Delapan orang warga Desa Sibanggor Julu Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) dilarikan ke rumah sakit pada Jumat (16/9) malam karena mengalami gejala sesak nafas, mual, dan muntah.
Warga diduga terpapar Hidrogen Sulfida (HS) dari sumur T-11 milik Sorik Marapi Geotermal Power (SMGP) yang lokasinya bersebelahan dengan Desa Sibanggor Julu.
Ke delapan warga tersebut saat ini sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panyabungan dan rumah sakit Permata Madina.
Adapun warga yang dirawat tersebut adalah Alpin Husein (9), Yusri Isa Mahendra (20), Parwis (40) dan Nurhabibah (62). Ke empat warga ini mendapat perawatan di RSUD Panyabungan.
Sementara, Humaidi Nasution (25), Nazaruddin Tanjung (65), Hasmar Husein Nasution (35) dan Sangkot Masripa Nasution (48) di rawat di rmah sakit Permata Madina.
Berdasarkan pengakuan salah satu pihak keluarga bernama Abu Rizal Bakri (18), mereka sebelumnya mencium bau menyengat dari salah satu proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi PT Sorik Marapi Geothermal Power itu.
"Selepas Magrib itu, aroma gas menyengat tercium sampai ada yang muntah," katanya.
Tidak berlangsung lama, Rizal menyebut jika dirinya melihat warga lainnya juga mulai panik karena merasakan hal yang sama.
Pengakuan yang sama juga disampaikan salah seorang korban bernama Nurhabibah.
Nurhabibah mengakui jika dirinya mengalami muntah-muntah sejak mencium bau menyengat itu.
Sementara itu, Corporated Communication PT SMGP, Yani Siskartika melalui keterangan persnya, Sabtu (17/9) menjelaskan, PT SMGP melakukan kegiatan logging test sumur T-11.
Kegiatan logging sumur T-11 dilakukan untuk mengukur tekanan dan temperatur di sumur.
"Kondisi sumur tertutup, dan tidak ada aliran fluid sama sekali yang ke luar dari sumur sepanjang logging dilakukan," kata Yani
Kegiatan operasional tersebut sejauh ini berjalan normal, namun dihentikan setelah ada laporan warga yang mengeluh mencium bau.
Sementara itu, kondisi aman dan tidak ada satu pun pekerja di lokasi Pad T yang mengalami keluhan kesehatan saat pekerjaan logging. PT SMGP juga memastikan bahwa kondisi pengukuran dari alat pendeteksi gas (fixed gas detector) menunjukkan tidak ada H2S atau nol, serta tidak ada satu pun alarm H2S yang aktif.
Empat warga yang mendatangi RS Permata Madina dan empat warga lainnya di RSUD Panyabungan sedang dilakukan observasi atas keluhan yang disampaikan.
"Saat ini dapat dipastikan kondisi aman dan PT SMGP terus lakukan monitoring," jelas Yani.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
Warga diduga terpapar Hidrogen Sulfida (HS) dari sumur T-11 milik Sorik Marapi Geotermal Power (SMGP) yang lokasinya bersebelahan dengan Desa Sibanggor Julu.
Ke delapan warga tersebut saat ini sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panyabungan dan rumah sakit Permata Madina.
Adapun warga yang dirawat tersebut adalah Alpin Husein (9), Yusri Isa Mahendra (20), Parwis (40) dan Nurhabibah (62). Ke empat warga ini mendapat perawatan di RSUD Panyabungan.
Sementara, Humaidi Nasution (25), Nazaruddin Tanjung (65), Hasmar Husein Nasution (35) dan Sangkot Masripa Nasution (48) di rawat di rmah sakit Permata Madina.
Berdasarkan pengakuan salah satu pihak keluarga bernama Abu Rizal Bakri (18), mereka sebelumnya mencium bau menyengat dari salah satu proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi PT Sorik Marapi Geothermal Power itu.
"Selepas Magrib itu, aroma gas menyengat tercium sampai ada yang muntah," katanya.
Tidak berlangsung lama, Rizal menyebut jika dirinya melihat warga lainnya juga mulai panik karena merasakan hal yang sama.
Pengakuan yang sama juga disampaikan salah seorang korban bernama Nurhabibah.
Nurhabibah mengakui jika dirinya mengalami muntah-muntah sejak mencium bau menyengat itu.
Sementara itu, Corporated Communication PT SMGP, Yani Siskartika melalui keterangan persnya, Sabtu (17/9) menjelaskan, PT SMGP melakukan kegiatan logging test sumur T-11.
Kegiatan logging sumur T-11 dilakukan untuk mengukur tekanan dan temperatur di sumur.
"Kondisi sumur tertutup, dan tidak ada aliran fluid sama sekali yang ke luar dari sumur sepanjang logging dilakukan," kata Yani
Kegiatan operasional tersebut sejauh ini berjalan normal, namun dihentikan setelah ada laporan warga yang mengeluh mencium bau.
Sementara itu, kondisi aman dan tidak ada satu pun pekerja di lokasi Pad T yang mengalami keluhan kesehatan saat pekerjaan logging. PT SMGP juga memastikan bahwa kondisi pengukuran dari alat pendeteksi gas (fixed gas detector) menunjukkan tidak ada H2S atau nol, serta tidak ada satu pun alarm H2S yang aktif.
Empat warga yang mendatangi RS Permata Madina dan empat warga lainnya di RSUD Panyabungan sedang dilakukan observasi atas keluhan yang disampaikan.
"Saat ini dapat dipastikan kondisi aman dan PT SMGP terus lakukan monitoring," jelas Yani.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022