Di tengah pandemi, kesempatan bagi anak untuk bermain dengan bebas menjadi terkendala. Sebagian besar mereka lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.
Akibatnya masa-masa untuk berinteraksi dengan teman sebaya menjadi berkurang. Oleh karena itu, mainan menjadi salah satu hal penting yang menemani hari-hari mereka.
Namun sebenarnya seberapa penting arti mainan untuk anak? Baik disadari atau tidak, orang tua kerap kali tak pernah mempersoalkan saat membelikan mainan untuk anaknya.
Baca juga: Vaksinasi anak usia 6-11 tahun di Medan sudah 30,21 persen
Di balik semuanya itu, ternyata ada begitu banyak manfaat mainan bagi pertumbuhan anak.
Dan berapapun usia anak, mainan merupakan sesuatu yang memang menyenangkan bagi mereka.
Menurut banyak riset yang sudah dilakukan, mainan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan otak, sosial, emosional, dan fisik anak.
Otak anak ibarat spon yang siap menyerap informasi apa pun yang diterima, sehingga mainan dapat menjadi salah satu sarana mereka untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar serta belajar hal baru.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga bahkan saat perayaan Hari Anak Nasional beberapa waktu lalu secara khusus menyelenggarakan Festival Permainan Tradisional Indonesia.
Bintang melihat dunia anak adalah dunia bermain sehingga orang dewasa harus bisa menyediakan iklim yang mendukung dengan baik agar pertumbuhan anak bisa optimal.
Dengan permainan, orang tua bisa memasukkan unsur-unsur pendidikan di dalamnya. Dalam hal ini orang tua memiliki peran yang signifikan dalam memilihkan jenis permainan yang edukatif dan tidak membahayakan anak-anak mereka ketika bermain.
Mainan juga akan menyehatkan anak baik secara fisik maupun mental, dan melalui permainan itulah anak-anak bisa terlatih kemampuan motorik dirinya bahkan mengasah kemampuan imajinasi anak.
Pedagogis asal Jerman Friedrich Wilhelm August Frobel mengemukakan bahwa bermain penting dalam belajar. Kegiatan bermain sangat dinikmati anak dan mainan yang sangat disukai anak dapat digunakan untuk menarik perhatian serta mengembangkan kapasitas dan pengetahuan anak tersebut.
Tokoh-tokoh seperti Plato, Aristoteles, dan Frobel melihat bermain sebagai kegiatan yang mempunyai nilai praktis, artinya bermain digunakan sebagai media untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan tertentu pada anak.
Mainan Edukatif
Lalu seperti apa mainan yang paling efektif mendukung tumbuh kembang anak? Tentu saja mainan yang mampu memberikan nilai edukasi bagi anak secara optimal.
Mayke Sugianto, T. (1995) dalam bukunya berjudul Bermain, Mainan, dan Permainan, mengemukakan bahwa alat permainan edukatif adalah alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan.
Maka dalam beberapa waktu terakhir, ragam mainan untuk anak pun semakin variatif. Banyak produsen mainan anak dari berbagai segmen pasar mengembangkan produk kreatif mereka untuk menunjang kebutuhan pasar.
Mainan edukatif pun menjadi salah satu yang banyak dikembangkan dan banyak menjadi pilihan dan bahkan kerap menjadi favorit orang tua untuk diberikan kepada anaknya.
Di Indonesia misalnya ada Rajakidzone, yang dikenal sebagai merek mainan edukatif anak yang membantu anak belajar.
Meskipun baru dirintis sejak 2021, merek yang lahir dari sebuah industri cetak digital ini nyatanya mampu menggarap peluang dari ceruk pasar di segmen mainan edukatif.
Hana Tazkiyatunnisa, pemilik Rajakidzone mengakui bahwa saat ini sudah mulai banyak orang tua yang menyadari pentingnya memilihkan mainan edukatif khususnya di tengah pandemi.
Maka ia pun fokus menggarap pasar mainan edukatif yang memang secara spesifik mengkhususkan diri merancang permainan untuk kepentingan pendidikan.
Ibu dua anak itu juga menyadari bahwa bisnis yang dikembangkan dirinya itu berawal dari kepedulian pada harapan agar anak terampil dan semakin cerdas dengan ketrampilan fisik, dan menjauhi ketergantungan pada gawai dan dunia maya.
