Anggota DPRD Kota Medan Hendra DS meminta pemerintah kota serius dalam penanganan banjir, baik sistem drainase maupun banjir kiriman di Kota Medan, Sumatera Utara.
"Penanganan banjir di Kota Medan dari tahun ke tahun belum juga teratasi, sehingga masyarakat selalu was-was ketika hujan turun," ucap Hendra DS di Medan, Sumatera Utara, Selasa.
Intensitas hujan sangat tinggi di ibu kota Provinsi Sumatera Utara, lanjut dia, menyebabkan sejumlah kawasan, terutama rumah-rumah warga terendam air.
Kondisi ini memunculkan opini bahwa pembangunan drainase menghabiskan banyak anggaran, ternyata belum efektif dalam menangani banjir di Kota Medan.
"Analisis dan kajian yang kami lakukan, banjir di Kota Medan disebabkan tiga faktor utama, yakni luapan air sungai, sistem drainase yang tidak terkoneksi dan banjir rob," kata dia.
Diketahui, tingginya curah hujan di ibu kota Provinsi Sumatera Utara dan bersamaan hujan di pegunungan menyebabkan banjir di Medan, Jumat (18/11) malam hingga Sabtu (19/11).
BPBD Kota Medan mencatat sedikitnya 5.907 jiwa terdampak banjir dari 1.843 kepala keluarga dan 1.699 unit rumah terendam di 18 kelurahan dengan sembilan kecamatan.
"Kami meminta Pemkot Medan serius menangani tiga hal itu, termasuk membuat peta area banjir guna membangun kesadaran warga mengelola sampah dan menjaga lingkungan," tuturnya.
Legislator ini secara khusus juga meminta perhatian penanganan banjir di Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan, sebab kawasan ini menjadi titik akhir aliran air.
"Sei Mati menjadi sangat parah dan memprihatinkan. Penanganan banjir kami maksudkan sebelum banjir, ketika terjadi banjir dan setelah banjir," kata Hendra DS.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
"Penanganan banjir di Kota Medan dari tahun ke tahun belum juga teratasi, sehingga masyarakat selalu was-was ketika hujan turun," ucap Hendra DS di Medan, Sumatera Utara, Selasa.
Intensitas hujan sangat tinggi di ibu kota Provinsi Sumatera Utara, lanjut dia, menyebabkan sejumlah kawasan, terutama rumah-rumah warga terendam air.
Kondisi ini memunculkan opini bahwa pembangunan drainase menghabiskan banyak anggaran, ternyata belum efektif dalam menangani banjir di Kota Medan.
"Analisis dan kajian yang kami lakukan, banjir di Kota Medan disebabkan tiga faktor utama, yakni luapan air sungai, sistem drainase yang tidak terkoneksi dan banjir rob," kata dia.
Diketahui, tingginya curah hujan di ibu kota Provinsi Sumatera Utara dan bersamaan hujan di pegunungan menyebabkan banjir di Medan, Jumat (18/11) malam hingga Sabtu (19/11).
BPBD Kota Medan mencatat sedikitnya 5.907 jiwa terdampak banjir dari 1.843 kepala keluarga dan 1.699 unit rumah terendam di 18 kelurahan dengan sembilan kecamatan.
"Kami meminta Pemkot Medan serius menangani tiga hal itu, termasuk membuat peta area banjir guna membangun kesadaran warga mengelola sampah dan menjaga lingkungan," tuturnya.
Legislator ini secara khusus juga meminta perhatian penanganan banjir di Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan, sebab kawasan ini menjadi titik akhir aliran air.
"Sei Mati menjadi sangat parah dan memprihatinkan. Penanganan banjir kami maksudkan sebelum banjir, ketika terjadi banjir dan setelah banjir," kata Hendra DS.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022