Petenis Rusia Daniil Medvedev merebut gelar ATP keempatnya tahun ini dengan kemenangan telak atas petenis Italia Jannik Sinner di final Miami Open, Minggu waktu setempat atau Senin WIB.
Sinner mengalahkan petenis nomor satu dunia dan juara bertahan Carlos Alcaraz di semifinal Jumat, tetapi petenis berusia 21 tahun itu berjuang keras melawan unggulan keempat Medvedev yang menang 7-5, 6-3.
Kemenangan tersebut merupakan gelar ATP ke-19 dalam karier Medvedev dan gelar kelimanya di ajang Masters 1000, sekaligus mengukuhkan dominasinya di lapangan keras pada 2023.
Sinner, yang juga kalah di final Miami dua tahun lalu, mengatakan tidak dalam kondisi 100 persen.
"Saya bangun pagi ini bukan dalam kondisi terbaik saya, saya merasa sedikit sakit... Sayangnya hari ini saya tidak bisa bermain dalam kondisi terbaik saya," kata Sinner, seperti disiarkan AFP, Senin, menambahkan bahwa dia tidak berniat untuk mundur dari pertandingan.
"Tidak, itu tidak seburuk itu. Tapi, dengan panasnya, ketika Anda banyak berlari, itu menjadi semakin buruk. Jelas setengah jam pertama kami juga bermain di bawah sinar matahari."
Medvedev, yang telah memenangi tiga gelar dalam tiga pekan di Rotterdam, Doha dan Dubai sebelum kalah dari Alcaraz di final Indian Wells, memulai dengan percaya diri, melakukan servisnya untuk merebut gim sementara servis gim pertama Sinner menjadi pertarungan yang sesungguhnya.
Sinner, yang tampak tidak nyaman di bawah sinar matahari yang cerah, meminum bubuk yang dicampurkan ke air minumnya. Sementara, Medvedev tampak tenang dan percaya diri merebut set pertama ketika Sinner melakukan servis saat tertinggal 6-5.
Medvedev dengan cepat unggul pada set kedua tetapi Sinner dengan cepat berusaha mengejar ketinggalan. Namun, Sinner membuat terlalu banyak kesalahan ketika Medvedev kembali mematahkan servisnya untuk unggul 3-1.
Sinner tidak mampu membalikkan keadaan dan Medvedev menyelesaikan kemenangan pertamanya di Miami.
"Saya sangat senang. Hari ini adalah pertandingan yang sulit. Itu mungkin hari terpanas dan paling lembab sepanjang hari," ujar Medvedev.
"Itu bukan kondisi yang mudah. Saya tidak tahu apakah Jannik mengalami cedera kecil atau kram. Saya juga berjuang, berusaha untuk tidak menunjukkannya."
Sembilan belas kemenangan ATP Tour Medvedev datang dari 19 ajang berbeda, tetapi dia belum pernah memenangi ajang Masters 1000 sejak Toronto pada 2021.
"Saya belum pernah meraih gelar sebesar itu mungkin dalam satu setengah tahun. Pada akhirnya saya cukup goyah," kata Medvedev.
"Saya tidak takut untuk menang. Tapi tetap saja tangan agak goyah sehingga servisnya sedikit lebih keras... Saya berhasil menenangkan diri dan menutup pertandingan."
Petenis berusia 27 tahun itu kini telah memenangi lima dari enam ATP Masters 1000 lapangan keras dan juga mencapai final di dua Grand Slam lapangan keras, memenangi US Open 2021.
Saat ini dia harus mengalihkan perhatiannya ke lapangan tanah liat di mana dia belum pernah menorehkan catatan positif.
"Saya suka lapangan keras, jika itu pilihan saya, hanya akan ada lapangan keras," ujar Medvedev bercanda.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
Sinner mengalahkan petenis nomor satu dunia dan juara bertahan Carlos Alcaraz di semifinal Jumat, tetapi petenis berusia 21 tahun itu berjuang keras melawan unggulan keempat Medvedev yang menang 7-5, 6-3.
Kemenangan tersebut merupakan gelar ATP ke-19 dalam karier Medvedev dan gelar kelimanya di ajang Masters 1000, sekaligus mengukuhkan dominasinya di lapangan keras pada 2023.
Sinner, yang juga kalah di final Miami dua tahun lalu, mengatakan tidak dalam kondisi 100 persen.
"Saya bangun pagi ini bukan dalam kondisi terbaik saya, saya merasa sedikit sakit... Sayangnya hari ini saya tidak bisa bermain dalam kondisi terbaik saya," kata Sinner, seperti disiarkan AFP, Senin, menambahkan bahwa dia tidak berniat untuk mundur dari pertandingan.
"Tidak, itu tidak seburuk itu. Tapi, dengan panasnya, ketika Anda banyak berlari, itu menjadi semakin buruk. Jelas setengah jam pertama kami juga bermain di bawah sinar matahari."
Medvedev, yang telah memenangi tiga gelar dalam tiga pekan di Rotterdam, Doha dan Dubai sebelum kalah dari Alcaraz di final Indian Wells, memulai dengan percaya diri, melakukan servisnya untuk merebut gim sementara servis gim pertama Sinner menjadi pertarungan yang sesungguhnya.
Sinner, yang tampak tidak nyaman di bawah sinar matahari yang cerah, meminum bubuk yang dicampurkan ke air minumnya. Sementara, Medvedev tampak tenang dan percaya diri merebut set pertama ketika Sinner melakukan servis saat tertinggal 6-5.
Medvedev dengan cepat unggul pada set kedua tetapi Sinner dengan cepat berusaha mengejar ketinggalan. Namun, Sinner membuat terlalu banyak kesalahan ketika Medvedev kembali mematahkan servisnya untuk unggul 3-1.
Sinner tidak mampu membalikkan keadaan dan Medvedev menyelesaikan kemenangan pertamanya di Miami.
"Saya sangat senang. Hari ini adalah pertandingan yang sulit. Itu mungkin hari terpanas dan paling lembab sepanjang hari," ujar Medvedev.
"Itu bukan kondisi yang mudah. Saya tidak tahu apakah Jannik mengalami cedera kecil atau kram. Saya juga berjuang, berusaha untuk tidak menunjukkannya."
Sembilan belas kemenangan ATP Tour Medvedev datang dari 19 ajang berbeda, tetapi dia belum pernah memenangi ajang Masters 1000 sejak Toronto pada 2021.
"Saya belum pernah meraih gelar sebesar itu mungkin dalam satu setengah tahun. Pada akhirnya saya cukup goyah," kata Medvedev.
"Saya tidak takut untuk menang. Tapi tetap saja tangan agak goyah sehingga servisnya sedikit lebih keras... Saya berhasil menenangkan diri dan menutup pertandingan."
Petenis berusia 27 tahun itu kini telah memenangi lima dari enam ATP Masters 1000 lapangan keras dan juga mencapai final di dua Grand Slam lapangan keras, memenangi US Open 2021.
Saat ini dia harus mengalihkan perhatiannya ke lapangan tanah liat di mana dia belum pernah menorehkan catatan positif.
"Saya suka lapangan keras, jika itu pilihan saya, hanya akan ada lapangan keras," ujar Medvedev bercanda.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023