Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan mengembangkan budi daya ikan air tawar guna meningkatkan kompetensi para nelayan serta meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi ikan.
Penjabat Gubernur Sumatera Utara Hassanudin mengatakan pengembangan tersebut akan dilakukan bersama eFishery yang merupakan perusahaan ahli pada bidang tersebut.
“Budi daya ikan air tawar di Sumut, umumnya terletak di perairan Danau Toba. Isu yang berkembang di kawasan itu adalah soal pakan ikan. Pemprov Sumut bersama eFishery akan kembangkan budi daya ikan air tawar. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kompetensi para nelayan," ujar Hassanudin saat menerima audiensi PT Multimedia Teknologi Nusantara (eFishery), di Medan, Jumat.
Menurutnya, sertifikasi untuk para nelayan perlu disampaikan karena akan berdampak terhadap sumber perekonomian masyarakat.
"Kalau para nelayan sudah tersertifikasi, maka produktivitas juga meningkat, hasilnya masyarakat khususnya para nelayan," kata dia.
Oleh karena itu, kata dia, Pemprov Sumut sangat mendukung pengembangan ikan air tawar ini. Diharapkan program tersebut akan meningkatkan kesejahteraan para nelayan sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi Sumut.
“Jadi saya sangat mengapresiasi dengan adanya kampung nelayan budidaya ini. Kita berharap bukan hanya sertifikasi saja, tapi juga persoalan izin," sebutnya.
VP of Public Affair eFishery Muhammad Chairil menjelaskan eFishery merupakan startup aquaculture berbasis teknologi yang hadir untuk mengintegrasikan pembudidaya ikan dan petambak udang dalam super-ecosystem di Indonesia
"Program sertifikasi pembudidaya merupakan produk unggulan, karena dapat meningkatkan kualitas dan nilai produk perikanan, peningkatan serta perluasan akses pasar, dan peningkatan potensi ekspor produk perikanan unggul," kata dia.
Pada kesempatan itu, dia menyampaikan bahwa sebanyak 3.000 pembudidaya di Sumut telah tergabung dalam ekosistem eFishery, dimana 850 diantaranya mendapatkan akses layanan pembiayaan dengan transaksi Kabayan eFishery sebesar Rp65 miliar.
"Sasaran program sertifikasi nelayan berada di Kawasan Danau Toba. Setelah ini kami akan berdiskusi dengan para nelayan yang ada di Kabupaten Simalungun," jelasnya
Dia berharap kerja sama yang sudah terjalin ini akan memberikan dampak positif kepada para nelayan dan juga Sumut ke depannya.
"Pada satu dekade, eFishery telah berkontribusi positif terhadap sektor akuakultur di Indonesia, dengan mendukung lebih dari 200.000 pembudidaya dengan jumlah 1,1 juta kolam aktif yang tersebar di 280 kabupaten/kota," kata dia
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024
Penjabat Gubernur Sumatera Utara Hassanudin mengatakan pengembangan tersebut akan dilakukan bersama eFishery yang merupakan perusahaan ahli pada bidang tersebut.
“Budi daya ikan air tawar di Sumut, umumnya terletak di perairan Danau Toba. Isu yang berkembang di kawasan itu adalah soal pakan ikan. Pemprov Sumut bersama eFishery akan kembangkan budi daya ikan air tawar. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kompetensi para nelayan," ujar Hassanudin saat menerima audiensi PT Multimedia Teknologi Nusantara (eFishery), di Medan, Jumat.
Menurutnya, sertifikasi untuk para nelayan perlu disampaikan karena akan berdampak terhadap sumber perekonomian masyarakat.
"Kalau para nelayan sudah tersertifikasi, maka produktivitas juga meningkat, hasilnya masyarakat khususnya para nelayan," kata dia.
Oleh karena itu, kata dia, Pemprov Sumut sangat mendukung pengembangan ikan air tawar ini. Diharapkan program tersebut akan meningkatkan kesejahteraan para nelayan sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi Sumut.
“Jadi saya sangat mengapresiasi dengan adanya kampung nelayan budidaya ini. Kita berharap bukan hanya sertifikasi saja, tapi juga persoalan izin," sebutnya.
VP of Public Affair eFishery Muhammad Chairil menjelaskan eFishery merupakan startup aquaculture berbasis teknologi yang hadir untuk mengintegrasikan pembudidaya ikan dan petambak udang dalam super-ecosystem di Indonesia
"Program sertifikasi pembudidaya merupakan produk unggulan, karena dapat meningkatkan kualitas dan nilai produk perikanan, peningkatan serta perluasan akses pasar, dan peningkatan potensi ekspor produk perikanan unggul," kata dia.
Pada kesempatan itu, dia menyampaikan bahwa sebanyak 3.000 pembudidaya di Sumut telah tergabung dalam ekosistem eFishery, dimana 850 diantaranya mendapatkan akses layanan pembiayaan dengan transaksi Kabayan eFishery sebesar Rp65 miliar.
"Sasaran program sertifikasi nelayan berada di Kawasan Danau Toba. Setelah ini kami akan berdiskusi dengan para nelayan yang ada di Kabupaten Simalungun," jelasnya
Dia berharap kerja sama yang sudah terjalin ini akan memberikan dampak positif kepada para nelayan dan juga Sumut ke depannya.
"Pada satu dekade, eFishery telah berkontribusi positif terhadap sektor akuakultur di Indonesia, dengan mendukung lebih dari 200.000 pembudidaya dengan jumlah 1,1 juta kolam aktif yang tersebar di 280 kabupaten/kota," kata dia
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024