Kemudian dibuat beberapa disiplin pada mainan kreatif agar anak bahagia dengan mainan fisik.
Kesadaran itu juga dilatarbelakangi oleh pandemi COVID-19 yang membuat anak banyak menghabiskan waktu di rumah. Maka keberadaan mainan edukatif sangat diperlukan untuk membantu mereka belajar.
Inovasi Edukasi
Dalam perkembangannya produsen mainan anak memang dituntut untuk semakin inovatif dalam menciptakan mainan edukatif.
Mainan yang tidak sekadar namun juga tingkat keamanannya terjamin sehingga anak bisa mendapatkan manfaat tanpa ada kekhawatiran terluka. Artinya kontrol terhadap produksi juga harus baik.
Pada dasarnya mainan anak idealnya memuat konten edukatif pembelajaran untuk stimulus pertumbuhan dan kecerdasan. Dan jika diperlukan mendapatkan supervisi dari pakar yang fokus pada tumbuh kembang anak.
Hana Tazkiyatunnisa mengatakan dalam membuat mainan anak diperlukan bahan yang awet dan aman bagi anak. Hasil cetakan bagus dan pemilihan warna yang menarik.
Inovasi juga harus selalu dilakukan ditunjang dengan studi mainan dalam bidang sejenis yang lebih edukatif dan bermanfaat bagi anak dan tetap menyeimbangkan antara idealisme pendidikan dengan tren pasar.
Beberapa bahan atau material yang aman di antaranya bahan dasar yang baru seperti "mdf", flanel, dan kain.
Sementara ragamnya pun disesuaikan dengan kebutuhan usia anak. Batita dengan balita tentunya memiliki preferensi dan pilihan mainan yang berbeda.
Dan dengan semakin banyaknya ragam mainan anak edukatif saat ini membuat orang tua memiliki beragam pilihan mudah untuk mencerdaskan buah hati.
Meski demikian, pastikan anak tetap terpantau ketika bermain dan batasi waktu bermain anak dengan kegiatan lain, seperti makan dan istirahat.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
Akibatnya masa-masa untuk berinteraksi dengan teman sebaya menjadi berkurang. Oleh karena itu, mainan menjadi salah satu hal penting yang menemani hari-hari mereka.
Namun sebenarnya seberapa penting arti mainan untuk anak? Baik disadari atau tidak, orang tua kerap kali tak pernah mempersoalkan saat membelikan mainan untuk anaknya.
Baca juga: Vaksinasi anak usia 6-11 tahun di Medan sudah 30,21 persen
Di balik semuanya itu, ternyata ada begitu banyak manfaat mainan bagi pertumbuhan anak.
Dan berapapun usia anak, mainan merupakan sesuatu yang memang menyenangkan bagi mereka.
Menurut banyak riset yang sudah dilakukan, mainan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan otak, sosial, emosional, dan fisik anak.
Otak anak ibarat spon yang siap menyerap informasi apa pun yang diterima, sehingga mainan dapat menjadi salah satu sarana mereka untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar serta belajar hal baru.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga bahkan saat perayaan Hari Anak Nasional beberapa waktu lalu secara khusus menyelenggarakan Festival Permainan Tradisional Indonesia.
Bintang melihat dunia anak adalah dunia bermain sehingga orang dewasa harus bisa menyediakan iklim yang mendukung dengan baik agar pertumbuhan anak bisa optimal.
Dengan permainan, orang tua bisa memasukkan unsur-unsur pendidikan di dalamnya. Dalam hal ini orang tua memiliki peran yang signifikan dalam memilihkan jenis permainan yang edukatif dan tidak membahayakan anak-anak mereka ketika bermain.
Mainan juga akan menyehatkan anak baik secara fisik maupun mental, dan melalui permainan itulah anak-anak bisa terlatih kemampuan motorik dirinya bahkan mengasah kemampuan imajinasi anak.
Pedagogis asal Jerman Friedrich Wilhelm August Frobel mengemukakan bahwa bermain penting dalam belajar. Kegiatan bermain sangat dinikmati anak dan mainan yang sangat disukai anak dapat digunakan untuk menarik perhatian serta mengembangkan kapasitas dan pengetahuan anak tersebut.
