Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, sedang mengembangkan aplikasi untuk menunjang pelaksanaan pemantauan kesehatan ibu hamil dalam upaya mencegah kematian ibu dan bayi.
Menurut Direktur RSUP Haji Adam Malik dr. Zainal Safri MKed (PD) SpPD-KKV SpJP (K), saat ini upaya deteksi dini risiko persalinan belum berjalan optimal antara lain karena keterlambatan fasilitas kesehatan tingkat pertama dalam memutuskan untuk merujuk.
Sebagaimana dikutip dalam siaran pers rumah sakit di Kota Medan, Minggu, dia mengemukakan bahwa sebagian besar rujukan dilakukan ketika ibu hamil telah mengalami komplikasi dan gawat darurat, dan kondisi yang demikian berkontribusi pada 82 persen kematian ibu di rumah sakit.
Dia mengemukakan perlunya pemanfaatan perangkat aplikasi digital untuk memantau kondisi ibu hamil guna mencegah dan mendeteksi dini risiko persalinan.
Zainal mengatakan bahwa rumah sakit sedang mengembangkan aplikasi untuk mendukung pemantauan kondisi ibu hamil.
"Dengan dukungan dari BPJS Kesehatan, nanti kami akan coba dulu di Kabupaten Deli Serdang," katanya, menambahkan, daerah itu angka kematian ibu dan angka kematian bayinya masih tergolong tinggi.
Menurut dia, aplikasi tersebut akan dihubungkan dengan platform SATUSEHAT milik Kementerian Kesehatan.
"Sehingga bisa diakses secara nasional," katanya.
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi di RSUP Haji Adam Malik dr. Mohammad Fahdhy, SpOG MSc menyampaikan bahwa aplikasi yang sedang dikembangkan mencakup alur dan mekanisme proses skrining risiko kehamilan serta penentuan tempat persalinan bagi ibu hamil.
Ia mengatakan, ibu hamil maupun dokter nantinya dapat mengakses aplikasi tersebut melalui telepon seluler.
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan dr. Azhar Jaya, SKM MARS mengatakan bahwa pemanfaatan aplikasi itu sejalan dengan proses transformasi kesehatan yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
Menurut Direktur RSUP Haji Adam Malik dr. Zainal Safri MKed (PD) SpPD-KKV SpJP (K), saat ini upaya deteksi dini risiko persalinan belum berjalan optimal antara lain karena keterlambatan fasilitas kesehatan tingkat pertama dalam memutuskan untuk merujuk.
Sebagaimana dikutip dalam siaran pers rumah sakit di Kota Medan, Minggu, dia mengemukakan bahwa sebagian besar rujukan dilakukan ketika ibu hamil telah mengalami komplikasi dan gawat darurat, dan kondisi yang demikian berkontribusi pada 82 persen kematian ibu di rumah sakit.
Dia mengemukakan perlunya pemanfaatan perangkat aplikasi digital untuk memantau kondisi ibu hamil guna mencegah dan mendeteksi dini risiko persalinan.
Zainal mengatakan bahwa rumah sakit sedang mengembangkan aplikasi untuk mendukung pemantauan kondisi ibu hamil.
"Dengan dukungan dari BPJS Kesehatan, nanti kami akan coba dulu di Kabupaten Deli Serdang," katanya, menambahkan, daerah itu angka kematian ibu dan angka kematian bayinya masih tergolong tinggi.
Menurut dia, aplikasi tersebut akan dihubungkan dengan platform SATUSEHAT milik Kementerian Kesehatan.
"Sehingga bisa diakses secara nasional," katanya.
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi di RSUP Haji Adam Malik dr. Mohammad Fahdhy, SpOG MSc menyampaikan bahwa aplikasi yang sedang dikembangkan mencakup alur dan mekanisme proses skrining risiko kehamilan serta penentuan tempat persalinan bagi ibu hamil.
Ia mengatakan, ibu hamil maupun dokter nantinya dapat mengakses aplikasi tersebut melalui telepon seluler.
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan dr. Azhar Jaya, SKM MARS mengatakan bahwa pemanfaatan aplikasi itu sejalan dengan proses transformasi kesehatan yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023