Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengajak seluruh pihak untuk terlibat aktif dalam menurunkan angka stunting di wilayah ini.
"Semua harus bergerak, bukan cuma BKKBN saja atau pemerintah, ada Babinsa, Babinkamtibnas, Puskesmas, dinas terkait, termasuk wartawan, pasti tercapai," ujar Edy Rahmayadi, di Medan, Sabtu.
Edy Rahmayadi mengatakan, penguatan upaya punurunan stunting menjadi salah satu fokus yang dilakukan Pemprov Sumut.
"Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mendorong segala langkah strategis dalam upaya pencegahan stunting, di mana kita ketahui bersama masalah ini bukan hanya masalah kesehatan semata, sehingga dalam strategi pencegahan dan penanggulangan-nya perlu cara konvergensi lintas sektor," kata Edy
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia tahun 2022, angka prevalensi stunting di Provinsi ini, turun 4,7 persen menjadi 21,1 persen dari sebelumnya 25,8 persen tahun 2021.
Mantan Pangdam I Bukit Barisan ini menuturkan bahwa Pemprov Sumut telah mengambil langkah-langkah dalam hal penanganan stunting.
"Kita harus bersinergi, bersama-sama agar apa yang kita targetkan tercapai, termasuk partisipasi masyarakat," sebutnya.
Ia mengatakan, penanganan stunting ini terus diupayakan baik dari segi pendataan atau jemput bola hingga mengidentifikasi faktor kesehatan, sebagai satu dari beberapa pemicu belum tuntas-nya langkah pencegahan stunting.
"Dengan upaya jemput bola itu, beberapa fakta yang bisa dijadikan bahan evaluasi bersama yakni seperti tingkat kesadaran akan kesehatan atau perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), belum maksimalnya masyarakat menggunakan tenaga kesehatan seperti di Puskesmas maupun Posyandu," kata Edy.
Untuk itu, kata Edy, dengan berkolaborasi bersama dalam upaya menekan angka stunting, diharapkan angka prevelansi stunting di Sumut terus menurun hingga 14 persen sesuai target pada tahun ini.
"Dalam beberapa tahun terakhir memang angka stunting kita menurun signifikan, sekarang di 21,1 persen, tetapi itu juga harus kita tekan lagi kalau bisa ke angka 0," ujar Edy.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
"Semua harus bergerak, bukan cuma BKKBN saja atau pemerintah, ada Babinsa, Babinkamtibnas, Puskesmas, dinas terkait, termasuk wartawan, pasti tercapai," ujar Edy Rahmayadi, di Medan, Sabtu.
Edy Rahmayadi mengatakan, penguatan upaya punurunan stunting menjadi salah satu fokus yang dilakukan Pemprov Sumut.
"Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mendorong segala langkah strategis dalam upaya pencegahan stunting, di mana kita ketahui bersama masalah ini bukan hanya masalah kesehatan semata, sehingga dalam strategi pencegahan dan penanggulangan-nya perlu cara konvergensi lintas sektor," kata Edy
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia tahun 2022, angka prevalensi stunting di Provinsi ini, turun 4,7 persen menjadi 21,1 persen dari sebelumnya 25,8 persen tahun 2021.
Mantan Pangdam I Bukit Barisan ini menuturkan bahwa Pemprov Sumut telah mengambil langkah-langkah dalam hal penanganan stunting.
"Kita harus bersinergi, bersama-sama agar apa yang kita targetkan tercapai, termasuk partisipasi masyarakat," sebutnya.
Ia mengatakan, penanganan stunting ini terus diupayakan baik dari segi pendataan atau jemput bola hingga mengidentifikasi faktor kesehatan, sebagai satu dari beberapa pemicu belum tuntas-nya langkah pencegahan stunting.
"Dengan upaya jemput bola itu, beberapa fakta yang bisa dijadikan bahan evaluasi bersama yakni seperti tingkat kesadaran akan kesehatan atau perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), belum maksimalnya masyarakat menggunakan tenaga kesehatan seperti di Puskesmas maupun Posyandu," kata Edy.
Untuk itu, kata Edy, dengan berkolaborasi bersama dalam upaya menekan angka stunting, diharapkan angka prevelansi stunting di Sumut terus menurun hingga 14 persen sesuai target pada tahun ini.
"Dalam beberapa tahun terakhir memang angka stunting kita menurun signifikan, sekarang di 21,1 persen, tetapi itu juga harus kita tekan lagi kalau bisa ke angka 0," ujar Edy.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023