Bengkel Kreatif Menulis (BKM), sebuah komunitas para penulis di Kota Padang Sidimpuan, akan menggelar Festival Sanusi Pane mulai 1 September 2024 sampai dengan 28 Oktober 2024.
Dalam siaran pers yang diterima di Sipirok, Sabtu, Ketua Panitia Festival Sanusi Pane yang juga Ketua Harian Bengkel Kreatif Menulis (BKM), Hady Kurniawan Harahap, menjelaskan peristiwa seni dan budaya ini dibuat untuk mengenang sosok Sanusi Pane.
"Sanusi Pane seorang intelektual kebudayaan, sastrawan, guru, dan aktivis pergerakan yang pernah dimiliki Kota Padang Sidimpuan. Ia punya andil dalam perbaikan naskah lagu kebangsaan Republik Indonesia, "Indonesia Raya", salah satu aktor dalam peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928," kata Hady.
Menurut Hady, sosok Sanusi Pane kurang dikenal generasi muda saat ini, meskipun pada masanya di dekade 1920-an dan 1930-an, Sanusi Pane adalah tokoh nasional yang terkenal anti-kolonial.
"Sanusi Pane adalah figur yang menginspirasi adiknya, Lafran Pane, dalam mendirikan Himpunan Mahasiswa Indonesia. Pemikiran Sanusi Pane juga menginspirasi Presiden Soekarno dalam mendirikan Partai Nasionalis Indonesia (PNI)," kata Hady.
Hady menambahkan, ketika pada 4 Juli 1927 didirikan Perserikatan Nasional Indonesia (PNI) di mana Presiden Soekarno menjadi ketuanya, Sanusi Pane adalah salah satu pencetus ide dan gagasan nasionalismenya. Waktu itu, gerakan ideologi nasionalisme yang berkembang di Indonesia membuat kolonialisme Belanda ketakutan.
"Sanusi Pane berteman dekat dengan tokoh-tokoh nasional. Dia menawarkan gagasan dan pemikirannya dalam berbagai kesempatan. Bahkan Sanusi Pane mengkritik nasionalisme yang diusung Boedi Oetomo sebagai lemah," kata Hady.
Kiprah Sanusi Pane dan gagasannya tentang nasionalisme Indonesia yang berorientasi masyarakat Timur, lanjut Hady, ditolak banyak orang yang tergila-gila dengan Barat. Bagi intelektual Indonesia pada saat itu, Barat merupakan masa depan yang harus diraih.
"Putra asal Padang Sidimpuan seperti Sanusi Pane itu seharusnya menginspirasi generasi muda hari ini. Itu sebabnya kita menggelar Festival Sanusi Pane," kata Hady.
Menurut Hady, Festival Sanusi Pane akan menampilkan lima kegiatan yang akan menjadi wadah bagi masyarakat umum dalam berkreativitas di bidang seni sastra dan kebudayaan seperti "Sayembara Menulis Esai tentang Kontribusi Gagasan dan Pemikiran Sanusi Pane bagi Dunia Intelektualk Indonesia".
"Kita buat sayembara menulis esai untuk mengumpulkan gagasan tentang pemikiran Sanusi Pane dan sumbangsihnya bagi bangsa dan negara. Hasil sayembara ini akan kita terbitkan jadi buku," kata M. Anwar Dhani Giuawa, Ketua Sayembara Menulis Esai tentang Sanusi Pane.
Menurut Dhani, yang juga mahasiswa Fakultas Sastra di Universitas Pamulang, Tangerang Selatan, ini sayembara menulis esai terbuka untuk umum dan seluruh warga Indonesia dengan tujuan agar masyarakat Indonesia tahu dan memahami bahwa Kota Padang Sidimpuan melahirkan banyak tokoh nasional yang pemikiran dan gagasannya sangat maju pada eranya.
"Untuk sayembara ini kita melibatkan juri seperti Saut Situmorang, seorang sastrawan dan kritikus sastra, dan Dr. Rosliani seorang akademisi dan bekerja di Balai Bahasa Sumatra Utara. Dari Kota Padang Sidimpuan, kita minta Budi P. Hutasuhut, seorang sastrawan dan peneliti sejarah, sebagai juri. Kita berharap sayembara menulis esai ini menghasilkan sebuah produk gagasan yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan," kata Dhani.
