Sanggar Anak Sungai Deli (Sasude) mengarak perahu mengelilingi pusat Kota Medan, Sumatera Utara dalam rangkaian Festival Sasude 2 pada Sabtu (8/1), sebagai simbol kritikan terhadap kondisi Sungai Deli saat ini dinilai jauh dari perhatian.
 
"Simbol perahu sebagai sarana transportasi yang kini sudah tak lagi dipakai di Sungai Deli," kata Ketua Sasude Lukman, Sabtu.
 
Sungai Deli merupakan cerminan peradaban Kota Medan sejak masa lampau. Sungai yang dahulu dikenal dengan sebutan Sei Deli ini terletak di ibu kota Provinsi Sumatera Utara, menjadikan sungai ini namanya berjaya di masa Kesultanan Deli.

 
 
Lukman menyebut bahwa pertunjukan seni tersebut sebagai upaya mengajak masyarakat untuk melindungi Sungai Deli secara utuh yang konon merupakan simbol peradaban Kota Medan.
 
Menurut dia, selain faktor perkembangan zaman, pola pikir masyarakat juga menyebabkan Sungai Deli tidak terawat dengan baik.
 
"Kondisi Sungai Deli sangat mengkhawatirkan akibat pendangkalan, penyempitan, dan penumpukan sampah," ujarnya.
 
Sejumlah kegiatan lainnya dalam Festival Sasude 2, yakni tari tradisional, musikalisasi puisi, pameran foto dan lukisan serta UMKM yang merupakan hasil karya masyarakat di bantaran Sungai Deli yang digelar di kawasan Sei Mati, di Jalan Brigjen Katamso, Medan pada Sabtu malam.
Musikalisasi puisi dalam rangkaian Festival Sasude 2 di kawasan Sei Mati, di Jalan Brigjen Katamso, Medan, Sabtu (8/1/2022) malam. ANTARA/Nur Aprilliana Br Sitorus
.
 
"Setelah mengarak perahu mengelilingi Kota Medan dilanjutkan pertunjukan-pertunjukan karya anak-anak Sungai Deli di kawasan Sei Mati," ujarnya pula.
 

Pewarta: Nur Aprilliana Br. Sitorus

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022