Wali Kota Medan, Sumatera Utara, Bobby Nasution mengajak Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengedukasi warga kota tentang politik supaya menggunakan hak pilih dalam Pemilu 2024.

"Kami berharap melalui dialog ini dapat mendorong partisipasi aktif ulama dan masyarakat mengawal proses demokrasi," ucap Bobby saat membuka dialog politik kebangsaan di aula MUI Kota Medan, Selasa.

Ulama, kata dia, memiliki tanggung jawab bukan untuk memenangkan, tetapi guna memastikan hak politik berjalan hingga pemungutan suara pada 14 Februari 2024.

Wali kota menjelaskan semua pihak dapat melihat sendiri partisipasi masyarakat Kota Medan yang cukup rendah, khususnya saat pemilu, baik pilpres maupun pilkada.

"Saat diminta menggunakan hak politiknya, yakni berpartisipasi ikut memilih dalam pemilu, masyarakat tidak menggunakan haknya. Artinya, banyak anggota masyarakat membicarakan politik, tapi enggan ikut di dalamnya," kata dia.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan menetapkan daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2024 di kota itu sebanyak 1.853.458 orang.

Warga Kota Medan yang terdaftar di DPT bisa menggunakan hak suaranya pada 6.933 tempat pemungutan suara (TPS) di 151 kelurahan dan 21 kecamatan se-Kota Medan.

"Tentunya ini tanggung jawab kita bersama, baik pemerintah dan ulama guna memastikan politik yang mengedukasi. Saling mengajarkan politik dijalankan memiliki adab atau rambu-rambu yang dipegang teguh," kata Bobby.

Ketua MUI Kota Medan Hasan Matsum mengatakan dialog politik kebangsaan ini digelar karena MUI memiliki tanggung jawab menguatkan ghirah atau semangat umat Islam.

Pihaknya melanjutkan semangat umat Islam untuk berpartisipasi mensukseskan Pemilu 2024 yang beradab dan jauh dari perpecahan.

"MUI Kota Medan memiliki tanggung jawab membangun ghirah untuk berpartisipasi pemilu dengan hadir di tempat pemungutan suara yang disiapkan oleh penyelenggara pemilu," jelas dia.

Menurutnya, MUI sebagai lembaga tidak punya kepentingan baik dengan calon presiden, calon wakil presiden maupun calon legislatif karena lembaga ini bersifat independen.

Tapi kepentingan pada pemilu ini, MUI dalam membangun kemaslahatan umat, mau tidak mau harus ikut memberi dan menjalankan peran membimbing dan melayani umat.

"MUI terus bergerak memberi pendidikan politik kepada umat, karena Islam menilai politik itu penting. Peran MUI menangkal isu SARA, hoaks, menyebar kebencian dan memecahkan umat,” kata Hasan.*

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024