Tim Barongsai Sumatera Utara memperbanyak uji coba ke berbagai kejuaraan nasional maupun internasional sebagai upaya menaikkan mental bertanding untuk menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Sumut-Aceh.

Pengawas Pendamping (Wasping) cabang olahraga Barongsai PON Sumut Perry Iskandar di Medan, Kamis,, mengatakan, selain latihan, para atlet barongsai juga diikutkan pada try out dan kejuaraan skala nasional maupun internasional. demi pematangan diri para atlet.

"Kita ada ikuti kejuaraan dunia di Malaysia bulan Agustus, kemudian kita ada ikuti kejuaraan-kejuaraan dan try out lain. Di Malaysia memang belum ada hasil, tapi pengalaman baru didapat atlet-atlet kita di ajang itu," katanya.

Di PON mendatang, pada cabang  barongsai ada 4 nomor yang dipertandingkan yakni, Naga Taou Bebas dan Naga Kecepatan, Barongsai Tradisional, Barongsai Taolu Bebas, serta Pekingsai Taolu Bebas, Pekingsai Kecepatan. Empat cabor tersebut memperebutkan 10 medali emas.

Dari 10 medali emas yang diperebutkan, Sumut menargetkan 6 medali, dengan rincian 3 medali emas, 2 perak, dan 1 perunggu. Cabang olahraga Barongsai sendiri akan dipertandingkan di Medan yang tentunya menjadi semangat tambahan bagi atlet Sumut untuk bisa mengukir prestasi.

Tidak hanya tim dari Pulau Jawa seperti DKI Jakarta dan Jawa Tengah, menurut Perry, saat ini, Aceh juga melakoni persiapan cukup signifikan. Menurutnya, tim yang menjadi tuan rumah bersama Sumut di PON 2024 itu akan menjadi tim yang perlu diperhitungkan.

"Memang kalau kita lihat sekarang petanya, beberapa daerah cukup kuat seperti DKI, Jawa Tengah. Aceh sendiri cukup baik, termasuk saat kita buat kejuaraan di Medan, malah tim Aceh yang hampir meraih juara umum. Aceh sendiri sudah cukup baik persiapannya, malah lebih awal dari pada kita," ungkapnya.

"Kita punya satu tim, malah Aceh turunkan tiga tim, dengan tiga tim lebih berpeluang menyeleksi atlet. Kalau kita punya atlet satu tim mau tak mau itu saja. Kalau mereka sudah terbentuk tiga tim sebelumnya, persiapan mereka termasuk bagus, mereka termasuk diperhitungkan sebagai salah satu tuan rumah," tambahnya.

Di sisi lain, Perry juga menyebut kendala yang dialami dalam persiapan para atlet.

"Saya melihat ini semua yang bertanding satu klub, bukan seperti sepakbola yang kita bisa ambil klub masing-masing satu dua pemain.Kalau barongsai tak bisa. Mereka harus berlatih bersama, setiap disiplin masing-masing satu klub. Jadi untuk menggabungkan pemain berbakat agak susah," katanya.

Selain itu, tempat latihan yang terpisah pada masing-masing disiplin sedikit menyulitkan untuk berkoordinasi. FOBI Sumut kata Perry, harus berkoordinasi langsung dengan pemilik klub untuk memberikan masukan terhadap atlet.

"Mereka berlatih tempatnya masing-masing, seperti naga bersama TNI Angkatan Udara, tradisional di Tandem. Bilamana kita ingin memberikan masukan harus melalui pimpinan mereka, pemilik klub sebagai atasannya, bersifat eksklusif," ucapnya.

Pewarta: Juraidi

Editor : Michael Teguh Adiputra S


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023