Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar meminta pemerintah desa untuk memprioritaskan pengembangan potensi dan keunikan desa agar ekonomi desa bangkit.
"Setiap desa harus memiliki ciri khas tertentu sehingga pariwisata yang dikembangkan bisa bersifat terus menerus dan tidak bisa ditiru," ujar Mendes PDTT dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan, dengan mengembangkan potensi dan keunikan desa maka pembangunannya bisa dimanfaatkan jangka panjang, bersifat terus menerus, dan menjadi ciri khas yang tidak hanya mengikuti tren.
Ia menambahkan, sektor wisata menjadi salah satu bidang yang banyak dipilih dalam membangun desa dengan beberapa hal yang menjanjikan salah satunya berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: Rp34,72 triliun Dana Desa sudah tersalur ke rekening kas desa
Oleh karena itu, lanjut dia, dalam pengembangan desa wisata dibutuhkan pondasi yang kuat dan banyak inovasi untuk terus membuatnya menarik.
Menurutnya, sektor Desa Wisata masih menjadi andalan dalam mendorong kebangkitan ekonomi desa pasca pandemi. Momen lebaran dan liburan telah berdampak pada lonjakan tajam kunjungan wisatawan ke desa-desa.
"Setelah mengalami penurunan pada tahun 2020 dan 2021, lebaran dan liburan tahun 2022 jadi momentum desa wisata bangkit kembali atau rebound," tutur menteri yang biasa Gus Halim.
Ia memaparkan, pada lebaran tahun 2020 dan 2021 lalu hanya 5,8 juta dan 9,8 juta orang yang mudik ke desa, pada tahun 2022 melonjak menjadi 85 juta pemudik.
Pada periode itu, disampaikan, volume uang yang beredar selama lebaran juga naik tajam dari Rp5,8 triliun pada 2020 dan Rp9,8 trilliun pada 2021 menjadi Rp85,5 trilliun pada 2022.
"Dari data itu menegaskan bahwa lebaran dan liburan menjadi momentum kehadiran orang di desa berikut perputaran uang pembelanjaan di desa," tuturnya.
Ia mengatakan, pariwisata menjadi salah satu sektor yang terimbas paling parah akibat pandemi COVID-19. Oleh karena itu, Kemendes PDTT terus melakukan berbagai strategi agar momen rebound kunjungan wisatawan berdampak pada desa wisata yang berkembang dan berkelanjutan.
Dalam rangka mengoptimalkan promosi desa wisata, Gus Halim mengatakan, Kemendes PDTT juga telah mengembangkan aplikasi Desa Wisata Nusantara yang telah dirilis pada 6 Januari 2022.
"Aplikasi ini memudahkan kita untuk mengunjungi banyak tempat di satu waktu," ucapnya.
Di samping itu, lanjut dia, Kemendes PDTT juga telah mengadakan lomba promosi Desa Wisata Nusantara Tahun 2022 untuk mendorong desa-desa wisata yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan BUMDes Bersama tumbuh dan bangkit pasca pandemi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
"Setiap desa harus memiliki ciri khas tertentu sehingga pariwisata yang dikembangkan bisa bersifat terus menerus dan tidak bisa ditiru," ujar Mendes PDTT dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan, dengan mengembangkan potensi dan keunikan desa maka pembangunannya bisa dimanfaatkan jangka panjang, bersifat terus menerus, dan menjadi ciri khas yang tidak hanya mengikuti tren.
Ia menambahkan, sektor wisata menjadi salah satu bidang yang banyak dipilih dalam membangun desa dengan beberapa hal yang menjanjikan salah satunya berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: Rp34,72 triliun Dana Desa sudah tersalur ke rekening kas desa
Oleh karena itu, lanjut dia, dalam pengembangan desa wisata dibutuhkan pondasi yang kuat dan banyak inovasi untuk terus membuatnya menarik.
Menurutnya, sektor Desa Wisata masih menjadi andalan dalam mendorong kebangkitan ekonomi desa pasca pandemi. Momen lebaran dan liburan telah berdampak pada lonjakan tajam kunjungan wisatawan ke desa-desa.
"Setelah mengalami penurunan pada tahun 2020 dan 2021, lebaran dan liburan tahun 2022 jadi momentum desa wisata bangkit kembali atau rebound," tutur menteri yang biasa Gus Halim.
Ia memaparkan, pada lebaran tahun 2020 dan 2021 lalu hanya 5,8 juta dan 9,8 juta orang yang mudik ke desa, pada tahun 2022 melonjak menjadi 85 juta pemudik.
Pada periode itu, disampaikan, volume uang yang beredar selama lebaran juga naik tajam dari Rp5,8 triliun pada 2020 dan Rp9,8 trilliun pada 2021 menjadi Rp85,5 trilliun pada 2022.
"Dari data itu menegaskan bahwa lebaran dan liburan menjadi momentum kehadiran orang di desa berikut perputaran uang pembelanjaan di desa," tuturnya.
Ia mengatakan, pariwisata menjadi salah satu sektor yang terimbas paling parah akibat pandemi COVID-19. Oleh karena itu, Kemendes PDTT terus melakukan berbagai strategi agar momen rebound kunjungan wisatawan berdampak pada desa wisata yang berkembang dan berkelanjutan.
Dalam rangka mengoptimalkan promosi desa wisata, Gus Halim mengatakan, Kemendes PDTT juga telah mengembangkan aplikasi Desa Wisata Nusantara yang telah dirilis pada 6 Januari 2022.
"Aplikasi ini memudahkan kita untuk mengunjungi banyak tempat di satu waktu," ucapnya.
Di samping itu, lanjut dia, Kemendes PDTT juga telah mengadakan lomba promosi Desa Wisata Nusantara Tahun 2022 untuk mendorong desa-desa wisata yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan BUMDes Bersama tumbuh dan bangkit pasca pandemi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022