Aparat kepolisian diminta untuk mengusut tuntas kasus bocah SD yang ditikam pamannya hingga tewas di Kabupaten Deliserdang.
Penegasan itu disampaikan Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi menjawab pertanyaan ANTARA ditanya soal kasus tersebut.
"Polrestabes Medan harus segera menangkap pelaku, apalagi indentitasnya sudah diketahui," ujar pria yang akrab disapa Kak Seto, Kamis (11/8).
Ia menyebutkan, penikaman dilakukan oleh pelaku terhadap korban merupakan kejahatan yang sangat sadis. Oleh karena itu, penanganan kasusnya jangan berlarut-larut.
"Kami menerima informasi bahwa pelaku belum tertangkap. Oleh karenanya, jangan terkesan tidak ada langkah penanganan serius oleh polisi," sebutnya.
Baca juga: Polisi: Pembunuh siswa SD dalam kelas punya riwayat gangguan jiwa
Selain itu, LPAI juga meminta kepada Pemerintah Provinsi Sumatra Utara dan Kabupaten Deliserdang agar memberikan pendampingan sikologis terhadap teman sebaya korban yang melihat langsung kejadian penikaman.
"Korban ditikam pelaku dihadapan teman yang berada di sekolah. Kejadian tersebut tentu membuat temannya merasa ketakutan. Untuk itu, harus benar-benar ditangani psikolog yang ahli," pintahnya.
Sementara pejabat sementara (PS) Kasatrekrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir Mustafa yang dikonfirmasi menyatakan sedang mencari keberadaan pelaku.
"Kita masih mencari-cari pelaku," kata Fathir dihubungi melalui sambungan telepon seluler.
Seorang bocah yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) ditikam paman pakai sebilah pisau di bagian dada sebelah kiri, pada Selasa (9/8).
Kejadian itu dialami korban berusia 10 tahun saat sedang mengikuti aktivitas belajar mengajar di sekolahnya di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang.
Akibat kejadian tersebut, siswa kelas IV ini meregang nyawa dengan darah bercucuran.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022