Dinas Kesehatan Kota Medan, Sumatera Utara mengintensifkan surveilans melalui optimalisasi sistem kewaspadaan dini terhadap peningkatan kasus malaria serta melakukan respon cepat penanggulangan.
 
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Medan, Pocut Fatimah, Sabtu, mengatakan bahwa pengendalian kasus malaria juga dilakukan dengan melakukan pelatihan E-Sismal bagi rumah sakit rujukan hingga pelatihan E-Sismal buat Puskesmas tahun 2023.
 
"Selanjutnya mendistribusikan obat anti malaria ke rumah sakit rujukan dan melaporkan kasus malaria melalui aplikasi E-Sismal setiap bulan," katanya.
 
Dia menjelaskan, berdasarkan data sistem informasi malaria (Sismal) Kota Medan, kasus malaria di Kota Medan terhitung Januari hingga Oktober 2022 berjumlah 90 kasus.
 
Ia merincikan, pada Januari terdapat sembilan kasus, Februari lima kasus, Maret 12 kasus, April 10 kasus, Mei 13 kasus, Juni 14 kasus, Juli 15 kasus, Agustus 12 kasus.
 
Puluhan penderita malaria yang dilayani di rumah sakit rujukan Kota Medan itu berasal dari kabupaten endemis malaria dan yang bepergian ke daerah endemis malaria yakni Provinsi Papua tujuh orang, Riau lima orang, Sumatera Barat satu orang.
 
Kemudian Jawa Tengah satu orang, Labuhanbatu satu orang, Asahan 37 orang, Batubara 13 orang, Serdang Bedagai 17 orang, Nias Selatan dua orang, Labuhan Batu Utara tiga orang dan Langkat satu orang.
 
"Jadi, kasus malaria di Medan berasal dari daerah endemis," tegasnya.

Pewarta: Nur Aprilliana Br. Sitorus

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022