Tim SAR gabungan mengevakuasi tujuh Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang terdampar selama empat hari akibat kecelakaan kapal yang terjadi di perairan Selat Malaka.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Medan Mustari mengatakan evakuasi dilakukan usai mendapat informasi dari kapal Tanker TTC Vishaka yang sebelumnya melaporkan ke Kom Center Basarnas Medan bahwa telah menyelamatkan para pekerja migran tersebut.
Begitu menerima laporan, kata dia, Basarnas Medan langsung mengerahkan tim rescuer maupun kru Kapal SAR RB 203 Belawan menuju lokasi kejadian dengan armada laut yang dimiliki.
"Tim SAR Gabungan tiba di lokasi Koordinat penjemputan pada Pukul 00.10 WIB kemudian langsung mengevakuasi tujuh orang pekerja tersebut, di antaranya enam orang selamat dan satu orang meninggal dunia, tim tiba di Pelabuhan Belawan sekitar Pukul 03.30 WIB," ujar Mustari dalam keterangan resmi yang diterima, di Medan, Selasa.
Baca juga: Dua jenazah hanyut di Sungai Barumun dievakuasi Tim SAR
Operasi penyelamatan itu melibatkan Basarnas, TNI AL, Polairud, KSOP, Kesehatan Pelabuhan Belawan, Imigrasi Belawan, organisasi nelayan serta pihak berwenang Malaysia.
Dia menjelaskan kejadian naas tersebut bermula saat kapal yang membawa tujuh orang penumpang dan dua awak kapal tenggelam, diduga tergulung ombak di tengah laut tepat di perairan Selat Malaka yang masih berada di wilayah perairan Malaysia.
Karena kejadian tersebut sembilan orang penumpang kapal kayu tersebut terombang-ambing selama empat hari di perairan Selat Malaka sebelum akhirnya diselamatkan oleh Kapal Tanker TTC Vishaka yang sedang melintas dengan rute Malaysia menuju Bangladesh.
"Awal mula para korban yang diduga pekerja migran berjumlah sembilan orang yang akan kembali ke Indonesia dari Malaysia. Dari sembilan orang tersebut, enam orang diantaranya berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat dan satu orang meninggal dunia dan dua lagi belum ditemukan," sebut dia.
Dia menjelaskan para korban yang berhasil dievakuasi telah diserahkan kepada pihak Kesehatan Pelabuhan Belawan dan Imigrasi Belawan guna proses penanganan lebih lanjut.
"Ini adalah hasil dari kerja sama yang luar biasa antara berbagai pihak. Kami bersyukur enam orang TKI berhasil dievakuasi dengan selamat dan dalam kondisi baik," kata dia.
Baca juga: POS SAR Madina bentuk tiga tim cari 2 orang terseret Sungai Barumun
Menurutnya, operasi ini menunjukkan pentingnya kesiapan dan koordinasi yang baik dalam penanganan situasi darurat di laut.
"Kehadiran Basarnas Medan dalam operasi ini menunjukkan komitmen kami dalam operasi penyelamatan dan evakuasi warga negara Indonesia di mana pun mereka berada. Kami akan terus meningkatkan kesiapan dan kemampuan dalam menghadapi situasi serupa di masa depan," ujar dia.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tim SAR evakuasi tujuh pekerja migran terdampar di Selat Malaka
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Medan Mustari mengatakan evakuasi dilakukan usai mendapat informasi dari kapal Tanker TTC Vishaka yang sebelumnya melaporkan ke Kom Center Basarnas Medan bahwa telah menyelamatkan para pekerja migran tersebut.
Begitu menerima laporan, kata dia, Basarnas Medan langsung mengerahkan tim rescuer maupun kru Kapal SAR RB 203 Belawan menuju lokasi kejadian dengan armada laut yang dimiliki.
"Tim SAR Gabungan tiba di lokasi Koordinat penjemputan pada Pukul 00.10 WIB kemudian langsung mengevakuasi tujuh orang pekerja tersebut, di antaranya enam orang selamat dan satu orang meninggal dunia, tim tiba di Pelabuhan Belawan sekitar Pukul 03.30 WIB," ujar Mustari dalam keterangan resmi yang diterima, di Medan, Selasa.
Baca juga: Dua jenazah hanyut di Sungai Barumun dievakuasi Tim SAR
Operasi penyelamatan itu melibatkan Basarnas, TNI AL, Polairud, KSOP, Kesehatan Pelabuhan Belawan, Imigrasi Belawan, organisasi nelayan serta pihak berwenang Malaysia.
Dia menjelaskan kejadian naas tersebut bermula saat kapal yang membawa tujuh orang penumpang dan dua awak kapal tenggelam, diduga tergulung ombak di tengah laut tepat di perairan Selat Malaka yang masih berada di wilayah perairan Malaysia.
Karena kejadian tersebut sembilan orang penumpang kapal kayu tersebut terombang-ambing selama empat hari di perairan Selat Malaka sebelum akhirnya diselamatkan oleh Kapal Tanker TTC Vishaka yang sedang melintas dengan rute Malaysia menuju Bangladesh.
"Awal mula para korban yang diduga pekerja migran berjumlah sembilan orang yang akan kembali ke Indonesia dari Malaysia. Dari sembilan orang tersebut, enam orang diantaranya berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat dan satu orang meninggal dunia dan dua lagi belum ditemukan," sebut dia.
Dia menjelaskan para korban yang berhasil dievakuasi telah diserahkan kepada pihak Kesehatan Pelabuhan Belawan dan Imigrasi Belawan guna proses penanganan lebih lanjut.
"Ini adalah hasil dari kerja sama yang luar biasa antara berbagai pihak. Kami bersyukur enam orang TKI berhasil dievakuasi dengan selamat dan dalam kondisi baik," kata dia.
Baca juga: POS SAR Madina bentuk tiga tim cari 2 orang terseret Sungai Barumun
Menurutnya, operasi ini menunjukkan pentingnya kesiapan dan koordinasi yang baik dalam penanganan situasi darurat di laut.
"Kehadiran Basarnas Medan dalam operasi ini menunjukkan komitmen kami dalam operasi penyelamatan dan evakuasi warga negara Indonesia di mana pun mereka berada. Kami akan terus meningkatkan kesiapan dan kemampuan dalam menghadapi situasi serupa di masa depan," ujar dia.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tim SAR evakuasi tujuh pekerja migran terdampar di Selat Malaka
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024