Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat pesisir agar waspada gelombang tinggi hingga enam meter yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 1-2 Februari 2023.
"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar selalu waspada," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo di Jakarta Selasa.
Ia mengatakan, pola angin di sejumlah wilayah Indonesia menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang tinggi hingga enam meter.
Ia mengemukakan, pola angin bagian utara dominan bergerak dari Utara-Timur Laut dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Barat-Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot.
Ia menyebutkan, kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan Pulau Enggano, perairan barat Lampung, perairan Banten, perairan selatan Jawa, Laut Natuna Utara, Laut Sulawesi, perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud.
Kondisi itu, lanjut dia, menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan barat Pulau Simeulue-Kepulauan Nias, perairan selatan Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, Laut Natuna, perairan timur Kepulauan Bintan-Kepulauan Lingga, Selat Karimata, Selat Gelasa, perairan utara Pulau Belitung.
Kondisi serupa juga berpotensi terjadi di Laut Jawa, perairan utara Jawa Barat-Jawa Timur, perairan selatan Sumbawa, Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, perairan selatan Pulau Sumba, perairan selatan Pulau Sawu-Kupang-Pulau Rotte, Selat Makassar bagian utara, Laut Sulawesi, perairan Kepulauan Sangihe, perairan Kepulauan Sitaro, perairan Bitung, Laut Maluku bagian selatan, perairan utara Kepulauan Sula, Laut Banda timur Sulawesi Tenggara, perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Babar, perairan utara Papua Barat-Papua.
Untuk gelombang di kisaran lebih tinggi, 2,5-4 meter, berpeluang terjadi di perairan barat Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu, perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten-Lombok, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudra Hindia Selatan Jawa Barat-NTT, Laut Natuna Utara, perairan utara Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, perairan Kepulauan Talaud, Laut Maluku bagian utara, perairan utara dan timur Halmahera, Laut Halmahera, Samudra Pasifik utara Halmahera-Papua.
Sedangkan gelombang di kisaran lebih tinggi, 4-6 meter, berpeluang terjadi di Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai, Samudra Hindia barat Bengkulu, Samudra Hindia barat Lampung, Samudra Hindia selatan Banten.
Untuk itu, Eko Prasetyo mengingatkan masyarakat agar memerhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m).
Kemudian, kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m), kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter).
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar selalu waspada," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo di Jakarta Selasa.
Ia mengatakan, pola angin di sejumlah wilayah Indonesia menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang tinggi hingga enam meter.
Ia mengemukakan, pola angin bagian utara dominan bergerak dari Utara-Timur Laut dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Barat-Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot.
Ia menyebutkan, kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan Pulau Enggano, perairan barat Lampung, perairan Banten, perairan selatan Jawa, Laut Natuna Utara, Laut Sulawesi, perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud.
Kondisi itu, lanjut dia, menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan barat Pulau Simeulue-Kepulauan Nias, perairan selatan Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, Laut Natuna, perairan timur Kepulauan Bintan-Kepulauan Lingga, Selat Karimata, Selat Gelasa, perairan utara Pulau Belitung.
Kondisi serupa juga berpotensi terjadi di Laut Jawa, perairan utara Jawa Barat-Jawa Timur, perairan selatan Sumbawa, Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, perairan selatan Pulau Sumba, perairan selatan Pulau Sawu-Kupang-Pulau Rotte, Selat Makassar bagian utara, Laut Sulawesi, perairan Kepulauan Sangihe, perairan Kepulauan Sitaro, perairan Bitung, Laut Maluku bagian selatan, perairan utara Kepulauan Sula, Laut Banda timur Sulawesi Tenggara, perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Babar, perairan utara Papua Barat-Papua.
Untuk gelombang di kisaran lebih tinggi, 2,5-4 meter, berpeluang terjadi di perairan barat Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu, perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten-Lombok, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudra Hindia Selatan Jawa Barat-NTT, Laut Natuna Utara, perairan utara Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, perairan Kepulauan Talaud, Laut Maluku bagian utara, perairan utara dan timur Halmahera, Laut Halmahera, Samudra Pasifik utara Halmahera-Papua.
Sedangkan gelombang di kisaran lebih tinggi, 4-6 meter, berpeluang terjadi di Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai, Samudra Hindia barat Bengkulu, Samudra Hindia barat Lampung, Samudra Hindia selatan Banten.
Untuk itu, Eko Prasetyo mengingatkan masyarakat agar memerhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m).
Kemudian, kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m), kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter).
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023