Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Kota Medan sepakat mendukung upaya PT Perkebunan Nusantara (PTPN) 2 mempertahankan tanaman Tembakau Deli.
"Bukan hanya karena nilai ekonominya yang masih bagus dan potensial, tetapi juga karena nilai sejarahnya,"ujar Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumut, Lies Handayani di Medan, Kamis.
Dia mengatakan itu pada Diskusi Media, Tembakau Deli, Histori, Kontribusi dan Pemberdayaan Perempuan yang diinisiasi oleh Forum Wartawan Industri Sumut (FORWINDSU).
Sumut, katanya, berupaya menjadikan tanaman tembakau menjadi "heritage" (warisan).
Keinginan itu melihat fakta, lahan tembakau yang semakin menipis atau tinggal di enam kabupaten, sementara tanaman itu memiliki sejarah dalam perekonomian Sumut.
Sumut mendapatkan alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCHT) yang dananya disalurkan untuk program pengembangan kualitas bahan baku (barley dan virginia) yan pasarnya memang terbatas.
Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman mengatakan, Tembakau Deli merupakan bagian erat dari sejarah Kota Medan dan Sumut.
"Tembakau Deli harus dikembangkan lagi dan diharapkan bisa menjadi kawasan/objek wisata,"katanya.
Baca juga: Pemprov Sumut tanggung biaya rehabilitasi 1.000 pecandu narkoba
Dia meyakini, objek wisata Tembakau Deli itu akan diminati wisatawan khususnya wisatawan mancanegara.
.
Sekjen Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI), Hananto Wibisono. mengatakan cukai hasil tembakau (CHT) menjadi penyumbang terbesar penerimaan negara.
Manager SEVP Operation PTPN II Edy Marlon, mengatakan, perusahaan bekerja keras untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas Tembakau Deli.
"Tembakau Deli mempunyai nilai jual lebih baik dibandingkan tembakau lain di dunia karena aroma yang khas dengan rasa sangat berbeda dari tembakau pada umumnya,"katanya.
..
Tembakau Deli membutuhkan perawatan khusus mulai dari proses pembibitan sampai panen dan hal itu menjadi tantangan besar bagi PTPN 2.
Pemerhati perempuan yang juga dosen K3 Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, Eka Lestari Mahyuni, mengatakan, tanaman tembakau memiliki hubungan erat dengan perkembangan pekerja perempuan.
Data menunjukkan, hampir 90 persen sektor tanaman tembakau itu menyerap tenaga kerja perempuan karena dinilai lebih teliti untuk menentukan daun yang berkualitas.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
"Bukan hanya karena nilai ekonominya yang masih bagus dan potensial, tetapi juga karena nilai sejarahnya,"ujar Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumut, Lies Handayani di Medan, Kamis.
Dia mengatakan itu pada Diskusi Media, Tembakau Deli, Histori, Kontribusi dan Pemberdayaan Perempuan yang diinisiasi oleh Forum Wartawan Industri Sumut (FORWINDSU).
Sumut, katanya, berupaya menjadikan tanaman tembakau menjadi "heritage" (warisan).
Keinginan itu melihat fakta, lahan tembakau yang semakin menipis atau tinggal di enam kabupaten, sementara tanaman itu memiliki sejarah dalam perekonomian Sumut.
Sumut mendapatkan alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCHT) yang dananya disalurkan untuk program pengembangan kualitas bahan baku (barley dan virginia) yan pasarnya memang terbatas.
Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman mengatakan, Tembakau Deli merupakan bagian erat dari sejarah Kota Medan dan Sumut.
"Tembakau Deli harus dikembangkan lagi dan diharapkan bisa menjadi kawasan/objek wisata,"katanya.
Baca juga: Pemprov Sumut tanggung biaya rehabilitasi 1.000 pecandu narkoba
Dia meyakini, objek wisata Tembakau Deli itu akan diminati wisatawan khususnya wisatawan mancanegara.
.
Sekjen Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI), Hananto Wibisono. mengatakan cukai hasil tembakau (CHT) menjadi penyumbang terbesar penerimaan negara.
Manager SEVP Operation PTPN II Edy Marlon, mengatakan, perusahaan bekerja keras untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas Tembakau Deli.
"Tembakau Deli mempunyai nilai jual lebih baik dibandingkan tembakau lain di dunia karena aroma yang khas dengan rasa sangat berbeda dari tembakau pada umumnya,"katanya.
..
Tembakau Deli membutuhkan perawatan khusus mulai dari proses pembibitan sampai panen dan hal itu menjadi tantangan besar bagi PTPN 2.
Pemerhati perempuan yang juga dosen K3 Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, Eka Lestari Mahyuni, mengatakan, tanaman tembakau memiliki hubungan erat dengan perkembangan pekerja perempuan.
Data menunjukkan, hampir 90 persen sektor tanaman tembakau itu menyerap tenaga kerja perempuan karena dinilai lebih teliti untuk menentukan daun yang berkualitas.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022