Hady Kurniawan Harahap dan M Anwar Dhani Giawa berharap, masyarakat Kota Padang Sidimpuan ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang digelar untuk memeriahkan Festival Sanusi Pane. Selain sayembara menulis esai, ada juga Seminar Sastra bertema Sastra Masuk Kurikulum dan Masa Depan Pendidikan Sastra yang ditujukan kepada guru-guru Bahasa dan Sastra Indonesia, mahasiswa pendidikan guru, para akademisi, masyarakat umum, dan pelajar.
"Pendidikan sastra yang baik akan menghasilkan generasi muda yang lebih berkualitas," kata Hady yang juga seorang cerpenis yang karya-karyanya disiarkan di Kompas dan sejumlah media cetak di Indonesia.
Untuk para pelajar dan mahasiswa, lanjut Dhani, akan digelar Kemah Sastra Pelajar dan Mahasiswa serta Sastrawan Masuk Sekolah.
"Di dalam dua kegiatan ini, para sastrawan akan memberikan pendidikan dan pelatihan penulisan karya sastra kepada para peserta dengan metode yang lebih tepat. Kita akan gelar juga lomba secara spontan untuk mengasah spontanitas para pelajar dan mahasiswa dalam berkreativitas," katanya.
Menurut Dhani, kegiatan Festival Sanusi Pane ini tidak hanya melibatkan pelajar dan mahasiswa di seluruh Kota Padang Sidimpuan, tapi juga akan mengajak sejumlah perguruan tinggi untuk ikut memeriahkan acara.
"Dalam seminar sastra, akan menghadirkan para pemateri dari perguruan tinggi UIN Syahada Padang Sidimpuan seperti Efrida Mandasari Dalimunte, pengajar psikologi pendidikan di UIN Syahada, dan Ahmad Rusli, pembina Bengkel Kreatif Menulis yang juga pengajar di UIN Syahada Padang Sidimpuan. Sedangkan dalam acara Sastrawan Masuk Sekolah akan melibatkan sastrawan Padang Sidimpuan seperti Toras Barita Harahap yang juga pengajar di IPTS Tapanuli Selatan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024
Dalam siaran pers yang diterima di Sipirok, Sabtu, Ketua Panitia Festival Sanusi Pane yang juga Ketua Harian Bengkel Kreatif Menulis (BKM), Hady Kurniawan Harahap, menjelaskan peristiwa seni dan budaya ini dibuat untuk mengenang sosok Sanusi Pane.
"Sanusi Pane seorang intelektual kebudayaan, sastrawan, guru, dan aktivis pergerakan yang pernah dimiliki Kota Padang Sidimpuan. Ia punya andil dalam perbaikan naskah lagu kebangsaan Republik Indonesia, "Indonesia Raya", salah satu aktor dalam peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928," kata Hady.
Menurut Hady, sosok Sanusi Pane kurang dikenal generasi muda saat ini, meskipun pada masanya di dekade 1920-an dan 1930-an, Sanusi Pane adalah tokoh nasional yang terkenal anti-kolonial.
"Sanusi Pane adalah figur yang menginspirasi adiknya, Lafran Pane, dalam mendirikan Himpunan Mahasiswa Indonesia. Pemikiran Sanusi Pane juga menginspirasi Presiden Soekarno dalam mendirikan Partai Nasionalis Indonesia (PNI)," kata Hady.
Hady menambahkan, ketika pada 4 Juli 1927 didirikan Perserikatan Nasional Indonesia (PNI) di mana Presiden Soekarno menjadi ketuanya, Sanusi Pane adalah salah satu pencetus ide dan gagasan nasionalismenya. Waktu itu, gerakan ideologi nasionalisme yang berkembang di Indonesia membuat kolonialisme Belanda ketakutan.
"Sanusi Pane berteman dekat dengan tokoh-tokoh nasional. Dia menawarkan gagasan dan pemikirannya dalam berbagai kesempatan. Bahkan Sanusi Pane mengkritik nasionalisme yang diusung Boedi Oetomo sebagai lemah," kata Hady.
