Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara meminta para penderita penyakit kanker untuk melakukan pengecekan lebih dini agar potensi perkembangannya bisa dicegah.
Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit di Medan, Rabu, mengatakan para penderita kanker melakukan pengecekan lebih dini agar penyembuhan lebih mudah untuk dilakukan.
"Harus lebih awal, sembilan dari 10 penderita kanker sembuh saat pengobatan dilakukan di stadium awal," ujar dia pada acara Sosialisasi Kondisi Kanker dan Thalasemia.
Ia menuturkan kebanyakan saat ini penderita kanker melakukan pengobatan ketika sudah dalam kondisi berat sehingga sulit kemungkinan untuk disembuhkan.
"Sayangnya masyarakat kita kebanyakan datang ke dokter setelah berat dan tidak sanggup lagi dirawat di rumah atau stadium 4," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Provinsi Sumatera Utara Nawal Lubis mengatakan pihaknya terus berkomitmen memperkuat pencegahan penyakit kanker di daerah tersebut.
"Menyosialisasikan kondisi kanker dan thalasemia ke ibu-ibu Persit, Bhayangkari, Dharmayukti Karini serta Adhyaksa Dharmakarini. Diharapkan ibu-ibu di organisasi wanita berbagai instansi tersebut bisa menjaga lingkungannya dari leukimia dan thalasemia," ujar dia.
Ia menjelaskan bahwa menurut survei yang dilakukan YKI Sumut terdapat 3.206 kasus penderita kanker pada 2022.
”Dulunya kita belum kenal sebanyak ini jenis-jenis kanker, tetapi sekarang luar biasa banyak jumlahnya, kasus kita juga banyak 3.206 Tahun 2022 dan itu data dari rumah sakit karena banyak juga yang tidak ke rumah sakit,” kata dia.
Nawal mengharapkan sosialisasi yang disertai dengan aksi donor darah ini memperoleh darah dalam jumlah besar yang untuk membantu penanganan penderita thalasemia di Sumut.
"Thalasemia ini merupakan penyakit keturunan, kalau tidak kita hentikan terus dia akan bertambah semakin banyak dan semakin banyak, karena itu kita masif dalam menyosialisasikan ini," ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit di Medan, Rabu, mengatakan para penderita kanker melakukan pengecekan lebih dini agar penyembuhan lebih mudah untuk dilakukan.
"Harus lebih awal, sembilan dari 10 penderita kanker sembuh saat pengobatan dilakukan di stadium awal," ujar dia pada acara Sosialisasi Kondisi Kanker dan Thalasemia.
Ia menuturkan kebanyakan saat ini penderita kanker melakukan pengobatan ketika sudah dalam kondisi berat sehingga sulit kemungkinan untuk disembuhkan.
"Sayangnya masyarakat kita kebanyakan datang ke dokter setelah berat dan tidak sanggup lagi dirawat di rumah atau stadium 4," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Provinsi Sumatera Utara Nawal Lubis mengatakan pihaknya terus berkomitmen memperkuat pencegahan penyakit kanker di daerah tersebut.
"Menyosialisasikan kondisi kanker dan thalasemia ke ibu-ibu Persit, Bhayangkari, Dharmayukti Karini serta Adhyaksa Dharmakarini. Diharapkan ibu-ibu di organisasi wanita berbagai instansi tersebut bisa menjaga lingkungannya dari leukimia dan thalasemia," ujar dia.
Ia menjelaskan bahwa menurut survei yang dilakukan YKI Sumut terdapat 3.206 kasus penderita kanker pada 2022.
”Dulunya kita belum kenal sebanyak ini jenis-jenis kanker, tetapi sekarang luar biasa banyak jumlahnya, kasus kita juga banyak 3.206 Tahun 2022 dan itu data dari rumah sakit karena banyak juga yang tidak ke rumah sakit,” kata dia.
Nawal mengharapkan sosialisasi yang disertai dengan aksi donor darah ini memperoleh darah dalam jumlah besar yang untuk membantu penanganan penderita thalasemia di Sumut.
"Thalasemia ini merupakan penyakit keturunan, kalau tidak kita hentikan terus dia akan bertambah semakin banyak dan semakin banyak, karena itu kita masif dalam menyosialisasikan ini," ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023