Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara memberikan apresiasi kepada Federasi Triathlon Indonesia (FTI) yang menggelar pelatihan bagi wasit -juri sebagai upaya peningkatan kompetensi wasit-juri di daerah itu.
"Kami sangat bangga atas kegiatan pelatihan wasit-juri yang digelar FTI. Kegiatan ini merupakan salah satu persiapan menuju PON XXI/2024 dimana Sumut tuan rumah bersama Aceh," kata Kabid Pembudayaan Olahraga Dispora Sumut, Josua Sinurat, di Medan, Senin.
Peningkatan juri-wasit, lanjut dia, tentunya bagian yang tidak dapat ditinggalkan, mengingat setiap pertandingan olahraga membutuhkan wasit-juri untuk memimpin jalannya pertandingan dengan baik.
"Ke depan harapannya semakin banyak lagi digelar pelatihan bagi wasit-juri. Artinya pembinaan yang dilakukan terhadap atlet juga sejalan dengan peningkatan kapasitas juri-wasit," katanya.
Mantan atlet gulat nasional ini menerangkan pada PON 2024, Aceh mempertandingkan 32 cabang olahraga termasuk triathlon dan Sumut mempertandingkan 33 cabang olahraga.
Triathlon merupakan olahraga yang terdiri dari lari, balap sepeda dan renang. Tentunya sangat memerlukan energi luar biasa dan harus memiliki fisik yang prima bagi atlet bertanding.
"Untuk itu perlu persiapan yang matang bagi atlet. Untuk pengembangan pembinaan atlet harus disesuaikan dengan daerah dengan pantai, misalnya Medan dekat dengan Belawan dan Sibolga juga dekat dengan pantai serta Tanjungbalai dan Asahan juga daerah yang memiliki pantai.
"Selain itu, perlu peranan penting bagi wasit-juri kesiapan para atlet tersebut. Tentunya menilai atlet saat bertanding sesuai dengan aturan yang berlaku," tutur Josua.
Sebelumnya Ketua FTI Sumut Yopie War mengatakan tujuan pelatihan wasit-juri yang mereka gelar demi meningkatkan SDM khususnya di Sumut dan juga merupakan program FTI Sumut. Apalagi wasit-juri di Sumut sangat minim dan tentu persiapan PON XXI 2024, di mana triathlon diadakan di Aceh.
Ia menambahkan materi pelatihan wasit-juri terdiri dari sport leadership, manajemen organisasi FTI, competition ruler world triathlon dengan materi transition area, swimming, bike dan run.
"Bagi para peserta yang mengikuti pelatihan merupakan level provinsi dan dapat ditingkatkan menjadi level nasional. Untuk saat ini Sumut memiliki 3 wasit-juri nasional sehingga ke depannya Sumut memiliki minimal 10 wasit-juri nasional", tutur Yopie.
Sambung Yopie, pada PON XX/2021 di Papua triathlon dipertandingkan sebagai partai eksibisi. Untuk PON Sumut-Aceh para atlet yang berlaga telah mendapat medali untuk kontribusi masing-masing provinsi. Untuk Indonesia cabor triathlon telah mengikuti kegiatan internasional seperti SEA Games.
Kendala bagi triathlon Sumut sampai saat ini belum terdaftar di KONI Sumut. Padahal triathlon Sumut telah terbentuk pada 2015.
Meskipun belum terdaftar di KONI Sumut, pengurus FTI Sumut berusaha maksimal untuk memberikan kontribusi medali untuk kontingen Sumut.
"Untuk saat ini telah terbentuk sebanyak 11 kepengurusan triathlon di kota/kabupaten yaitu Medan, Deliserdang, Batubara, Asahan, Tanjungbalai, Karo, Samosir, Sibolga, Tapteng, Binjai dan Langkat.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
"Kami sangat bangga atas kegiatan pelatihan wasit-juri yang digelar FTI. Kegiatan ini merupakan salah satu persiapan menuju PON XXI/2024 dimana Sumut tuan rumah bersama Aceh," kata Kabid Pembudayaan Olahraga Dispora Sumut, Josua Sinurat, di Medan, Senin.
Peningkatan juri-wasit, lanjut dia, tentunya bagian yang tidak dapat ditinggalkan, mengingat setiap pertandingan olahraga membutuhkan wasit-juri untuk memimpin jalannya pertandingan dengan baik.
"Ke depan harapannya semakin banyak lagi digelar pelatihan bagi wasit-juri. Artinya pembinaan yang dilakukan terhadap atlet juga sejalan dengan peningkatan kapasitas juri-wasit," katanya.
Mantan atlet gulat nasional ini menerangkan pada PON 2024, Aceh mempertandingkan 32 cabang olahraga termasuk triathlon dan Sumut mempertandingkan 33 cabang olahraga.
Triathlon merupakan olahraga yang terdiri dari lari, balap sepeda dan renang. Tentunya sangat memerlukan energi luar biasa dan harus memiliki fisik yang prima bagi atlet bertanding.
"Untuk itu perlu persiapan yang matang bagi atlet. Untuk pengembangan pembinaan atlet harus disesuaikan dengan daerah dengan pantai, misalnya Medan dekat dengan Belawan dan Sibolga juga dekat dengan pantai serta Tanjungbalai dan Asahan juga daerah yang memiliki pantai.
"Selain itu, perlu peranan penting bagi wasit-juri kesiapan para atlet tersebut. Tentunya menilai atlet saat bertanding sesuai dengan aturan yang berlaku," tutur Josua.
Sebelumnya Ketua FTI Sumut Yopie War mengatakan tujuan pelatihan wasit-juri yang mereka gelar demi meningkatkan SDM khususnya di Sumut dan juga merupakan program FTI Sumut. Apalagi wasit-juri di Sumut sangat minim dan tentu persiapan PON XXI 2024, di mana triathlon diadakan di Aceh.
Ia menambahkan materi pelatihan wasit-juri terdiri dari sport leadership, manajemen organisasi FTI, competition ruler world triathlon dengan materi transition area, swimming, bike dan run.
"Bagi para peserta yang mengikuti pelatihan merupakan level provinsi dan dapat ditingkatkan menjadi level nasional. Untuk saat ini Sumut memiliki 3 wasit-juri nasional sehingga ke depannya Sumut memiliki minimal 10 wasit-juri nasional", tutur Yopie.
Sambung Yopie, pada PON XX/2021 di Papua triathlon dipertandingkan sebagai partai eksibisi. Untuk PON Sumut-Aceh para atlet yang berlaga telah mendapat medali untuk kontribusi masing-masing provinsi. Untuk Indonesia cabor triathlon telah mengikuti kegiatan internasional seperti SEA Games.
Kendala bagi triathlon Sumut sampai saat ini belum terdaftar di KONI Sumut. Padahal triathlon Sumut telah terbentuk pada 2015.
Meskipun belum terdaftar di KONI Sumut, pengurus FTI Sumut berusaha maksimal untuk memberikan kontribusi medali untuk kontingen Sumut.
"Untuk saat ini telah terbentuk sebanyak 11 kepengurusan triathlon di kota/kabupaten yaitu Medan, Deliserdang, Batubara, Asahan, Tanjungbalai, Karo, Samosir, Sibolga, Tapteng, Binjai dan Langkat.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022