Kiprah Sanusi Pane dan gagasannya tentang nasionalisme Indonesia yang berorientasi masyarakat Timur, lanjut Hady, ditolak banyak orang yang tergila-gila dengan Barat. Bagi intelektual Indonesia pada saat itu, Barat merupakan masa depan yang harus diraih.
"Putra asal Padang Sidimpuan seperti Sanusi Pane itu seharusnya menginspirasi generasi muda hari ini. Itu sebabnya kita menggelar Festival Sanusi Pane," kata Hady.
Menurut Hady, Festival Sanusi Pane akan menampilkan lima kegiatan yang akan menjadi wadah bagi masyarakat umum dalam berkreativitas di bidang seni sastra dan kebudayaan seperti "Sayembara Menulis Esai tentang Kontribusi Gagasan dan Pemikiran Sanusi Pane bagi Dunia Intelektualk Indonesia".
"Kita buat sayembara menulis esai untuk mengumpulkan gagasan tentang pemikiran Sanusi Pane dan sumbangsihnya bagi bangsa dan negara. Hasil sayembara ini akan kita terbitkan jadi buku," kata M. Anwar Dhani Giuawa, Ketua Sayembara Menulis Esai tentang Sanusi Pane.
Menurut Dhani, yang juga mahasiswa Fakultas Sastra di Universitas Pamulang, Tangerang Selatan, ini sayembara menulis esai terbuka untuk umum dan seluruh warga Indonesia dengan tujuan agar masyarakat Indonesia tahu dan memahami bahwa Kota Padang Sidimpuan melahirkan banyak tokoh nasional yang pemikiran dan gagasannya sangat maju pada eranya.
"Untuk sayembara ini kita melibatkan juri seperti Saut Situmorang, seorang sastrawan dan kritikus sastra, dan Dr. Rosliani seorang akademisi dan bekerja di Balai Bahasa Sumatra Utara. Dari Kota Padang Sidimpuan, kita minta Budi P. Hutasuhut, seorang sastrawan dan peneliti sejarah, sebagai juri. Kita berharap sayembara menulis esai ini menghasilkan sebuah produk gagasan yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan," kata Dhani.
Hady Kurniawan Harahap dan M Anwar Dhani Giawa berharap, masyarakat Kota Padang Sidimpuan ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang digelar untuk memeriahkan Festival Sanusi Pane. Selain sayembara menulis esai, ada juga Seminar Sastra bertema Sastra Masuk Kurikulum dan Masa Depan Pendidikan Sastra yang ditujukan kepada guru-guru Bahasa dan Sastra Indonesia, mahasiswa pendidikan guru, para akademisi, masyarakat umum, dan pelajar.
"Pendidikan sastra yang baik akan menghasilkan generasi muda yang lebih berkualitas," kata Hady yang juga seorang cerpenis yang karya-karyanya disiarkan di Kompas dan sejumlah media cetak di Indonesia.
Untuk para pelajar dan mahasiswa, lanjut Dhani, akan digelar Kemah Sastra Pelajar dan Mahasiswa serta Sastrawan Masuk Sekolah.
"Di dalam dua kegiatan ini, para sastrawan akan memberikan pendidikan dan pelatihan penulisan karya sastra kepada para peserta dengan metode yang lebih tepat. Kita akan gelar juga lomba secara spontan untuk mengasah spontanitas para pelajar dan mahasiswa dalam berkreativitas," katanya.
Menurut Dhani, kegiatan Festival Sanusi Pane ini tidak hanya melibatkan pelajar dan mahasiswa di seluruh Kota Padang Sidimpuan, tapi juga akan mengajak sejumlah perguruan tinggi untuk ikut memeriahkan acara.
"Dalam seminar sastra, akan menghadirkan para pemateri dari perguruan tinggi UIN Syahada Padang Sidimpuan seperti Efrida Mandasari Dalimunte, pengajar psikologi pendidikan di UIN Syahada, dan Ahmad Rusli, pembina Bengkel Kreatif Menulis yang juga pengajar di UIN Syahada Padang Sidimpuan. Sedangkan dalam acara Sastrawan Masuk Sekolah akan melibatkan sastrawan Padang Sidimpuan seperti Toras Barita Harahap yang juga pengajar di IPTS Tapanuli Selatan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024