Jajaran Satreskrim Polres Mandailing Natal (Madina) terus memburu tersangka kasus pencabulan yang terjadi di Kecamatan Muara Batang Gadis.
"Dalam penegakan hukum perkara ini. Tersangka sudah Daftar Pencarian Orang (DPO) dan kita juga sudah berupaya maksimal melakukan perlindungan bagi keluarga korban," ujar Kasat Reskrim Polres Madina melalui Kaurbin Operasi, Ipda Bagus Seto, Sabtu (3/6) dalam menanggapi beredarnya sebuah video seorang ibu dan 3 anaknya di media sosial yang mengaku merupakan korban pencabulan.
Dalam video yang berdurasi 1 menit 33 detik tersebut seorang ibu bersama tiga orang anaknya meminta bantuan pertolongan dan perlindungan kepada Presiden Jokowi, Kapolri, Kapolda Sumut hingga Kapolres Madina, karena mengaku mendapat ancaman bakal dibunuh oleh tersangka.
Bahkan, dalam video itu, ibu tersebut juga mengaku sejak bulan Maret mereka tidak pernah keluar rumah. Anaknya juga tidak pernah sekolah karena takut. Ibu itu juga mengaku jika mereka susah makan. Sang ibu juga memohon pertolongan, perlindungan dan keadilan agar pelaku segera diamankan dan ditangkap.
Bagus Seto menerangkan, pengakuan sang ibu di dalam video tersebut tidak sesuai dengan fakta yang ada di lapangan.
Dia menyebut, Polres Madina dan Polsek MBG sudah memberikan penanganan hukum yang cukup maksimal. Mulai dari tawaran pendampingan personel Polsek MBG terkait alasan takut keluar rumah hingga pemberian bantuan sembako.
Dia mengaku tim Reskrim juga sudah beberapa kali turun ke lokasi untuk penangkapan pelaku, namun sampai saat ini keberadaannya belum diperoleh.
"Bayangkan, malam dini hari ada info pelaku di desanya. Saya langsung gerak dan ternyata tidak ada. Waktu itu saat pengamanan unjuk rasa warga Singkuang 1 dengan PT Rendi Permata Raya," ungkapnya.
Kapolres Mandailing Natal, AKBP HM Reza Chairul Akbar Sidik melalui Kasipenmas Sihumas, Iptu B Silalahi, SH mengajak seluruh masyarakat untuk turut serta dalam membantu memberikan informasi apabila melihat atau mengetahui keberadaan pelaku agar segera menghubungi pihak Polri atau penyidik Polres Mandailing Natal.
"Kepada masyarakat Mandailing Natal Khususnya Kecamatan MBG, manakala ada melihat atau mengetahui informasi keberadaan TSK, agar menghubungi kami pihak kepolisian," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun ibu yang berada dalam video tersebut bernama Yarni Fatema Luo, warga Kecamatan Muara Batang Gadis (MBG), Kabupaten Madina.
Yarni bersama suaminya, Sony Tehe Lase sebelumnya juga sudah melaporkan seseorang berinisial AN alias AF (35) warga Desa Singkuang I, karena diduga telah melakukan pencabulan terhadap putrinya.
Kasus pencabulan ini dilaporkan ke Polres Madina pada bulan Juli tahun 2022 lalu. Tak berapa lama setelah kasus dilaporkan, Yarni bersama suaminya mengaku mendapat intimidasi yang diduga dilakukan oleh keluarga pelaku yang dilaporkan tersebut.
Intimidasi berlanjut ke penganiayaan. Yarni bersama suaminya serta anak-anaknya tiba-tiba didatangi sekelompok orang pada bulan puasa kemarin. Sekelompok orang itu pun langsung melakukan penganiayaan.
Kasus penganiayaan yang dialami Yarni dan suaminya kemudian dilaporkan ke Polres Madina, Senin (17/4/2023).
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
"Dalam penegakan hukum perkara ini. Tersangka sudah Daftar Pencarian Orang (DPO) dan kita juga sudah berupaya maksimal melakukan perlindungan bagi keluarga korban," ujar Kasat Reskrim Polres Madina melalui Kaurbin Operasi, Ipda Bagus Seto, Sabtu (3/6) dalam menanggapi beredarnya sebuah video seorang ibu dan 3 anaknya di media sosial yang mengaku merupakan korban pencabulan.
Dalam video yang berdurasi 1 menit 33 detik tersebut seorang ibu bersama tiga orang anaknya meminta bantuan pertolongan dan perlindungan kepada Presiden Jokowi, Kapolri, Kapolda Sumut hingga Kapolres Madina, karena mengaku mendapat ancaman bakal dibunuh oleh tersangka.
Bahkan, dalam video itu, ibu tersebut juga mengaku sejak bulan Maret mereka tidak pernah keluar rumah. Anaknya juga tidak pernah sekolah karena takut. Ibu itu juga mengaku jika mereka susah makan. Sang ibu juga memohon pertolongan, perlindungan dan keadilan agar pelaku segera diamankan dan ditangkap.
Bagus Seto menerangkan, pengakuan sang ibu di dalam video tersebut tidak sesuai dengan fakta yang ada di lapangan.
Dia menyebut, Polres Madina dan Polsek MBG sudah memberikan penanganan hukum yang cukup maksimal. Mulai dari tawaran pendampingan personel Polsek MBG terkait alasan takut keluar rumah hingga pemberian bantuan sembako.
Dia mengaku tim Reskrim juga sudah beberapa kali turun ke lokasi untuk penangkapan pelaku, namun sampai saat ini keberadaannya belum diperoleh.
"Bayangkan, malam dini hari ada info pelaku di desanya. Saya langsung gerak dan ternyata tidak ada. Waktu itu saat pengamanan unjuk rasa warga Singkuang 1 dengan PT Rendi Permata Raya," ungkapnya.
Kapolres Mandailing Natal, AKBP HM Reza Chairul Akbar Sidik melalui Kasipenmas Sihumas, Iptu B Silalahi, SH mengajak seluruh masyarakat untuk turut serta dalam membantu memberikan informasi apabila melihat atau mengetahui keberadaan pelaku agar segera menghubungi pihak Polri atau penyidik Polres Mandailing Natal.
"Kepada masyarakat Mandailing Natal Khususnya Kecamatan MBG, manakala ada melihat atau mengetahui informasi keberadaan TSK, agar menghubungi kami pihak kepolisian," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun ibu yang berada dalam video tersebut bernama Yarni Fatema Luo, warga Kecamatan Muara Batang Gadis (MBG), Kabupaten Madina.
Yarni bersama suaminya, Sony Tehe Lase sebelumnya juga sudah melaporkan seseorang berinisial AN alias AF (35) warga Desa Singkuang I, karena diduga telah melakukan pencabulan terhadap putrinya.
Kasus pencabulan ini dilaporkan ke Polres Madina pada bulan Juli tahun 2022 lalu. Tak berapa lama setelah kasus dilaporkan, Yarni bersama suaminya mengaku mendapat intimidasi yang diduga dilakukan oleh keluarga pelaku yang dilaporkan tersebut.
Intimidasi berlanjut ke penganiayaan. Yarni bersama suaminya serta anak-anaknya tiba-tiba didatangi sekelompok orang pada bulan puasa kemarin. Sekelompok orang itu pun langsung melakukan penganiayaan.
Kasus penganiayaan yang dialami Yarni dan suaminya kemudian dilaporkan ke Polres Madina, Senin (17/4/2023).
Editor : Juraidi
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023