Pemkot Medan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pemberdayaan Masyarakat Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3APMPPKB) Kota Medan mencegah stunting (kekerdilan) meningkat di Kecamatan Medan Belawan.

"Pada 5 - 6 Juli lalu, kita cari penyebab stunting sebagai upaya pencegahan kasus serupa," ucap Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Dinas P3APMPPKB Kota Medan Yurina Rahmah Siregar di Medan, Jumat.

Pihaknya melibatkan tim audit terdiri atas tim pakar dari organisasi profesi, di antaranya Perkumpulan Obstetri Dan Ginekologi Indonesia (POGI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Kemudian tim teknis perangkat daerah terkait di lingkungan Pemkot Medan, di antaranya Bappeda, Dinas P3APMP2KB, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan.
 
Hasil kesepakatan tim pakar maupun tim ahli dalam rapat persiapan kasus audit stunting memutuskan bahwa lokasi audit di Medan Belawan karena stunting di kecamatan ini tertinggi.

Data Dinas Kesehatan Medan menyebut, jumlah anak stunting pada Februari 2022 sebanyak 550 dan di Agustus 2022 mengalami penurunan 364 serta Februari 2023 kembali turun menjadi 298 balita.
 
"Di Kecamatan Medan Belawan saat ini ada 60 balita stunting dan keluarga berisiko stunting jumlah cukup tinggi, yakni 6.305 keluarga," katanya.
Selain itu, lanjut dia, dalam audit selama dua hari ini turut diambil jumlah sampel sebanyak 30 orang terdiri atas enam calon pengantin, enam ibu hamil, enam ibu menyusui, dan 12 balita.
 
Dia menyebutkan, audit ini difokuskan pada enam kelurahan di Medan Belawan, yakni Belawan I, Belawan II, Belawan Bahari, Belawan Bahagia, Belawan Sicanang, dan Bagan Deli.
 
"Hari terakhir audit, kita adakan pemeriksaan ibu hamil dan balita. Tim juga berkunjung ke rumah keluarga berisiko stunting, di antaranya keluarga Antoni Sitinjak di Belawan Sicanang," jelas Yurina.

Sebab keluarga Antoni Sitinjak beserta istri Rosmaria Simanjuntak yang memiliki delapan orang anak, di antaranya anak terakhir mereka berumur 19 bulan ditemukan berisiko stunting.

Rosmaria Simanjuntak mengatakan, anak bungsu mereka baru terdata sebagai anak berisiko stunting pada bulan ini.

"Sewaktu sakit saya bawa ke Puskesmas. Berat badannya turun terus. Dari sembilan kilogram, turun jadi delapan kilogram, dan sekarang tujuh kilogram," ungkapnya.
 

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023