Tokoh-tokoh seperti Plato, Aristoteles, dan Frobel melihat bermain sebagai kegiatan yang mempunyai nilai praktis, artinya bermain digunakan sebagai media untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan tertentu pada anak.
Mainan Edukatif
Lalu seperti apa mainan yang paling efektif mendukung tumbuh kembang anak? Tentu saja mainan yang mampu memberikan nilai edukasi bagi anak secara optimal.
Mayke Sugianto, T. (1995) dalam bukunya berjudul Bermain, Mainan, dan Permainan, mengemukakan bahwa alat permainan edukatif adalah alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan.
Maka dalam beberapa waktu terakhir, ragam mainan untuk anak pun semakin variatif. Banyak produsen mainan anak dari berbagai segmen pasar mengembangkan produk kreatif mereka untuk menunjang kebutuhan pasar.
Mainan edukatif pun menjadi salah satu yang banyak dikembangkan dan banyak menjadi pilihan dan bahkan kerap menjadi favorit orang tua untuk diberikan kepada anaknya.
Di Indonesia misalnya ada Rajakidzone, yang dikenal sebagai merek mainan edukatif anak yang membantu anak belajar.
Meskipun baru dirintis sejak 2021, merek yang lahir dari sebuah industri cetak digital ini nyatanya mampu menggarap peluang dari ceruk pasar di segmen mainan edukatif.
Hana Tazkiyatunnisa, pemilik Rajakidzone mengakui bahwa saat ini sudah mulai banyak orang tua yang menyadari pentingnya memilihkan mainan edukatif khususnya di tengah pandemi.
Maka ia pun fokus menggarap pasar mainan edukatif yang memang secara spesifik mengkhususkan diri merancang permainan untuk kepentingan pendidikan.
Ibu dua anak itu juga menyadari bahwa bisnis yang dikembangkan dirinya itu berawal dari kepedulian pada harapan agar anak terampil dan semakin cerdas dengan ketrampilan fisik, dan menjauhi ketergantungan pada gawai dan dunia maya.
Kemudian dibuat beberapa disiplin pada mainan kreatif agar anak bahagia dengan mainan fisik.
Kesadaran itu juga dilatarbelakangi oleh pandemi COVID-19 yang membuat anak banyak menghabiskan waktu di rumah. Maka keberadaan mainan edukatif sangat diperlukan untuk membantu mereka belajar.
Inovasi Edukasi
Dalam perkembangannya produsen mainan anak memang dituntut untuk semakin inovatif dalam menciptakan mainan edukatif.
Mainan yang tidak sekadar namun juga tingkat keamanannya terjamin sehingga anak bisa mendapatkan manfaat tanpa ada kekhawatiran terluka. Artinya kontrol terhadap produksi juga harus baik.
Pada dasarnya mainan anak idealnya memuat konten edukatif pembelajaran untuk stimulus pertumbuhan dan kecerdasan. Dan jika diperlukan mendapatkan supervisi dari pakar yang fokus pada tumbuh kembang anak.
Hana Tazkiyatunnisa mengatakan dalam membuat mainan anak diperlukan bahan yang awet dan aman bagi anak. Hasil cetakan bagus dan pemilihan warna yang menarik.
Inovasi juga harus selalu dilakukan ditunjang dengan studi mainan dalam bidang sejenis yang lebih edukatif dan bermanfaat bagi anak dan tetap menyeimbangkan antara idealisme pendidikan dengan tren pasar.
Beberapa bahan atau material yang aman di antaranya bahan dasar yang baru seperti "mdf", flanel, dan kain.
Sementara ragamnya pun disesuaikan dengan kebutuhan usia anak. Batita dengan balita tentunya memiliki preferensi dan pilihan mainan yang berbeda.
Dan dengan semakin banyaknya ragam mainan anak edukatif saat ini membuat orang tua memiliki beragam pilihan mudah untuk mencerdaskan buah hati.
Meski demikian, pastikan anak tetap terpantau ketika bermain dan batasi waktu bermain anak dengan kegiatan lain, seperti makan dan istirahat.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022