Sridayani Boru Tarigan salah seorang korban selamat bencana longsor di Sibolangit benar-benar tak bisa membendung lagi air matanya yang sejak tadi seperti tertahan.

Saat duduk berada di sisi kanan ujung yang menghadap ke Menteri Sosial Tri Rismaharini, air mata wanita berusia 35 tahun itu pun pecah mengisahkan tentang kejadian longsor. 

"Terdengar suara gemuruh yang sangat kencang. Ternyata ada longsor. Bersyukurlah, saya bersama keluarga bisa menyelematkan diri. Puji tuhan," cerita Sridayani dengan linangan air yang jatuh  dari kedua belah matanya, Jumat (19/11).

Baca juga: Mensos antar bantuan kemanusiaan ke lereng Sibolangit

Sesekali, Sridayani yang mengenakan baju kaos kuning menyeka airmatanya sambil menyatakan takut kembali lagi ke rumahnya yang tertimbun tanah longsor.

"Kalau diingat-ingat terasa trauma kembali ibu Mensos. Sewaktu nyenyak tidur dihujani tanah yang turun dari atas tebing hingga menimbun rumahnya," ucapnya dengan terisak-isak.

Di depan Mensos, Sridayani menyampaikan tentang nasib anak-anak di Desa Rumah Kinangkung, Kecamatan Sibolangit, yang tidak bisa bersekolah pascakejadian longsor. 

"Kami sangat berterimakasih sekali kepada ibu Mensos yang sudah hadir di posko bencana ini. Saya minta tolong untuk memperhatikan anak-anak putus sekolah karena kejadian longsor," urainya dengan terisak-isak sembari mengelap tetesan air mata.

Menteri Sosial Tri Rismaharini menyahuti hal itu mengatakan Allah SWT tidak akan menguji umatNya di luar batas kemampuan. 

"Mengenai pendidikan untuk anak-anak, kami sudah mengatasinya seperti peralatan sekolah telah disediakan. Apalagi soal sandang pangan, jangan khawatir. Stoknya banyak," pungkasnya. 

Bencana longsor terjadi di Desa Rumah Kinangkung, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (11/11) malam.

Akibat kejadian itu sebanyak 10 rumah tertimbun tanah longsor. Bahkan, seorang warga meninggal dunia dan terluka. 

Pewarta: Rahmat Hidayat

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021