Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopukmperindag) Kota Medan meminta distributor mengatasi keluhan masyarakat terkait pasokan Minyakita di Medan, Sumut.

"Kita mendapati pedagang di beberapa pasar tradisional yang mengeluhkan pasokan Minyakita yang sangat terbatas," ucap Kepala Diskopukmperindag Kota Medan, Benny Iskandar Nasution di Medan, Kamis.

Hingga kini, lanjut dia, cuma sedikit kios di pasar tradisional memiliki persediaan minyak goreng ukuran satu liter maupun dua liter dalam kemasan plastik maupun botol.

Berdasarkan informasi pedagang bahwa minyak goreng merupakan produk turunan kelapa sawit di pasar tradisional ibu kota Provinsi Sumatera telah sulit diperoleh dalam tiga bulan terakhir.

Data Dinas Ketahanan Pangan Kota Medan, di Desember 2022 kebutuhan minyak goreng baik kemasan maupun curah sekitar 1.826 ton/bulan atau 60,88 ton/hari.

"Minyakita ini relatif lebih murah dibandingkan produk sejenis lainnya, sehingga diserbu konsumen di pasaran," kata Benny.

Selain itu, ia juga mengatakan pihaknya terus memantau stok bahan pokok, baik tingkat distributor maupun pedagang guna menjaga stabilitas harga pangan di pasaran menjelang bulan suci Ramadhan.

"Sebab kita ingin mengendalikan angka inflasi bahan pokok, terutama komoditas hortikultura di bawah lima persen jelang Ramadhan tahun ini," terang dia.

Rika Indah Sariyanti (36), warga Medan Johor mengaku bahwa dirinya beralih menggunakan Minyakita dari produk sejenis akibat harganya jauh lebih murah di pasaran.

"Minyakita cuma Rp14.000/liter atau Rp28.000/dua liter, sementara produk lain yang sejenis sudah di atas Rp40.000/dua liter. Bisa murah kalau ada promosi," tuturnya.

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023