Produksi tanam padi petani di wilayah kerja penyuluh pertanian (WKPP) Angkola Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) khusus di Desa Lantosan Rogas kini meningkat.
"Di banding sebelumnya kisaran 1-1,5 musim tanam, sekarang sudah 2 - 2,5 kali," Darwin Harahap, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Angkola Timur, Kamis.
Alasan terjadinya peningkatan produksi tanam pada kelompok tani Desa Lantosan Rogas atas perhatian Dinas Pertanian Tapsel merevitalisasi embung.
"Lebih satu hektare luas embung Lantosan Rogas sudah di keruk oleh pemerintah daerah dengan kedalaman antara 2 meter - 3 meter," katanya.
Embung ini, lanjut Darwin, menjadi sumber irigasi untuk lebih kurang 15 hektare lahan persawahan tadah hujan, sedang lima hektare lebih lainnya mengandalkan saluran bondar yang ada.
"Ada sekitar 20 hektare lebih areal persawahan padi dikelola empat kelompok tani di daerah ini dengan potensi lebih kurang 900 ton gabah padi setiap musim panen," kata Darwin.
Menurut dia, gabah padi hasil panen dengan budidaya sistem jajar legowo 2:1 ini tidak tidak di jual selain untuk stok pangan masyarakat Lantosan Rogas yang dihuni lebih kurang 500 jiwa.
Masyarakat, kata Darwin lebih jauh, sangat berterima kasih kepada Bupati (Pemkab) Tapsel yang telah memerhatikan kondisi petani di daerah WKPP nya, dengan mengeruk embung tersebut.
"Terima kasih Pak Bupati Dolly Pasaribu, dengan harapan pemerintah daerah tetap dapat memerhatikan kepentingan kelompok tani Lantosan Rogas," ujar Darwin menyuarakan suara masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024
"Di banding sebelumnya kisaran 1-1,5 musim tanam, sekarang sudah 2 - 2,5 kali," Darwin Harahap, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Angkola Timur, Kamis.
Alasan terjadinya peningkatan produksi tanam pada kelompok tani Desa Lantosan Rogas atas perhatian Dinas Pertanian Tapsel merevitalisasi embung.
"Lebih satu hektare luas embung Lantosan Rogas sudah di keruk oleh pemerintah daerah dengan kedalaman antara 2 meter - 3 meter," katanya.
Embung ini, lanjut Darwin, menjadi sumber irigasi untuk lebih kurang 15 hektare lahan persawahan tadah hujan, sedang lima hektare lebih lainnya mengandalkan saluran bondar yang ada.
"Ada sekitar 20 hektare lebih areal persawahan padi dikelola empat kelompok tani di daerah ini dengan potensi lebih kurang 900 ton gabah padi setiap musim panen," kata Darwin.
Menurut dia, gabah padi hasil panen dengan budidaya sistem jajar legowo 2:1 ini tidak tidak di jual selain untuk stok pangan masyarakat Lantosan Rogas yang dihuni lebih kurang 500 jiwa.
Masyarakat, kata Darwin lebih jauh, sangat berterima kasih kepada Bupati (Pemkab) Tapsel yang telah memerhatikan kondisi petani di daerah WKPP nya, dengan mengeruk embung tersebut.
"Terima kasih Pak Bupati Dolly Pasaribu, dengan harapan pemerintah daerah tetap dapat memerhatikan kepentingan kelompok tani Lantosan Rogas," ujar Darwin menyuarakan suara masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024