Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Universitas Sumatera Utara (USU) memberikan layanan pemeriksaan gigi gratis pada masyarakat sebagai rangkaian peringatan Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2022.
"Pemeriksaan gigi gratis dilakukan selama tiga hari mulai 9 hingga 11 November 2022" kata Direktur RSGM USU, drg. Rahmi Syaflida, Sp.BM(K) di Medan, Rabu.
Di RSGM USU, masyarakat bisa mendapatkan perawatan gigi gratis serta rangkaian edukasi mengenai pentingnya memulihkan kebiasaan menyikat gigi pagi dan malam hari serta rutin berkonsultasi ke dokter gigi, yang tercatat mengalami penurunan selama pandemi.
"Dengan demikian, diharapkan masyarakat Kota Medan dan sekitarnya dapat hidup lebih sehat dan produktif dengan senyum Indonesia," katanya.
Ia mengatakan, data pasien RSGM USU mencatat terjadinya peningkatan keluhan sakit gigi dan gigi berlubang pada anak selama pandemi, dari 13,6 persen menjadi 25 persen.
"Adapun permasalahan tersebut diakui akibat menurunnya kebiasaan merawat kesehatan gigi dan mulut selama pandemi, seperti karena rasa malas, merasa hanya di rumah saja, hingga frekuensi ngemil yang semakin sering," katanya.
Dekan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) USU Dr. drg. Essie Octiara mengatakan, 92,9 persen masyarakat di wilayah Sumatera Utara telah menyikat gigi setiap hari, namun dari persentase itu hanya 1,6 persen yang melakukannya setelah sarapan dan sebelum tidur.
Kondisi tersebut menempatkan Sumatera Utara sebagai wilayah dengan kesadaran menyikat gigi pada waktu yang tepat terendah ke-empat secara nasional dalam Riskesdas 20182
Jika kebiasaan yang terlanjur terbentuk tersebut belum berubah secara signifikan, kata dia, maka sejumlah risiko dapat timbul di balik kebiasaan buruk dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut, di antaranya gigi berlubang, infeksi gusi, hingga sakit gigi yang dapat sangat mempengaruhi kenyamanan dan produktivitas.
Diperlukan intervensi segera untuk memulihkan kebiasaan masyarakat agar tidak menghambat mereka mengejar berbagai ketertinggalan dan melakukan transformasi besar guna mewujudkan cita-cita menjadi negara maju.
"Terlebih lagi karena kesehatan merupakan modal utama untuk kembali bangkit dari pandemi, dan salah satu kunci tubuh yang sehat dan produktif adalah gigi dan mulut yang terawat," katanya.
Sementara drg. Ratu Mirah Afifah, Head of Professional Marketing Personal Care Unilever Indonesia mengatakan, secara konsisten, pihaknya terus mendukung edukasi dan perawatan gigi dan mulut guna mewujudkan senyum sehat Indonesia.
Hal ini menjadi semakin krusial karena survei Pepsodent memperlihatkan peningkatan permasalahan gigi dan mulut pada masyarakat selama pandemi.
Sebanyak 25 persen responden mengaku memiliki gigi berlubang baru, yang berhubungan dengan berkurangnya kebiasaan merawat kesehatan gigi dan mulut.
Ditemukan bahwa kebiasaan orang tua menyikat gigi pada pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur menurun sebesar 5 persen, bahkan pada anak penurunannya dua kali lebih besar yaitu 11 persen.
"Memprihatinkan bahwa meski pandemi sudah mereda, kebiasaan yang terlanjur terbentuk ini belum berubah signifikan. Kecenderungan yang sama terlihat di tengah masyarakat kota Medan, utamanya pada anak-anak," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
"Pemeriksaan gigi gratis dilakukan selama tiga hari mulai 9 hingga 11 November 2022" kata Direktur RSGM USU, drg. Rahmi Syaflida, Sp.BM(K) di Medan, Rabu.
Di RSGM USU, masyarakat bisa mendapatkan perawatan gigi gratis serta rangkaian edukasi mengenai pentingnya memulihkan kebiasaan menyikat gigi pagi dan malam hari serta rutin berkonsultasi ke dokter gigi, yang tercatat mengalami penurunan selama pandemi.
"Dengan demikian, diharapkan masyarakat Kota Medan dan sekitarnya dapat hidup lebih sehat dan produktif dengan senyum Indonesia," katanya.
Ia mengatakan, data pasien RSGM USU mencatat terjadinya peningkatan keluhan sakit gigi dan gigi berlubang pada anak selama pandemi, dari 13,6 persen menjadi 25 persen.
"Adapun permasalahan tersebut diakui akibat menurunnya kebiasaan merawat kesehatan gigi dan mulut selama pandemi, seperti karena rasa malas, merasa hanya di rumah saja, hingga frekuensi ngemil yang semakin sering," katanya.
Dekan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) USU Dr. drg. Essie Octiara mengatakan, 92,9 persen masyarakat di wilayah Sumatera Utara telah menyikat gigi setiap hari, namun dari persentase itu hanya 1,6 persen yang melakukannya setelah sarapan dan sebelum tidur.
Kondisi tersebut menempatkan Sumatera Utara sebagai wilayah dengan kesadaran menyikat gigi pada waktu yang tepat terendah ke-empat secara nasional dalam Riskesdas 20182
Jika kebiasaan yang terlanjur terbentuk tersebut belum berubah secara signifikan, kata dia, maka sejumlah risiko dapat timbul di balik kebiasaan buruk dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut, di antaranya gigi berlubang, infeksi gusi, hingga sakit gigi yang dapat sangat mempengaruhi kenyamanan dan produktivitas.
Diperlukan intervensi segera untuk memulihkan kebiasaan masyarakat agar tidak menghambat mereka mengejar berbagai ketertinggalan dan melakukan transformasi besar guna mewujudkan cita-cita menjadi negara maju.
"Terlebih lagi karena kesehatan merupakan modal utama untuk kembali bangkit dari pandemi, dan salah satu kunci tubuh yang sehat dan produktif adalah gigi dan mulut yang terawat," katanya.
Sementara drg. Ratu Mirah Afifah, Head of Professional Marketing Personal Care Unilever Indonesia mengatakan, secara konsisten, pihaknya terus mendukung edukasi dan perawatan gigi dan mulut guna mewujudkan senyum sehat Indonesia.
Hal ini menjadi semakin krusial karena survei Pepsodent memperlihatkan peningkatan permasalahan gigi dan mulut pada masyarakat selama pandemi.
Sebanyak 25 persen responden mengaku memiliki gigi berlubang baru, yang berhubungan dengan berkurangnya kebiasaan merawat kesehatan gigi dan mulut.
Ditemukan bahwa kebiasaan orang tua menyikat gigi pada pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur menurun sebesar 5 persen, bahkan pada anak penurunannya dua kali lebih besar yaitu 11 persen.
"Memprihatinkan bahwa meski pandemi sudah mereda, kebiasaan yang terlanjur terbentuk ini belum berubah signifikan. Kecenderungan yang sama terlihat di tengah masyarakat kota Medan, utamanya pada anak-anak," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022