Air yang merendam permukiman warga Kampung Sibara-bara, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara sejak Kamis (16/12) belum juga surut.
"Malah sedikit bertambah, ketinggian air malah ada yang lebih satu meter," kata Kepala Desa Simataniari , Habibullah Harahap kepada ANTARA, Jumat (17/12) pagi.
Menurut Habibullah, Sibara-bara (terdiri dari Dusun Dua Muara Pardomuan dan Dusun Tiga Setia Baru), anak Desa Rianiate, didiami sekitar 150 kepala keluarga, dan sudah langganan banjir.
Baca juga: Pemkab Tapsel terima bantuan Alkes dari PT Agincourt Resources
"Karenanya, walau banjir yang merendam belum juga surut, mereka (warga) rata-rata masih bertahan atau sungkan meninggalkan rumahnya masing-masing, kecuali kondisi semakin mengancam," ujarnya.
Bahkan, untuk istirahat tidur dan aktivitas memasak untuk kebutuhan makan masih terus dilakukan di rumah masing-masing. Kecuali ke kebun agak terganggu, karena terendam.
"Warga pintar dan nekat. Karena sudah memodifikasi tempat tidur dan tempat memasak yang posisinya tinggi, bilamana banjir masih bisa bertahan hidup dalam rumah," katanya.
Sementara siswa siswi SD Negeri 101306 dan SMP Negeri 2 di wilayah itu, sementara terhenti, akibat sekolah itu terendam air. Tambah, keadaan cuaca sejak tadi malam hingga pagi kurang bersahat, atau hujan, sebutnya.
Meluapnya permukaan Air Sungai Batang Toru atau sungai terbesar di Kabupaten Tapanuli Selatan itu diakibatkan beberapa hari belakangan ini intensitas hujan di wilayah itu sangat tinggi.
"Meski demikian kami bersama warga berharap dan berdoa kiranya luapan air yang merendam permukiman warga ini dapat cepat surut, agar kami dapat beraktifitas normal," ucap Habibullah sambil menutup selularnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
"Malah sedikit bertambah, ketinggian air malah ada yang lebih satu meter," kata Kepala Desa Simataniari , Habibullah Harahap kepada ANTARA, Jumat (17/12) pagi.
Menurut Habibullah, Sibara-bara (terdiri dari Dusun Dua Muara Pardomuan dan Dusun Tiga Setia Baru), anak Desa Rianiate, didiami sekitar 150 kepala keluarga, dan sudah langganan banjir.
Baca juga: Pemkab Tapsel terima bantuan Alkes dari PT Agincourt Resources
"Karenanya, walau banjir yang merendam belum juga surut, mereka (warga) rata-rata masih bertahan atau sungkan meninggalkan rumahnya masing-masing, kecuali kondisi semakin mengancam," ujarnya.
Bahkan, untuk istirahat tidur dan aktivitas memasak untuk kebutuhan makan masih terus dilakukan di rumah masing-masing. Kecuali ke kebun agak terganggu, karena terendam.
"Warga pintar dan nekat. Karena sudah memodifikasi tempat tidur dan tempat memasak yang posisinya tinggi, bilamana banjir masih bisa bertahan hidup dalam rumah," katanya.
Sementara siswa siswi SD Negeri 101306 dan SMP Negeri 2 di wilayah itu, sementara terhenti, akibat sekolah itu terendam air. Tambah, keadaan cuaca sejak tadi malam hingga pagi kurang bersahat, atau hujan, sebutnya.
Meluapnya permukaan Air Sungai Batang Toru atau sungai terbesar di Kabupaten Tapanuli Selatan itu diakibatkan beberapa hari belakangan ini intensitas hujan di wilayah itu sangat tinggi.
"Meski demikian kami bersama warga berharap dan berdoa kiranya luapan air yang merendam permukiman warga ini dapat cepat surut, agar kami dapat beraktifitas normal," ucap Habibullah sambil menutup selularnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021