Perusahaan pembangkit listrik tenaga panas bumi PT Sorik Marapi Geothermal Power mengadakan pelatihan pembuatan tempe bagi ibu-ibu anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Sibanggor Jae, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina).

Pelatihan yang diikuti 22 anggota PKK itu dilaksanakan di rumah kepala desa setempat. Turut hadir dalam kegiata itu Kepala Desa Sibanggor Jae, Ali Mukhtar dan BPD, Ahmad Suhdi, sedangkan dari perusahaan dihadiri tim CDCR yaitu Ngalim, Ghina Putri Nabilah, Hapisuddin, dan Abbas.

Ketua tim penggerak PKK Desa Sibanggor Jae Rosni mengucapkan terima kasih atas ilmu pengetahuan dan bimbingan yang diberikan perusahaan kepada pengurus TP PKK Desa Sibanggor Jae.

"Kami sangat senang dengan adanya pelatihan ini ada wawasan pengetahuan yang baru kami dapat dari tim PT SMGP. Tadi, ibu-ibu peserta juga semangat. Harapan kami ini nanti bisa kami kembangkan sehingga para kaum ibu di Desa Sibanggor Jae bisa menggeluti usaha pembuatan tempe yang tujuannya menumbuhkan ekonomi keluarga," ujarnya.

Kepala Desa Sibanggor Jae, Ali Mukhtar juga menyampaikan terima kasih kepada perusahaan atas bantuan yang diberikan perusahaan selama ini kepada masyarakat, terutama bimbingan pembuatan tempe yang baru-baru ini dilakukan

"Ibu-ibu PKK kita semangat sekali, dan hasil produksinya juga cukup bagus. Hari ini akan dicoba lagi sampai hasilnya nanti bisa kita pasarkan ke masyarakat. Tentunya kami mengucapkan terima kasih karena PT SMGP peduli pada ekonomi masyarakat khususnya pemberdayaan kaum ibu," ujar Ali kepada wartawan, Senin (3/7)

Kepala Teknik Panas Bumi PT SMGP, Terry Indra Satria Selasa (4/7) mengatakan, kegiatan ini merupakan program community development sebagai tindak lanjut dari identifikasi potensi secara partisipatif bersama masyarakat di Desa Sibanggor Jae.

"Tujuannya adalah memanfaatkan potensi di desa, karena lahan di Desa Sibanggor Jae cocok untuk tanaman kedelai. Selain itu juga bertujuan menciptakan usaha produktif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program kegiatan Tim PKK," katanya

Ditambahkan Ngalim, selaku koordinator tim community development juga narasumber pada pelatihan ini menjelaskan, praktik membuat tempe sebanyak 20 Kg kedelai . Setelah proses jadi 415 bungkus terdiri dari 3 model, antara lain model bungkus daun satu bungkus isi 5 lapis, model bungkus daun 1 lapis dan model bungkus plastik.

"Proses pembuatan tempe ini hanya butuh waktu 1 malam  2 hari dari pembuatan sudah jadi tempe sempurna. Dari proses pelatihan didapat hasil 415 bungkus tempe mentah. Hasil tersebut sebagian dipasarkan ke PT SMGP dan sebagian dijual oleh tim PKK dengan cara dibuat tempe goreng. Produksi yang 415 itu sudah terjual habis," kata Ngalim

PT SMGP berharap ke depan desa-desa sekitar wilayah kerja perusahaan akan terbentuk one village one product yang bisa berkembang secara berkesinambungan sehingga bisa menyumbang  peningkatan Indek Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Mandailing Natal khususnya

"Ini potensi yang luar biasa karena hampir semua masyarakat makan tempe dan yang produksi masih terbatas. Selain itu, identik yang buat tempe itu orang jawa. Alhamdulillah ini mayarakat Madina khususnya Desa Sibanggor Jae juga bisa buat tempe yang rasanya terbukti enak," ujarnya.

Pada pelatihan ini, kata Ngalim, PT SMGP selain menjadi narasumber atau pelatih, juga memberikan bantuan bahan dan peralatan berupa kacang kedelai, mesin pengupas kulit, panci untuk masak kacang kedelai dan bahan plastik untuk bungkus.

Pewarta: Holik

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023