Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berharap semakin banyak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang memanfaatkan inovasi teknologi.
Pernyataan itu disampaikan Teten saat menghadiri Entrepreneur Hub yang diselenggarakan di Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, Senin.
Ia mengaku terkesan dengan semua produk yang ditampilkan serta inovasi teknologi yang dilakukan mahasiswa.
Menurutnya, inovasi teknologi yang dihasilkan dari riset mahasiswa mendorong produk-produk start up dari kalangan mahasiswa untuk semakin mampu melahirkan ekonomi dan wirausaha baru.
“Inovasi teknologi ini sangat berguna dan bisa dikomersialisasi, meskipun ada beberapa yang harus dikembangkan dari sisi riset dan pengembangan," katanya, dikutip dari siaran pers Kemenkop UKM.
Teten menyebut beberapa inovasi teknologi yang telah dikembangkan mahasiswa ITERA, antara lain pengembangan pertanian dengan mengolah hasil pertanian melalui sensor, olahan minyak kelapa sawit CPO yang bisa dibuat bahan kosmetik dan semprotan disinfektan atau hama, hingga alat hemat energi penggunaan listrik.
Mahasiswa ITERA juga mampu mengembangkan karet dan minyak sawit menjadi pelumas sebagai alternatif pelumas dari fosil, katanya.
Teten mengatakan Kemenkop UKM akan terus mengembangkan potensi-potensi tersebut serta mengevaluasi dan mendampingi para pelaku usaha yang memanfaatkan inovasi teknologi. Ia juga mengatakan akan mendampingi para pelaku UMKM untuk beralih dari teknologi rendah ke inovasi teknologi berbasis riset.
“Sudah banyak hasil produk mahasiswa yang menggunakan IoT (Internet of Things), smart farming modern. Hal seperti ini yang kita harapkan agar hasil riset perguruan tinggi bisa menghasilkan ekonomi dan wirausaha baru,” katanya.
Untuk itu, dalam membantu mengembangkan inovasi produk mahasiswa yang telah tercipta, Kemenkop UKM telah bekerja sama dengan inkubator, baik yang ada di dalam maupun di luar kampus, termasuk dengan mengadakan business matching untuk mencari investor melalui program Entrepreneur Hub.
Berdasarkan Global Innovation Index (GII) tahun 2022, Indonesia menempati peringkat ke-75 dari 132 negara yang diukur. GII adalah sebuah indeks tahunan yang mengukur kapasitas untuk inovasi dan keberhasilan inovasi di berbagai negara.
Teten mengakui bahwa masih banyak pelaku usaha di Indonesia yang minim inovasi dalam menjalankan bisnis, sehingga perkembangan usahanya menjadi lambat dan tidak mampu bersaing.
Dalam mendukung perkembangan wirausaha berbasis teknologi, Teten mengatakan bahwa Kemenkop UKM terus memperkuat ekosistem kewirausahaan dengan mendorong pemanfaatan riset dan teknologi.
“Kami juga mengembangkan platform Entrepreneur Hub untuk memfasilitasi para pihak agar dapat bertemu dalam satu platform, baik para penyedia sumber daya yang memiliki program pembinaan dan pendampingan maupun para wirausaha yang membutuhkan pengembangan dan jaringan,” kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menkop UKM harap makin banyak UMKM yang manfaatkan inovasi teknologi
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024
Pernyataan itu disampaikan Teten saat menghadiri Entrepreneur Hub yang diselenggarakan di Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, Senin.
Ia mengaku terkesan dengan semua produk yang ditampilkan serta inovasi teknologi yang dilakukan mahasiswa.
Menurutnya, inovasi teknologi yang dihasilkan dari riset mahasiswa mendorong produk-produk start up dari kalangan mahasiswa untuk semakin mampu melahirkan ekonomi dan wirausaha baru.
“Inovasi teknologi ini sangat berguna dan bisa dikomersialisasi, meskipun ada beberapa yang harus dikembangkan dari sisi riset dan pengembangan," katanya, dikutip dari siaran pers Kemenkop UKM.
Teten menyebut beberapa inovasi teknologi yang telah dikembangkan mahasiswa ITERA, antara lain pengembangan pertanian dengan mengolah hasil pertanian melalui sensor, olahan minyak kelapa sawit CPO yang bisa dibuat bahan kosmetik dan semprotan disinfektan atau hama, hingga alat hemat energi penggunaan listrik.
Mahasiswa ITERA juga mampu mengembangkan karet dan minyak sawit menjadi pelumas sebagai alternatif pelumas dari fosil, katanya.
Teten mengatakan Kemenkop UKM akan terus mengembangkan potensi-potensi tersebut serta mengevaluasi dan mendampingi para pelaku usaha yang memanfaatkan inovasi teknologi. Ia juga mengatakan akan mendampingi para pelaku UMKM untuk beralih dari teknologi rendah ke inovasi teknologi berbasis riset.
“Sudah banyak hasil produk mahasiswa yang menggunakan IoT (Internet of Things), smart farming modern. Hal seperti ini yang kita harapkan agar hasil riset perguruan tinggi bisa menghasilkan ekonomi dan wirausaha baru,” katanya.
Untuk itu, dalam membantu mengembangkan inovasi produk mahasiswa yang telah tercipta, Kemenkop UKM telah bekerja sama dengan inkubator, baik yang ada di dalam maupun di luar kampus, termasuk dengan mengadakan business matching untuk mencari investor melalui program Entrepreneur Hub.
Berdasarkan Global Innovation Index (GII) tahun 2022, Indonesia menempati peringkat ke-75 dari 132 negara yang diukur. GII adalah sebuah indeks tahunan yang mengukur kapasitas untuk inovasi dan keberhasilan inovasi di berbagai negara.
Teten mengakui bahwa masih banyak pelaku usaha di Indonesia yang minim inovasi dalam menjalankan bisnis, sehingga perkembangan usahanya menjadi lambat dan tidak mampu bersaing.
Dalam mendukung perkembangan wirausaha berbasis teknologi, Teten mengatakan bahwa Kemenkop UKM terus memperkuat ekosistem kewirausahaan dengan mendorong pemanfaatan riset dan teknologi.
“Kami juga mengembangkan platform Entrepreneur Hub untuk memfasilitasi para pihak agar dapat bertemu dalam satu platform, baik para penyedia sumber daya yang memiliki program pembinaan dan pendampingan maupun para wirausaha yang membutuhkan pengembangan dan jaringan,” kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menkop UKM harap makin banyak UMKM yang manfaatkan inovasi teknologi
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024