, juga merendam belasan hektare (ha) persawahan.
"Saat bencana belasan hektare persawahan warga ikut terendam. Ketinggian air ada mencapai 1 meter," kata Kordinator BPP Panabari, Tano Tombangan Angkola, Pandapotan Gultom, Kamis (19/12).
Hasil monitor awal dampak banjir di Desa Simaninggir, Ia mencatat, ada sekitar 8,5 Ha dari 30 Ha luas tanam komoditas padi sawah (varietas ciherang/mekongga) berusia 25-95 hari yang terdampak. Sedang kerusakan total (puso) nol.
Sedang di Desa Kota Tua, dari sekitar 175 Ha luas tanam komoditas padi sawah (varietas ciherang/mekongga) dengan umur tanaman 25-95 hari, ada sekitar 15,5 Ha terdampak. Untuk kerusakan total (puso) juga nol.
"Meski kerusakan pada lahan persawahan belum mencapai tahap puso, ketinggian air yang mencapai 1 meter mengancam hasil panen petani di wilayah tersebut," sebut Pandapotan yang saat monitor bersama PPL WKPP Kota Tua, Erna Trio Simanjutak, PHP, Bagus.
Masyarakat petani berharap pemerintah daerah dan pihak terkait segera mengambil langkah konkret untuk membantu warga yang terdampak serta memperbaiki infrastruktur yang rusak akibat bencana ini.
Diketahui, meski tidak ada korban jiwa, banjir bandang yang dipicu curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir, selain mengakibatkan sungai aek mardua meluap dan menerjang pemukiman serta area persawahan.
Bahkan bencana ini juga merusak puluhan rumah, rumah ibadah, infrastruktur lainnya hingga memaksa sedikitnya 700 jiwa warga di dua desa mengungsi ke tempat yang aman serta melukai 10 orang warga.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024
"Saat bencana belasan hektare persawahan warga ikut terendam. Ketinggian air ada mencapai 1 meter," kata Kordinator BPP Panabari, Tano Tombangan Angkola, Pandapotan Gultom, Kamis (19/12).
Hasil monitor awal dampak banjir di Desa Simaninggir, Ia mencatat, ada sekitar 8,5 Ha dari 30 Ha luas tanam komoditas padi sawah (varietas ciherang/mekongga) berusia 25-95 hari yang terdampak. Sedang kerusakan total (puso) nol.
Sedang di Desa Kota Tua, dari sekitar 175 Ha luas tanam komoditas padi sawah (varietas ciherang/mekongga) dengan umur tanaman 25-95 hari, ada sekitar 15,5 Ha terdampak. Untuk kerusakan total (puso) juga nol.
"Meski kerusakan pada lahan persawahan belum mencapai tahap puso, ketinggian air yang mencapai 1 meter mengancam hasil panen petani di wilayah tersebut," sebut Pandapotan yang saat monitor bersama PPL WKPP Kota Tua, Erna Trio Simanjutak, PHP, Bagus.
Masyarakat petani berharap pemerintah daerah dan pihak terkait segera mengambil langkah konkret untuk membantu warga yang terdampak serta memperbaiki infrastruktur yang rusak akibat bencana ini.
Diketahui, meski tidak ada korban jiwa, banjir bandang yang dipicu curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir, selain mengakibatkan sungai aek mardua meluap dan menerjang pemukiman serta area persawahan.
Bahkan bencana ini juga merusak puluhan rumah, rumah ibadah, infrastruktur lainnya hingga memaksa sedikitnya 700 jiwa warga di dua desa mengungsi ke tempat yang aman serta melukai 10 orang warga.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024