PT PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumatera Utara mendukung penuh pemanfaatan material sisa limbah batubara dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pangkalan Susu, Sumatera Utara.
PLN UIW Sumut mengimplementasikan penggunaan Fly Ash and Bottom Ash (FABA) di kantor PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Tebing Tinggi.Dimana FABA tersebut digunakan sebagai tanah timbunan dan paving blok dengan luas area 1.600 meter persegi," kata General Manajer PLN UIW Sumut Pandapotan Manurung, dalam keterangan tertulis, Kamis.
Pandapotan menyebutkan, Sumut berpotensi mengembangkan FABA bukan sebagai limbah beracun dan harus dibuang percuma, tetapi sebagai limbah non-B3 yang bisa dikembangkan menjadi komoditas lain bernilai ekonomi tinggi.
"Jumlah limbah ini cukup besar karena PLN masih mengandalkan sebagian besar sumber energi dari pembangkit listrik berbahan bakar batubara," ucapnya.
Baca juga: PLN Sumut gelar bakti PDKB wujudkan listrik handal bulan Ramadhan
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, proyeksi kebutuhan batubara hingga 2007 sebesar 162 juta ton.Prediksi potensi FABA yang dihasilkan sebesar 16,2 juta ton, dengan asumsi 10 persen dari pemakaian batubara akan menjadi abu atau FABA.
Dari hasil penelitian secara ilmiah, tidak ada dampak negatif atau senyawa kimia yang berbahaya dari penggunaan FABA di masyarakat.FABA mengandung logam tanah jarang atau Rare Earth Element (REE) sebesar 2.000 ppm atau lebih tinggi 10 kali lipat bila dibandingkan kandungan pada batubara.Sebaliknya, FABA bisa digunakan sebagai bahan baku berbagai komoditas bahan bangunan.
Pemerintah Indonesia saat ini sedang melakukan penyusunan regulasi terkait pengelolaan dan penggunaan FABA untuk kepentingan industri turunan.
Standar operasional prosedur (SOP) pengelolaan FABA itu nantinya akan menjadi acuan bagi seluruh kegiatan PLTU dalam mengelola limbah tersebut.
Dengan demikian, FABA bisa dikelola secara baik sehingga lebih aman bagi lingkungan dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
PLN UIW Sumut mengimplementasikan penggunaan Fly Ash and Bottom Ash (FABA) di kantor PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Tebing Tinggi.Dimana FABA tersebut digunakan sebagai tanah timbunan dan paving blok dengan luas area 1.600 meter persegi," kata General Manajer PLN UIW Sumut Pandapotan Manurung, dalam keterangan tertulis, Kamis.
Pandapotan menyebutkan, Sumut berpotensi mengembangkan FABA bukan sebagai limbah beracun dan harus dibuang percuma, tetapi sebagai limbah non-B3 yang bisa dikembangkan menjadi komoditas lain bernilai ekonomi tinggi.
"Jumlah limbah ini cukup besar karena PLN masih mengandalkan sebagian besar sumber energi dari pembangkit listrik berbahan bakar batubara," ucapnya.
Baca juga: PLN Sumut gelar bakti PDKB wujudkan listrik handal bulan Ramadhan
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, proyeksi kebutuhan batubara hingga 2007 sebesar 162 juta ton.Prediksi potensi FABA yang dihasilkan sebesar 16,2 juta ton, dengan asumsi 10 persen dari pemakaian batubara akan menjadi abu atau FABA.
Dari hasil penelitian secara ilmiah, tidak ada dampak negatif atau senyawa kimia yang berbahaya dari penggunaan FABA di masyarakat.FABA mengandung logam tanah jarang atau Rare Earth Element (REE) sebesar 2.000 ppm atau lebih tinggi 10 kali lipat bila dibandingkan kandungan pada batubara.Sebaliknya, FABA bisa digunakan sebagai bahan baku berbagai komoditas bahan bangunan.
Pemerintah Indonesia saat ini sedang melakukan penyusunan regulasi terkait pengelolaan dan penggunaan FABA untuk kepentingan industri turunan.
Standar operasional prosedur (SOP) pengelolaan FABA itu nantinya akan menjadi acuan bagi seluruh kegiatan PLTU dalam mengelola limbah tersebut.
Dengan demikian, FABA bisa dikelola secara baik sehingga lebih aman bagi lingkungan dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022